
Sentralisasi pendidikan merupakan wacana lama yang terus bergulir di Muhammadiyah. Salah satu PCM yang berhasil melaksanakan centralisasi pendidikan adalah PCM Cileungsi. Saat ini juga menyusul PCM Kemayoran. Model centralisasi memang lebih tepat dan sederhana jika dilakukan pada level PCM daripada level PDM. Hal ini dikarenakan jumlah sekolah yang tidak terlalu kompleks dan penyelesaian problem relatif lebih mudah ditangani. Saya mencoba melakukan analisis terhadap PCM Paliyan. Mengapa PCM Paliyan? Karena kebetulan saya mendapatkan tugas PDM untuk menghadiri musycab PCM PALIYAN mendampingi bapak H. Aam Sugasto. Selain alasan tersebut, saya melihat sekolah sekolah di PCM Paliyan gap antara sekolah besar dan kecil juga tidak besar. Bisa dikatakan kondisi sekolah di Paliyan adalah rata-rata yang ini berarti punya potensi untuk bisa disatukan.
Berdasarkan data Majelis Dikdasmen PDM Gunungkidul jumlah siswa AUM Paliyan adalah 892 siswa untuk jenjang SD dan SMP. Adapun jumlah guru di AUM Paliyan adalah 87 guru/karyawan. Jika PCM Paliyan dalam musycab ini mulai memperhatikan kesejahteraan guru karyawan AUM maka langkah centralisasi bisa menjadi salah satu solusi yang bisa ditempuh. Dengan prinsip taawun maka PCM Paliyan mulai bisa mencoba menjajaki adanya infaq bulanan siswa yang bisa dikelola oleh PCM. Dalam analisa saya dengan rasio perbandingan guru : murid adalah 1:10 maka jika anak-anak bisa diajak berinfaq Rp.10.000/bulan maka PCM Paliyan dapat mensubsidi gaji guru senilai Rp. 100.000/bulan atau Rp. 1.200.000/tahun. Jika infaq dinaikkan menjadi 20.000/bulan maka PCM dapat mensubsidi guru Rp. 200.000/bulan.
Pemberian insentif ini perlu diberikan kepada guru dengan basis kinerja sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan di AUM Paliyan. Dengan demikian jika ini dapat meningkatkan kualitas dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat maka kita berharap infaq dari anak bisa terus ditingkatkan sehingga subsidi gaji guru terus meningkat. Jika infaq anak bisa Rp. 100.000/bulan maka subsidi gaji guru karyawan yang diberikan Pcm bisa mencapai Rp. 1.000.000/bulan. Tentu dengan perbandingan jumlah guru murid adalah 1:10. Artinya jumlah murid harus terus dipertahankan. Ini adalah gambaran centralisasi sederhana yang memungkinkan dilakukan jika ada kesadaran untuk berta’awun. Tentu semua tidak sederhana perlu kesepakatan dan kesepahaman bersama untuk saling tolong menolong.
Taawun berbasis masjid juga dapat dilakukan. Berdasarkan data kemenag jumlah masjid di Paliyan ada 89. Jika dari 89 tersebut ada 40 masjid yang merupakan masjid Muhammdyah dan bisa diajak taawun maka ini bisa menambah pemasukan untuk subsidi gaji guru. Jika 40 masjid yang dibina Muhammadiyah berkenan menyumbangkan Rp. 100.000 infaqnya perbulan untuk gaji guru fii Sabilillah maka dalam setahun ada potensi infaq Rp. 48.000.000 yang ini bisa digunakan untuk THR guru pada saat lebaran senilai Rp. 550.000/guru. Ilustrasi ini semoga menjadi gambaran bagi kita tentang potensi dan peluang centralisasi infaq siswa untuk kesejahteraan guru.
Ditulis oleh : Agus Suroyo
PDM Gunungkidul