Hadiah Allah SWT Untuk Para Aktifis Muhammadiyah

Oleh : Robby Karman
( Ketua DPD Ikatan Mahaiswa Muhammadiyah Jawa Barat )
Muhammadiyah adalah gerakan yang tidak terlalu peduli untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatannya. Hal ini dikarenakan publikasi bukanlah hal yang urgen bagi Muhammadiyah. Berbeda halnya dengan partai politik yang harus rajin mempublikasikan dirinya sendiri sebagai pencitraan. Tujuan parpol adalah meraih simpati massa sebanyak-banyaknya, maka pencitraan menjadi penting. Sementara tujuan Muhammadiyah adalah memberi manfaat sebanyak-banyaknya, maka pencitraan menjadi tidak penting.
Masyarakat Indonesia kebanyakan sudah mengenal Muhammadiyah, walau hanya sebatas namanya saja. Setidaknya masyarakat tahu bahwa Muhammadiyah itu ormas yang mendirikan panti asuhan, sekolah, rumah sakit dll. Pemahaman yang lebih tentang Muhammadiyah hanya dimiliki oleh simpatisan atau kadernya saja. Sekali lagi hal ini dikarenakan warga Muhammadiyah kurang ekspansif menyebarkan fahamnya.
Ternyata Gusti Allah ora sare, Dia tahu bahwa banyak diantara aktifis-aktifis Muhammadiyah bekerja dalam sunyi. Jauh dari hingar bingar dan hiruk pikuk pencitraan media. Menebar kemanfaatan tanpa menghiraukan harta dan jabatan. Dengan penuh dedikasi menjadikan Muhammadiyah sebagai sarana mengabdi dan menebarkan kasih terhadap sesama. Akhirnya Allah Swt. pun memberikan hadiah kecil untuk mereka.
Muncullah Andrea Hirata membuat sebuah novel yang berjudul Laskar Pelangi (2005). Novel tersebut meledak di pasaran dengan jumlah penjualan 1 juta eksemplar dalam waktu tiga tahun. Diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa dunia dan meraih berbagai macam penghargaan serta international best seller. Kesuksesan novelnya membuat Laskar Pelangi diangkat ke layar lebar pada tahun 2008. Filmnya pun sukses di pasaran dengan 4.631.841 penonton, mengalahkan Habibie Ainun, Ayat-ayat cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan 5 CM. Kabar terakhir Universitas Warwick di Inggris memberi gelar Dr. (HC) kepada Andrea Hirata.
Lantas apa yang diceritakan dalam Laskar Pelangi ? Ternyata Laskar Pelangi menceritakan pengabdian dua orang guru SD Muhammadiyah Gantong Belitung. Perjuangan Bu Muslimah dan Pak Harfan yang dengan tulus mendidik para laskar pelangi di tengah segala keterbatasan. Laskar pelangi menceritakan 9 anak-anak dengan berbagai karakter yang berbeda. Mereka tetap semangat menuntut ilmu walaupun dengan fasilitas yang seadanya. Sebagai warga Muhammadiyah tentu kita merasa bangga dengan cerita laskar pelangi. Ternyata amal usaha Muhammadiyah sudah sampai di pelosok Belitung. Kita pun terinspirasi dari sosok Bu Muslimah dan Pak Harfan yang menjadi ikon aktifis Muhammadiyah sejati. Kita pun senang laskar pelangi menjadi promosi gratis Muhammadiyah bagi masyarakat luas.
Setelah booming laskar pelangi, warga Muhammadiyah kembali digembirakan dengan Film Sang Pencerah (2010). Film besutan Hanung Bramantyo ini meraih 1,3 juta penonton, sebuah capaian yang fantastik untuk film bergenre sejarah. Dalam film ini diceritakan secara lebih detail mengenai perjuangan KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Lagi-lagi film ini merupakan promosi gratis bagi Muhammadiyah kepada masyarakat umum.
Laskar Pelangi dan Sang Pencerah adalah hadiah Allah swt. untuk para aktifis Muhammadiyah. Para aktifis Muhammadiyah dikarenakan kesibukannya dalam beramal nyata tidak sempat melakukan pencitraan di media. Namun Allah Swt. lah yang langsung melakukan pencitraan baik kepada Muhammadiyah melalui perantara dua karya tersebut.
Allah swt. memberikan lagi hadiah yakni citra positif yang didapat Muhammadiyah melalui pelaksanaan muktamar ke-47. Jika web sangpencerah melakukan pencitraan positif bagi warga Muhammadiyah, tentu wajar karena memang afiliasinya kesana. Namun kita patut bersyukur dan berterima kasih pada media-media mainstream yang tanpa diminta namun memberikan pemberitaan-pemberitaan yang baik tentang Muhammadiyah. Media-media seperti detik, tempo, republika, merdeka dotcom, rmol begitu baik kepada Muhammadiyah selama seminggu ini.
Terakhir, Allah Swt. alhamdulillah masih sayang dengan Muhammadiyah karena mungkin masih banyak Pak Harfan lain dan Bu Muslimah lain yang tidak pernah terekspose eksistensinya namun nyata amalnya. Hal ini harus tetap kita jaga, ruh jihad dan memberi dalam bermuhammadiyah harus kita pelihara. Jangan sampai Muhammadiyah disusupi oleh benalu-benalu yang hanya mencari posisi dan hal-hal duniawi. Takutnya Allah Swt. tidak lagi memberi hadiahNya kepada Muhammadiyah.