71 Tahun Masjid Agung Al Ikhlas Wonosari Jadi Saksi Perkembangan Islam di Gunungkidul

Tahun ini 2024 Masjid Agung Al Ikhlas Wonosari, Gunungkidul memasuki usia 71 tahun. Dalam perkembangannya komplek rumah ibadah tersebut juga dijadikan sebagai pusat pendidikan serta peningkatan perekonomian. Berdiri pada lahan sekitar 2.000 meter persegi, lokasinya terletak di sebelah barat kantor Pemkab Gunungkidul dan Alun-alun Wonosari. Dibangun sekitar 1953, sekeliling komplek masjid terdapat kantor Kementerian Agama (Kemenag), dan lembaga pendidikan Persyarikatan Muhammadiyah.

Awal mula dibangun, bangunan Masjid Al Ikhlas Wonosari tidak sebesar sekarang. Setelah beberapa kali renovasi dan jadilah semegah sekarang. Bangunan masjid dua lantai beratap tajuk menjadi ciri khas masjid asli Indonesia terutama Pulau Jawa. Ada juga menara segi enam didirikan terpisah dari bangunan utama. “Selain digunakan sebagai perangkat pengeras suara adzan, pada bagian bawah terdapat penampungan air kebutuhan masjid,“ kata Takmir Masjid Al-Ikhlas Wonosari, Andar Jumailan Jumat (15/3).

Lahan Masjid Agung Al Ikhlas Wonosari merupakan tanah Sultan Grond (SG). Pengelola masjid telah memiliki kekancingan. Masjid ini terbuka bagi siapapun umat Muslim yang ingin beribadah. “Apa lagi lokasinya (masjid) berada di pusat ibu kota kabupaten. Sering juga digunakan transit wisatawan,“ ujarnya. Tinggi bangunan utama masjid membuat suasana semakin syahdu. Jamaah atau pengunjung bisa merasakan hawa sejuk udara segar. Area parkir cukup luas dan memungkinkan dimanfaatkan sebagai pusat perekonomian.

Selama ini tidak sedikit pedagang kaki lima berjualan di halaman masjid. Berteduh di antara rindang pohon sembari menawarkan aneka makanan pedagang keliling. Saat ini pengelola masjid juga sedang pembangunan food court. “Kami sudah merambah ke ekonomi lokasi sebelah selatan papan nama,“ jelasnya. Sebagaimana fungsi utamanya, Masjid Agung Al Ikhlas Wonosari merupakan sebuah pusat banyak aktivitas Islami. Termasuk sebagai tempat penyelenggaraan manasik haji, pengajian, dan kegiatan sosial.

Terpenting, masyarakat menjaga kebersihan dan bersama-sama dalam menjaga situasi aman kondusif di Gunungkidul. Kembali disampaikan, siapapun boleh berkunjung dan beribadah ke dalam masjid. (red)