Ratusan Band Meriahkah Festival Keroncong SMP Muhammadiyah 2 Surabaya

Salah satu penampilan band yang mengikuti festival
Salah satu penampilan band yang mengikuti festival

SangPencerah.com- Pesatnya perkembangan musik di Indonesia, belakangan telah menjadi sebuah industri komersial. Tanpa disadari, munculnya ragam jenis serta genre, telah menggerus jatidirinya sendiri, seperti musik lawas dan tradisional, keroncong.

“Tapi, tidak untuk di SMP Muhammadiyah 2 Surabaya. Kami sangat menjaga budaya seni lawas itu, meski ditempat kami ada Kelas Musik,” tandas Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Surabaya, Sudarusman usai membuka festival musik yang diikuti band musik pelajar se-Jawa Timur di BG Junction Surabaya, Sabtu (12/3/2016).

Sudarusman juga mengakui, ditengah hingar-bingar industri musik dan tumbuhnya band-band anak muda sebenarnya adalah kesempatan untuk tetap menggairahkan musik keroncong. Dengan begitu, semakin memunculkan kreatifiktas bermusik yang lebih memiliki kualitas mengangkat musik keroncong menjadi sebuah suguhan bermusik yang tidak dianggap tradisional.

“Karena, selama ini anggapan itu (tradisional, red) masih melekat di musik keroncong. Kami ingin mengangkat keroncong ke kelas yang lebih eksklusif melalui ajang kompetisi musik ini,” urainya.

Menurutnya, gelar festival musik yang digelar band kebanggaan SMP Muhammadiyah 2 Surabaya, Farial Muda Band merupakan wujud kepedulian terhadap musik beraliran keroncong. Dengan dibantu Grup Keroncong Mahesa, kompetisi bermusik yang dihelat bertepatan dengan Hari Musik Nasional tersebut bertujuan mengampanyekan musik keroncong di kalangan siswa.

“Agar lebih dikenal dan tidak menjadi musik yang asing. Sekaligus menumbuhkan kecintaan karya musik asli Indonesia yang lama tertinggal. Minimal, siswa bisa mendengar alunan keroncong dan bisa menginspirasi lainnya,” tutur Sudarusman.

Hal serupa juga dituturkan Edi Susanto. Ketua Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah ini mengungkapkan, musik keroncong sebagai bagian dari budaya berkesenian di Indonesia tetap digalakkan dalam kegiatan musik siswa. Ia berharap, ajang festival musik ini bisa menjadi pemicu dan pemacu kebersamaan terhadap nilai-nilai untuk saling menghargai sesama. “Jadi, tujuannya bukan hanya untuk mencari yang nomor satu atau terbaik, tapi lebih dari itu akan meningkatkan kebersamaan saling menghargai,” ingat Edi.

Dijelaskan, ada pembelajaran mahal yang terselip dari pertunjukan keroncong diajang festival yang melibatkan 100-an grup band pelajar, solo dan genre pop tersebut. Harapannya, gairah para siswa akan semakin menjiwai dan memunculkan antusias dalam belajar menyelaraskan genre pop-nya kedalam keroncong

“Awalnya kaget, saat diberi konsep sama kakak kelas untuk belajar lagu keroncong yang dikolaborasi dengan genre musik beraliran pop atau jenis musik lainnya. Sedikit grogi dan takut salah saat menyatukan iramanya. Tapi, setelah terjalin dan selaras, enak didengarkan,” aku Syifa Nur Salsabilla, vocalis Farial Muda Band. (sp/exnews)