Air sebagai Sumber Kemakmuran Warga Gunungkidul

Air adalah anugerah Tuhan yang maha kuasa kepada makhluk ciptaannya.Air menjadi salah satu sumber kehidupan bagi manusia hewan dan tumbuhan, semua makhluk hidup dipastikan mati jika tdk mendapatkan air, gunung dan ladang akan menjadi hijau royo- royo jika tanaman yang tumbuh memiliki kecukupan air, begitu juga Tanaman dan tumbuhan tertentu akan menyimpan air yang bermanfaat untuk ketahanan dan kelangsungan tumbuhan tetap hijau.

Maka daerah yang sumber airnya terbatas dan sumber air dibawah permukaan tanah sangat memerlukan tata kelola air yang efektif dan efisien,supaya menejemen sumber air dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk kehidupan masyarakat Gunungkidul.

Sumber air di permukaan tanah
Sumber air yang berada di permukaan tanah sebagian besar di wilayah Purwosari, Paliyan, Playen, Patuk, Wonosari, Nglipar, Gedangsari, Ngawen, Semin, Karangmojo dan sebagian wilayah Ponjong. Produksi air ini mayoritas bersih, bening dan tidak berkapur. Maka lebih bermanfaat besar untuk area pertanian, dengan produksi pertanian tanaman pangan, perkebunan sepanjang tahun, sehingga menghasilkan produksi yang variatif, baik bahan pokok maupun buah- buahan karena suplai air dipermukaan tanah yang terus menerus sepanjang musim.

Tata kelola air yang maksimal juga dapat dipergunakan sebagai Sumber air minum yang berkualitas dengan variasi produk kemasan yang berbeda-beda, untuk mensuplai air minum dan air bersih ke wilayah kabupaten sekitarnya.

Sumber air di bawah permukaan tanah
Sumber air yang berada di bawah permukaan tanah ini meliputi wilayah Semanu, Rongkop, Girisubo, Tepus, Tanjung sari, Saptosari. Pemanfaatan sumber air ini sudah menjangkau di beberapa wilayah sekitar walaupun belum optimal, karena memerlukan teknologi yang memadai dan anggaran yang besar. Namun demikian tata kelola air di bawah tanah ini sudah banyak mengatasi kekeringan di Gunungkidul.

Hal yang perlu dikaji bahwa air sungai bawah tanah tersebut sumbernya diprediksi dari wilayah Solo, Sukoharjo dan Wonogiri, sehingga perlu diantisipasi jika pemanfaatan air dari daerah hulu itu mengalami efisiensi bahkan ada kemandekan karena pembangunan , pabrik, hotel berbintang  dan besar besar yang menyedot air  sangat besar. Maka suplai air dari sungai bawah tanah tersebut akan mengalami masalah juga.

Sumber Air laut dari Laut Selatan
Laut Selatan adalah sumber air yang tidak mungkin habis dan akan menjadi sumber dari sumber air kehidupan yang menjadi anugerah Tuhan untuk kehidupan masyarakat pada umumnya dan masyarakat Gunungkidul khususnya, namun pemanfaatan air laut menjadi air tawar ini membutuhkan teknologi canggih dan anggaran yang sangat besar.

Pemimpin Daerah yang tidak memiliki visi jauh ke depan tentunya mustahil untuk berfikir secara abstrak dan mendaratkan pikiran ke dalam konsep Implikatif mewujudkan multifungsionalisasi air laut tersebut sang pemimpin harus berfikir gila dan gila gilaan dalam memperjuangkanya.

Air hujan sebagai Alternatif musim kemarau. Mengapa Air hujan diperlukan disaat musim kemarau? Manejemen pemanfaatan Air hujan sebagai cadangan suplai air di saat musim kemarau khususnya di wilayah Gunungkidul wilayah selatan adalah sebagai alternatif tata kelola air untuk menghijaukan tanaman keras dan tanaman konsumtif, seperti buah, sayuran dan lainnya untuk mendukung agrobisnis dan agroforestri sebagai unggulan penopang wisata buatan.

Model yang sangat mungkin dilakukan adalah dengan membuat bak penampungan air hujan yang tangguh berkualitas di puncak atau perengan Gunung, yaitu dengqn nisbah jumlah lahan dan kebutuhan bak atau embung air secara efektif dan terpadu dengan jalur JUT petani. Kalau ini dilakukan maka kehijauan dan kelestarian lingkungan akan tetap terjaga keseimbangannya, karena tidak akan merusak ekosistem lingkungan, petani buah dan sayuran akan mulai menjamur, gunung gunung akan tampak hijau subur, petani akan tambah pendapatan. Sekian perenungan pribadi.

Ditulis oleh: Prof. Dr. Supriyadi,M.Pd
Dosen Universitas sebelas Maret / Mantan Birokrat Kab Gunungkidul