Serial Istiazah: Bagian Kedelapan: Kejahatan Pendengki (167)

Oleh Abdul Gaffar Ruskhan

‎السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Apa kabar saudaraku? Semoga kita senantiasa dianugerahi kesehatan dan kebahagiaan hidup serta diberi perlindungan Allah SWT dari berbagai ganguan, khususnya dari orang-orang yang dengki. Āmīn!

Allah SWT berfirman,

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ {1} مِن شَرِّ مَاخَلَقَ {2} وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ {3} وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فيِ الْعُقَدِ {4} وَمِن شَرِّحاَسِدٍ إِذَا حَسَدَ {5

”Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh dari kejahatan makhluk-Nya, kejahatan malam apabila telah gelap gulita, kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul , dan kejahatan pendengki apabila ia dengki’.“ (QS Al -Falaq: 1–5)

Kejahatan dan kebaikan dua hal yang selalu ada di dalam kehidupan manusia. Sama halnya dengan akhlak manusia, akhlak ada akhlak terpuji/baik (akhlaq maḥmūdah/karīmah) dan ada pula akhlak tercela/buruk (akhlak mażmūmah/ sayyiah). Keduanya dimiliki oleh manusia. Karena akhlak manusia banyak yang rusak, seperti pada masa jahiliah, Allah SWT mengutus Rasulullah saw. untuk memperbaiki akhlak manusia. Rasulullah saw. menjelaskan kerasulannya tidak lain hanya untuk memperbaiki akhlak manusia,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Al-Baihaqi)

Salah satu sifat tercela manusia adalah dengki (hasad). Dengki merupakan sifat batin yang muncul karena tidak senang melihat keberhasilan, ketenangan, kebahagiaan, kerukunan, dan kesejahteraan yang diperoleh orang lain. Sifat itu bukanlah sifat bawaan, tetapi sifat kemanusian yang lazim, tetapi jauh dari kesadaran diri melihat orang lain dengan mata hatinya dan tidak pandai bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan kepadanya sehingga tidak mau menerimanya dengan ikhlas. Hati yang kosong dari cahaya Allah SWT akan subur ditumbuhi oleh sifat dengki.

Sifat dengki adalah sifat yang dimotori oleh setan yang selalu membisikkan ke dalam hatinya bahwa mengapa orang lain itu lebih baik daripada dia, lebih banyak rezekinya daripadanya, lebih sejahtera kehidupannya daripada keluarganya, lebih rukun daripada rumah tangganya, lebih berhasil anak-anak yang didengki daripada anak-anaknya. Keberhasilan orang lain itu menyebabkan hatinya terasa sempit, dadanya makin menyesak, perasaanya tidak enak, dan pikirannya kehilangan akal sehat. Bagaimana caranya orang itu dapat dijatuhkan, disengsarakan, dimelaratkan, dirusak kerukunannya, dikucilkan orang lain, dan berbagai pikiran agar orang lain itu menderita. Dia akan meresa senang jika apa yang diinginkannya itu terwujud.

Kedengkian dapat saja datang dari sesama saudara, sesama teman, sesama profesi, dan sesama rekan kerja. Jika ada saudara sekandung berhasil dari segi ekonomi dan sosial, saudaranya tidak senang dan menjauh darinya atau dapat juga dekat dengannya, tetapi diam-diam menyimpan iri dan dengki. Ini yang bahaya. Ungkapan “musuh di dalam selimut” dapat saja terjadi. Ternyata yang dengki kepada saudaranya adalah saudara seperut dari ibu kandunganya, serumah dengannya, sekakek dan neneknya dengannya, setetangga dengannya, sekompleks di tempat tinggalnya, sekantor di tempat kerjanya, sepasukan di satuannya, atau separtai di dalam perjuangan politiknya. Keinginannya adalah bahwa ia tidak boleh disalib oleh orang lain, baik kekayaan, status, kedudukan, dan pangkat. Orang seperti itu tidak pernah merasa nyaman dengan kemajuan dan kesuksesan orang lain. Allah SWT menggambarkan sifat dengki itu dengan firman-Nya,

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati. Namun, jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS Ali Imran: 120)

Apa yang akan dilakukakannya? Ayat yang dijelaskan Allah SWT dalam surah Al-Falaq ayat 5 tentang dengki itu beriringan dengan kerja jahatnya tukang sihir. Dua sifat dan perbuatan itu akhirnya akan menyatu dalam tindakan seorang yang dengki. Karena kedengkian itu, pendengki akan berusaha malakukan sesuatu untuk orang yang didengkinya itu. Ada ungkapan, “tidak berhasil di lahir, di batin akan dilakukan juga”. Batin yang dimaksudkan adalah berbagai cara halus dengan bantuan dukun dan orang pintar sebagai upaya menjatuhkan orang yang didengki itu akan ditempuhnya.
Nabi saw. bersabda,

دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: اَلْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ ، حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا ، أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ.

“Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian, yaitu dengki dan benci. Benci adalah pemotong: pemotong agama dan bukan pemotong rambut. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan sehingga kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.”( HRTirmidzi No. 2510 dan Ahmad I/165, 167)

Dengki dan benci memang merupakan sifat orang-orang terdahulu. Jika ada mereka yang senang dengki dan benci kepada orang lain pada dasarnya mereka telah mewarisi sifat buruk orang-orang terdahulu. Lihatlah Namrud yang membakar Nabi Ibrahim a.s. di dalam api unggun yang berkobar-kobar. Kedengkian dan kebenciannya terhadap Nabi Ibrahim memuncak karena Ibrahim a.s. telah menghancurkan sesembahan mereka. Padahal, mereka sendiri sadar bahwa sesembahan mereka tidak dapat memberikan dan membebaskan dirinya dari perbuatan manusia. Walaupun kedengkian dan kebencian Namrud atas perbuatan Ibrahim a.s. itu diwujudkan dengan pembakaran Ibrahim a.s., sehelai rambut Ibrahim pun tidak ada yang terbakar. Allah SWT menjaga Ibrahim a.s. dari kedengkian dan kebencian Namrud.

Kedengkian orang Yahudi kepada Nabi Muhammad saw. pun terjadi ketika Rasulullah saw. diracun. Orang Yahudi itu ingin agar Nabi Muhammad saw. yang membawa ajaran Islam itu berhenti mengembangkan Islam dengan kematiannya. Peristiwa keracunan itu dapat diketahui melaui hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab sahihnya Juz 11 halaman 179,

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ هِشَامِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَنَسٍأَنَّ امْرَأَةً يَهُودِيَّةً أَتَتْ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَاةٍ مَسْمُومَةٍ فَأَكَلَ مِنْهَا فَجِيءَ بِهَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهَا عَنْ ذَلِكَ فَقَالَتْ أَرَدْتُ لِأَقْتُلَكَ قَالَ مَا كَانَ اللهُ لِيُسَلِّطَكِ عَلَى ذَاكِ قَالَ أَوْ قَالَ عَلَيَّ قَالَ قَالُوا أَلَا نَقْتُلُهَا قَالَ لَا قَالَ فَمَا زِلْتُ أَعْرِفُهَا فِي لَهَوَاتِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Hadis dari Anas menyelaskan bahwa seorang perempuan Yahudi pernah datang menemui Rasulullah saw. dengan membawa daging kambing yang telah diberi racun, lalu beliau memakan sebagiannya. (Setelah beliau mengetahui bahwa daging itu beracun), perempuan itu segera dibawa menghadap Rasulullah saw., kemudian beliau bertanya kepadanya apa maksud dia melakukan hal yang demikian dan perempuan itu menjawab, ”Aku mau membunuhmu.” Beliau bersabda, ”Allah tidak akan memberikan kekuasaan kepadamu melaksanakan maksudmu untuk membunuhku.” Para sahabat bertanya, ”Bolehkah kami membunuhnya?” Beliau menjawab, ”Jangan!”

Rasulullah saw. dipelihara oleh Allah SWT walaupun masih ada bekas racun itu di anak lidah Rasulullah saw. sebagai mana kata Anas, ”Senantiasa aku mengetahui bekas racun itu tampak di anak lidah Rasulullah saw.” Namun, Rasulullah saw. tidak membolehkan para sahabat membunuh wanita itu dengan jawabanya, “Jangan!”
Rasulullah saw. diselamatkan oleh Allah SWT dari pembunuhan melaui racun itu. Hal itu dijelaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya,

وَاللهُ يَعْصِمُك مِنَ النَّاسِ

“Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (QS Al-Maidah: 67)
Hafiz Ibnu Katsir berkata dalam Tafsir Ibnu katsir III:154 ketika menafsirkan surah Al- Maidah ayat 67,

ومن عصمة الله عز وجل لرسوله حفْظُه له من أهل مكة وصناديدها وحسادها ومُعَانديها إلى أن قال:ولما سم اليهود في ذراع تلك الشاة بخيبر، أعلمه الله به وحماه منه

“Di antara bentuk penjagaan Allah ‘Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya adalah penjagaan-Nya kepada beliau dari penduduk Mekah, para tokohnya, orang-orang yang hasad, orang-orang yang keras kepala dari mereka dan ketika seorang Yahudi meracuni beliau di Khaibar dengan menaruh racun pada paha kambing. Allah memberitahukan beliau dan melindungi beliau dari racun.”

Dapat dibayangkan bahwa Rasulullah saw. saja diracun karena kedengkian seseorang kepadanya. Hal itu menunjukkan bahwa setiap ada orang yang ingin berbuat baik atau tampak kebaikan dirinya, ada saja orang yang tidak senang kepadanya. Banyaknya terjadi penggunaan racun untuk menghilangkan nyawa seseorang masih terjadi sampai saat ini. Di daerah-daerah tertentu perdukunan dan ilmu hitamnya masih menjadi andalan bagi orang yang akan membinasakan nyawa orang yang tidak disenanginya. Bukan hanya dapat merusak jaringan tubuh, ilmu sihir dengan media racun yang sudah dijampi-jampi itu dapat pula mengakibat korban gila. Pendengki akan merasa senang bercampur galau hatinya setelah keinginannya terwujud. Namun, Allah SWT pasti akan membalas perbuatan jahatnya. Yang pasti orang seperti itu sudah terperangkap ke dalam pasukan setan yang akan bersama-sama mereka akan dicampakkan Allah SWT ke dalam neraka Jahanam.

Sebagai mukmin yang yakin akan kebenaran firman Allah SWT dan sabda Rasulullah saw., kita selalu berlindung kepada Allah SWT dengan senantiasa membaca surah Mauzatain (surah Al-Falaq dan surah An-Nas) agar terpelihara dari kejahatan makhluk Allah, malam apabila gelap, tukang sihir yang ingin menyihir kita, dan para pendengki yang ingin membinasakan kita. Selain itu, perlindungan juga kita mohonkan kepada Allah SWT selaku Tuhan manusia, Raja manusia, dan Sesembahan (Ilah) manusia dari kejahatan bisikan setan jin dan setan manusia dengan membaca surah An-Nas. Amin. Wallāhu a’lam biṣ-ṣawāb.

‎والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Tangerang, 1 Oktober 2020