
SANGPENCERAH.ID – Buya Hamka memberi teladan tentang sikap pasrah hanya kepada Allah , HAMKA pernah dijebloskan ke penjara, tanpa persidangan, tanpa pembelaan diri. Dituduhkan kepadanya tuduhan-tuduhan fitnah. HAMKA dituduh tidak setia pada Negara, Pengkhianat, Mata-Mata, sebuah Tuduhan yang padahal tidak berdasar.
.
Padahal Di Tanah Minang, dia adalah Keturunan yang Mulia, Di sisi Agama beliau adalah Ulama Besar yang diakui Jagat Dunia Internasional, Soal Kenegaraan Jasanya telah menyinari Negeri Indonesia.Kesetiaannya pada Agama Dan Bangsa telah terbukti, Namun HAMKA tetap tak luput dari terpaan ujian fitnah serra tuduhan.
Dalam tahanan itulah, Hamka menyelesaikan penulisan Tafsir Al-Azhar, Waktu menulis Tafsir Al-Azhar, Hamka memasukkan beberapa pengalamannya saat berada di tahanan. Salah satunya berhubungan dengan ayat 36 Surah az-Zumar, “Bukankah Allah cukup sebagai Pelindung hamba-Nya…”. Pangkal ayat ini menjadi perisai bagi hamba Allah yang beriman dan Allah jadi pelindung sejati.
Dalam menghadapi paksaan, hinaan, dan hardikan di dalam tahanan, Hamka selalu berserah diri kepada Allah SWT. Hamka tetap dengan pendirian. Itulah salah satu bentuk keteladanan yang dapat kita tiru. Bukankah Allah cukup sebagai pelindung hamba-Nya?
Pada Akhirnya Semua fitnah akhirnya tidak terbukti, mereka yang memfitnah tentu menghadapi pertanggung jawaban besar dihadapan Allah, termasuk mereka yang “mengiyakan” “menyetujui” fitnah-fitnah selama ini.
HAMKA berpulang menuju Taman Syurga sebagai Ulama Kharismatik, Namanya Harum Hingga Kini, Tak Ada Cacian Padanya, yang ada orang-orang terus mengupas kisahnya, meneladaninya, dan menjadi pembangkit semangat Kaum Muslimin di Indonesia.Cukuplah Allah Sebagai Penolong, Dan Allah Sebaik-Baiknya Penolong.
Semoga Allah Lapangkan Kuburnya, Allahumagfirlahu warhamhu wa’fihi wa’fuanhu (Tassawuf Modern)