Muhammadiyah, Teologi Al-Ashr Dan Etos Perjuangannya Pada Bidang Sosial Kemasyarakatan

    Saat membahas dan membicarakan Muhammadiyah, sangatlah erat kaitannya dengan sosok pendiri Muhammadiyah yaitu K.H.Ahmad Dahlan. Sebagai sosok penting dan teladan pada Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan telah melahirkan berbagai pemikiran yang mendasari pergerakan dan perjuangan Muhammadiyah selama ini, seperti konsep teologi Al-Ma’un yang dicetuskan oleh KH. Ahmad Dahlan dalam berdakwah dan mengajarkan nilai-nilai agama islam yang berdasarkan hasil pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang surah Al-Ma’un.

    Ada pula pemikiran lain yang dicetuskan oleh K.H. Ahmad Dahlan yaitu konsep teologi Al-Ashr yang mana konsep ini sebenarnya belum terlalu dikenal dan belum banyak yang tahu tentang pemikiran beliau tentang konsep ini. Konsep teologi Al-Ashr ini merupakan penyempurna dari konsep teologi Al-Ma’un yang sudah diketahui dan dikenal ilmunya di kalangan Muhammadiyah.

    Walaupun teologi Al-Ashr sudah terlebih dahulu diajarkan oleh K.H. Ahmad Dahlan bahkan sebelum beliau mengenalkan dan mengajarkan teologi Al-Ma’un. Sepulang beliau dari melaksanakan ibadah Haji yang ke dua di tahun 1904 inilah, K.H. Ahmad Dahlan memulai dakwah beliau tentang teologi Al-Ashr. Walaupun tergolong surah yang pendek yang hanya mengandung tiga ayat saja, pemahaman dan pemikirian tentang surah Al-Ashr ini mengajarkan 6 pelajaran yang penting untuk dipahami yang berkaitan dengan konsep waktu, orang yang beriman dan beramal shalih, dan nasehat akan kebenaran dan kesabaran. Berbagai cerita dan etos perjuangan K.H.Ahmad Dahlan dalam proses melakukan desiminasi teologi Al-Ashr ini yang membuat beliau dijuluki sebagai “Kiai Al-Ashr”, seperti di bidang Pendidikan yaitu sekolah kader Wal-Ashri dan pada bidang dakwah atau agama yaitu pengajian Wal-Ashri.

    Teologi Al-Ashr membahas terkait dengan hubungan kepada Allah atau hablum minallah yang mana mengajarkan bagaimana menjadi muslim yang sesungguhnya dengan akidah islam yang menyeluruh dan mendalam. Selama mengajarkan nilai-nilai dan pemahaman akan Al-Ashr ini kepada para muridnya, K.H Ahmad Dahlan menghabiskan waktu selama 7 bulan lebih lamanya dan terhitung lebih lama dibandingkan saat beliau mengajarkan Al-Maun yang menghabiskan waktu selama 3 bulan hingga para murid beliau memahami nya secara menyeluruh. Hal ini menunjukkan bahwa dalam Surah Al-Ashr memiliki berbagai nilai yang sangat berarti untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan peradaban islam.

    Saat berbicara tentang teologi dalam Muhammadiyah, hal ini akan berkaitan dengan etos perjuangan Muhammadiyah selama organisasi islam ini berdiri. Etos dapat dipahami sebagai suatu pandangan hidup yang khusus dan khas pada suatu golongan sosial. Kata etos berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu Etos yang berarti sebuah sikap, karakter, watak, kepribadian, dan keyakinan kepada sesuatu hal.

    Pada organisasi Muhammadiyah sendiri, etos ini lebih mengarah kepada etos perjuangan Muhammadiyah dalam menegakkan agama islam dengan sebenar-benarnya. Etos perjuangan ini dapat dipahami sebagai suatu nilai yang dapat membentuk kepribadian pada seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Pada pidatonya, ketua umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menjelaskan bahwa akan sangat baik jika seluruh anggota Muhammadiyah, dari Aisyiah ataupun ortonomnya senantiasi meneladani jiwa perjuangan dari seorang K.H. Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan.

    Beliau juga menjelaskan bahwa terdapat 5 etos K.H Ahmad Dahlan yang dapat dihidupkan kembali agar menjadi Spirit dalam pergerakan Muhammadiyah yaitu etos pergerakan, etos ilmu, etos amaliyah, etos perubahan, dan etos kemajuan yang mana semua etos ini diharapkan dapat menjadi suatu spirit yang melekat pada seluruh amal usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh Muhammadiyah sebagai bentuk perjuangannya terhadap negara Indonesia.

    Etos perjuangan yang di jalankan di Muhammadiyah telah banyak memberikan kontribusi di berbagai bidang salah satunya yaitu bidang sosial dan politik. Pada bidang sosial sendiri, etos perjuangan Muhammadiyah diwujudkan melalui berbagai hal seperti pendidikan dan pelayanan sosial. Pada bidang pendidikan, Muhammadiyah telah memperjuangkan pendidikan di Indonesia khususnya dengan mendirikan berbagai sekolah dan universitas. Berdasarkan etos perubahan, perjuangan Muhammadiyah di bidang pendidikan sudah dimulai sejak dulu dimana K.H.Ahmad Dahlan telah mempelopori perjuangan ini dengan mengusungkan sistem Pendidikan terpadu, yang mengaktulisasikan dan membudayakan berbagai nilai keislaman di dalam sistem Pendidikan dengan tujuan membentuk karakter manusia Indonesia yang religius.

    Hal ini sejalan dengan teologi Al Ashr yang mengajarkan untuk menjadi muslim beriman yang sesungguhnya. Selain itu, Muhammadiyah juga berupaya untuk melakukan perubahan pada sistem Pendidikan tradisional dan membawanya kearah yang lebih modern dan mengikuti perkembangan jaman tetapi tetap sesuai dengan apa yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. yang sudah dipikirkan terlebih dahulu oleh K.H. Ahmad Dahlan. Beliau memikirkan bagaimana nantinya agar suatu Lembaga Pendidikan dapat terawat dengan baik dan juga dapat berjalan dalam jangka panjang. Selain itu, Muhammadiyah juga mendirikan berbagai fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, dan pelayanan sosial seperti panti jompo, amil zakat, panti asuhan yang membantu memperjuangkan hak masyarakat yang mengalami kekurangan sebagai bagian bentuk etos amaliyah.

    Berbagai bentuk etos perjuangan Muhammadiyah berikut dapat menjelaskan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi islam yang sangat memberikan kontribusi di berbagai bidang. Teologi Al-Ashr yaitu amal shalih yang di cetuskan oleh K.H. Ahmad Dahlan juga membuat Muhammadiyah mampu meneruskan perjuangan di bidang sosial kemasyarakatan hingga dapat bertahan dan berkembang sampai sekarang.

    Referensi
    Asrofie, Y. M. (1983). Kiai Haji Ahmad Dahlan Pemikiran & Kepemimpinannya. Yogyakarta: PP Muhammadiyah.
    Aziz, D. (1994). Al Khayyath. Retrieved 11 07, 2022, from https://id.wikipedia.org/wiki/Etos
    Ilham. (2021). Al-Maun dan Al-Ashr: Inspirasi Kiai Dahlan Membangun Amal Usaha Muhammadiyah. Retrieved 11 07, 2022, from https://muhammadiyah.or.id/al-maun-dan-al-ashr-inspirasi-kiai-dahlan-membangun-amal-usaha-muhammadiyah/
    Kemenag. (n.d.). Qur’an Surah Al-Ashr Ayat 1-3. (Qur’an Kemenag) Retrieved 11 07, 2022, from https://quran.kemenag.go.id/surah/103
    Khoirudin, A. (2015). Teologi Al Ashr Etos dan Ajaran K.H.A Dahlan Yang Terlupakan hlm. 79. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
    Puspita, A. D. (2022, 11 04). Teologi Al-Ashr: Etos perjuangan Muhammadiyah dari sudut pandang islam dan sosial kemasyarakatan. (Kompasiana) Retrieved 11 07, 2022, from https://www.kompasiana.com/arintawpln8498/6362175408a8b551e07e7aa2/teologi-al-ashr-etos-perjuangan-muhammadiyah-sudut-pandang-islam-dan-bidang-kesejahteraan-sosial?page=1&page_images=1
    Rokhimi, S. (n.d.). Implementasi Konsep Teologi Al-Ma’un dan Al Ashr dalam organisasi Muhammadiyah tahun 2010-2015. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
    Saleh, M. (2020, Juni 17). Sang Pencerah. Retrieved November 08, 2022, from https://sangpencerah.id/2020/06/teologi-al-ashr-spirit-muhammadiyah-menuju-islam-berkemajuan/
    Saputra, H. R. (2020, 06 13). Teologi Al-Ashr K.H. Ahmad Dahlan. (ibtimes) Retrieved 11 07, 2022, from https://ibtimes.id/memahami-teologi-wal-ashri/
    Suara Muhammadiyah. (2017, 02 17). inilah 5 etos KHA Ahmad Dahlan yang menjadi spirit pesyarikatan menurut Haedar Nashir. Retrieved 11 07, 2022, from https://suaramuhammadiyah.id/2017/02/13/inilah-5-etos-kha-dahlan-yang-menjadi-spirit-persyarikatan-menurut-haedar-nashir/

    Ditulis oleh: Aulia Istiqomah, NIM. 202120280211045
    Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang