
Walaupun sama-sama ormas Islam, membandingkan NU dan Muhammadiyah sebenarnya tidak benar-benar _apple to apple. Di Nadhlatul Ulama jamaahnya sangat melimpah, namun kesadaran jam’iyah sering kali menjadi tantangan bagi pengurusnya. (Istilah mereka: NU gampang ngumpul susah baris). Sedangkan di Muhammadiyah, kesadaran berorganisasi relatif kuat. (Istilah mereka: Muhammadiyah susah ngumpul gampang baris).
Kemudian di NU aset utamanya adalah sumber daya manusia (kiai dan jamaahnya yang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari NU). Aset lembaga sering kali adalah milik (atas nama) kiai atau yayasannya. (Istilah Pak JK: NU bermodel franchise Muhammadiyah bermodel holding company). Di Muhammadiyah, aset utama adalah lembaga amal usaha atas nama Muhammadiyah (tapi orang-orangnya tak sedikit yang enggan menonjolkan diri sebagai Muhammadiyah).
Nahdlatul Ulama mengidealkan keulamaan, ilmu (agama dan kuatnya kesalehan individual, sedangkan Muhammadiyah mengidealkan amal saleh terutama dalam ranah sosial. Kiai-kiai NU menekuni kitab-kitab klasik, menjaga Aswaja, dan melindungi tradisi, sedangkan orang-orang Muhammadiyah menekuni kerja-kerja kemasyarakatan modern yang berorientasi pada dinamisasi kehidupan.
Orang mudah sekali memandang NU sebagai lebih merepresentasikan mereka karena memandang agama itu soal fikih, ibadah ritual, dan spiritualitas kumpul-kumpul seperti slametan, yasinan dan tahlilan. Sebagian orang lebih mengenal Muhammadiyah sebagai nama sekolah (ini hasil survei juga), karena agama yang dijalankan orang Muhammadiyah lebih mencakup kerja-kerja nyata keumatan dan kemanusiaan.
Tentu narasi di atas tidak sepenuhnya benar, karena di lapangan banyak sekali perbauran, perpaduan, dinamika dan variasi. Muhammadiyah ada untuk disyukuri. NU ada juga untuk disyukuri.
Semoga semua bisa rukun, saling melengkapi, dan saling mengisi. Terus menguat followership maupun leadership-nya.
Ditulis oleh: Ustadz Imran Baehaqi
*Yang membaca boleh beda pandangan.
*Yang menulis adalah dosen Kemuhammadiyahan, tapi dulu di sekolah belajar Aswaja.