Reflective Thinking

    Pertemuan hari ketiga materi disampaikan oleh Mr. David Wong. Judul materinya sangat menarik yaitu STEM and Digitalisation Programe: Reflective Thinking – A Practical Exercise. Dalam paparan awal, Mr David Wong memberikan quote yang menarik. Ada empat pemikiran indah tentang kehidupan yaitu look back and get experience (melihat ke belakang dan ambil pengalaman), look forward and see hope (melihat masa depan dan lihat harapan), look around and find reality (melihat sekeliling dan temukan realita) dan look within and find your self (lihat ke dalam dan temukan dirimu sendiri). Keempat poin ini menggambarkan perlunya Reflective thinking dalam kehidupan kita.

    Berpikir reflektif (Reflective thinking hinking) adalah proses merefleksikan emosi, perasaan seseorang dan menciptakan hubungan antara mereka dan pengetahuan. Ada tiga langkah penting dalam kita melakukan reflective thinking yaitu see, think, dan reflect. Reflective thinking dimulai dari melihat (see). Lihatlah masa lalu, lihatlah masa depan, lihatlah sekeliling dan lihatlah kedalam, semua itu adalah fenomena yang bisa kita lihat sebagai sebuah fakta. Dengan melihat berbagai fenomena ini kemudian kita berpikir (think). Berpikir untuk menghubungkan fenomena tersebut dengan ilmu pengetahuan yang sedang atau telah kita pelajari. Dalam konteks ini kita perlu berpikir kritis atau critical thinking yaitu kemampuan untuk berpikir secara terorganisir dan rasional, memahami hubungan logis antara ide dan fakta.

    Langkah berikutnya adalah reflect. Dalam reflective thinking kita melibatkan tiga hal penting yaitu emotions, experience dan connection. Saat kita melihat fenomena atau fakta di lapangan maka kita perlu melakukan pertanyaan reflektif. Sebagai contoh saat kita melihat antrean pasien di rumah sakit yang begitu panjang maka kita dapat melakukan reflective thinking. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan membuat pertanyaan reflektif. Diantara pertanyaan reflektif itu adalah apa yang terjadi? Jika kamu ikut dalam antrian itu bagaimana perasaanmu? Apa pengalaman kamu saat mengikuti antrian tersebut? Bagaimana orang lain menanggapi situasi antri seperti itu? Adakah data, statistik, dan berita tentang antrian pasien seperti itu? Apa yang kamu pelajari dari kejadian ini? Bagaimana seharusnya kamu membuat penilaian yang baik tentang ini? Apa yang akan kamu tawarkan untuk bisa dilakukan dalam mengatasi masalah itu? Ini adalah pertanyaan reflektif yang bisa kita ajukan dalam proses Reflective Thinking.

    Jika kita amati pertanyaan tersebut telah memuat aspek emotions, experience dan connection. Pertanyaan dimulai hal yang bersifat emosional kemudian pengalaman dan setelah itu mengkoneksikan yang pada akhirnya mempertanyakan apa yang akan kita perbuat. Dari reflektif thinking inilah kita akan dapat menjadi problem solver. Setelah melakukan reflective thinking inilah kita akan memberikan tawaran apa yang kita berikan setelah melihat fenomena di sekeliling kita. Dari sinilah pembelajaran STEM penting untuk diajarkan.

    STEM adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering and Math. Di Singapura saat ini ditambah dengan Innovation and Enterpreneurship. Penggunaan pendekatan STEM dalam pembelajaran memberikan peluang kepada para siswa untuk mempelajari dan memanfaatkan konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi, rekayasa, dan matematika digunakan secara terintegrasi dalam pengembangan produks, proses, dan sistem serta dapat mengarahkan siswa dalam mencari solusi yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

    Ang Mo Kio Avenue 8 Singapore, 2 Desember 2022.

    Ditulis oleh: Agus Suroyo
    Principal SMP & SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul dan Peserta Leadership Course Batch 2 NYIP SINGAPORE