
Tidak enak, itulah bau mulut orang berpuasa, apalagi kalau sewaktu sahur setelah itu tidak gosok gigi pasti baunya semakin tidak enak. Walau sudah gosok gigi dan berkumurpun bau tidak enak itu tidak sepenuhnya hilang. Sehingga sebagian orang berpuasa bisa jadi minder dan rendah diri di hadapan orang lain terutama yang tidak sedang berpuasa.
Seakan menjawab kekkawatiran ini, Rasulullah SAW bersabda, Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk (kasturi).” (HR. Bukhari).
Yah, walau tidak enak di indera penciuman manusia, namun ia lebih harum di sisi Allah dibanding minyak kasturi. Baru kali ini minyak kasturi dikalahkan oleh minyak ‘kasturu’.
Hadis di atas tidak salah jika dimaknai secara harfiah yakni betul-betul bau mulut orang puasa lebih harum di sisi Allah dibanding minyak wangi apapun. Namun jika kita maknai lebih dalam, maksud hadis di atas adalah (wallahu a’lam) yang keluar dari mulut orang berpuasa itu mestinya yang ‘harum-harum’ di sisi Allah seperti dipakai buat tadarus Alquran, berdzikir, wirid, baca istighfar, shalawat dan lain-lain.
Lisannya juga dipakai untuk berturur dan memberi nasehat yang berguna bagi sesama. Lisannya tidak mau mengucap keburukan orang lain atau ghibah, misuh atau mengumpat, menyakiti dan menyinggung perasaan orang lain dan seterusnya. Dengan cara itu insya Allah bau mulut kita betul-betul harum di sisi Allah SWT. Selamat berpuasa dan memperharum bau mulut kita dengan dzikir, baca Alquran, nasehat dan sebagainya.
Penulis: Ali Trigiyatno