Ulil Abshar : Malaysia Keliru, Saya Orang NU Bukan Ahmadiyah

Rabu, 15/10/2014

Pemerintah Malaysia melarang pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil
Abshar Abdalla masuk ke negaranya karena dianggap memiliki ajaran Islam
yang berbeda. Ulil mengatakan Malaysia telah salah menilai dirinya.

“Komentar saya adalah menyesalkan pemerintah Malaysia yang melakukan pencekalan,” kata Ulil, Selasa (14/10/2014).

Menurutnya,
kedatangan dia ke Malaysia untuk menjadi pembicara dalam sebuah diskusi
dan menyampaikan materi tentang fundamentalisme. Namun pemerintah
Malaysia beranggapan Ulil akan mengajarkan ajaran qodani Ahmadiyah, di
mana bagi institusi agama Islam di Malaysia, isu qodani Ahmadiyah adalah
penyelewengan dari ahlus sunnah waljama’ah.

“Saya rasa itu
disinformasi yang keliru. Saya bukan orang Ahmadiyah, saya NU. Tetapi
saya berpandangan orang Ahmadiyah harus dihormati, tidak boleh diganggu.
Asal tidak melakukan tindakan melawan hukum,” jelas Ulil.

Ulil
akan menyampaikan materi bagaimana menghadapi masalah akar-akar
fundamentalisme yang yang berpangkal pada agama dan politik. Menurutnya
kawasan agama sekarang ini sedang menghadapi masalah fundamentalisme,
seperti ISIS dan Jamaah Islamiyah. Ada paham keagamaman yang ekslusif
dan tidak menerima perbedaan dan sistem politik yang tertutup yang
justru bisa menyuburkan fundamentalisme dan radikalisme agama.

“Tidak
bisa dipahami sama sekali, melakukan pelarangan terhadap saya.
Bagaimana itu dijelaskan, bagaiamana Malaysia yang melarang
fundamentalisme malah melarang orang yang akan menjelaskan
fundamentalisme,” ungkapnya.

Meski dicekal, Ulil akan tetap hadir
dalam diskusi tersebut. Namun melalui video konferensi. Ulil juga
menyampaikan terima kasih kepada teman-teman di Malaysia yang tetap
melanjutkan acara diskusi meski ada kasus pencekalan ini.

“Saya
akan tetap hadir dalam seminar itu, tapi lewat Skype, pemerintah bisa
mencekal tapi saya akan bicara lewat Skype,” kata Ulil.(dtk/sp)