Serial Istiazah: Bagian Ketujuh: Kejahatan Tukang Sihir (166)

Oleh Abdul Gaffar Ruskhan

‎السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Apa kabar saudaraku? Semoga kita senantiasa dianugerahi kesehatan dan kebahagiaan hidup serta dilindungi oleh Allah SWT dari berbagai godaan setan melalui kejahatan sihir yang ditujukan kepada kita. Āmīn!

Allah SWT berfirman,

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾

“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh dari kejahatan makhluk-Nya, kejahatan malam apabila telah gelap gulita, kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang dengki apabila dengki.” (QS Al-Falaq: 1—5)

Di dalam ayat keempat surah Al-Falaq, Allah SWT menyuruh orang beriman beristiazah kepada Allah dari kejahatan tukang sihir. Mengapa orang mukmin harus beristiazah dari tukang sihir? Apakah berbahaya bagi seseorang?

Sihir adalah perbuatan ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan gaib (KBBI). Apa keajaiban sihir itu? Sihir merupakan pekerjaan setan untuk mengalihkan keyakinan manusia bahwa ada kekuatan yang dimiliki oleh orang tertentu sebagai cara untuk mendatangkan pesona orang yang melihatnya. Bisa juga suatu perbuatan untuk mencelakakan seseorang yang tidak diinginkannya. Perbuatan untuk mencelakakan itu dihembuskan oleh penyihir kepada orang yang menjadi sasarannya. Bahkan, Ibnul Qudamah rahimahullah berkata, “Sihir adalah jampi atau mantra yang memberikan pengaruh baik secara zahir maupun batin, semisal membuat orang lain menjadi sakit, bahkan membunuhnya, memisahkan pasangan suami istri, atau membuat istri orang lain mencintai dirinya (pelet).”(Al-Kaafi fi Fiqh Al-Imam Ahmad, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Asy Syamilah)

Sihir dikenal dengan beberapa jenis, yakni sihir pisah (sihir tafriq), pelet (mahabbah), dan hipnotis (takhyil). Sihir pisah ditujukan untuk memisahkan pasangan suami dan istri. Pasangan yang semula hidup rukun dipisahkan oleh orang tertentu yang dengki. Pemisahannya dilakukan dengan mendatangi dukun agar diberi sesuatu amalan dan benda sebagai pemisah hubungan suami istri itu. Bisa jadi terjadi keretakan sehingga suami istri itu berpisah.

Sihir pelet bertujuan agar pasangan suami istri rukun atau seorang wanita ingin disenangi oleh banyak pria. Suami istri menginginkan cinta mereka bergelintin dan sulit dipisahkan sampai nenek dan kakek. Orang itu mendatangi dukun. Jika hal itu dimintai pertolongan dukun, hal itu termasuk perbuatan sihir. Ternyata keinginannya itu terkabul sehingga kehidupannya rukun. Namun, jangan berlagak yakin karena kerukunan itu tidak akan disenangi oleh setan. Ada kemungkin justru kebalikannya. Keinginan “lengket’ selalu antara suami dan istri, tetapi justru terjadi keretakan dan perselisihan. Akhirnya, keduanya berpisah. Mengapa bisa terjadi perpisahan walaupun sudah dipelet? Setan selalu tidak tinggal diam melihat adanya pasangan suami istri yang rukun. Karena itu, pelet bisa berbalik menjadi kebencian antara pasangan itu.

Sihir hipnotis adalah perbuata menyirap seseorang dengan kekuatan gaib atau ilmu hitamnya sehingga orang yang menjadi sasarannya terpukau dan hilang kesadaran. Biasanya, apa yang diinginkan pesihir akan diikutinya walaupun akan menyerahkan barang-barang berharga. Jika seseorang sudah terkena sihir itu, hartanya bisa dikuras oleh penghipnotis.

Sihir apa pun jenisnya tidak lepas dari peran setan. Allah SWT berfirman ketika terjadi pada saat Nabi Sulaiman dengan pasukannya dari jin. Allah SWT berfirman,

وَٱتَّبَعُوا۟ مَا تَتْلُوا۟ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَٰنَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُوا۟ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحْرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَٰرُوتَ وَمَٰرُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيْنَ ٱلْمَرْءِ وَزَوْجِهِۦ ۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا۟ لَمَنِ ٱشْتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا۟ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

“Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir). Padahal, Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum berkata, “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu). Oleh karena itu, janganlah kamu kafir.” Maka, mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu. Tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir kalau mereka mengetahui (QS Al-Baqarah: 102)

Sihir itu sudah ada sejak lama sehingga setiap para nabi datang untuk kaumnya disambut dengan tuduhan bahwa nabi dan rasul adalah pesihir. Hal itu merupakan bukti bahwa manusia pada masa dahulu sudah akrab dengan sihir. Penyebutan tukang sihir kepada para rasul itu disebabkan rasul menyampaikan kebenaran yang dikuatkan dengan mukjizat. Karena mukjizat itu adalah sesuatu yang laur biasa, perbuatan itu mereka sebut dengan sihir. Allah SWT berfirman,

كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ

“Demikianlah, tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, kecuali mereka berkata, ‘Ia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila’.” (Adz-Dzariyat : 52).

Pada zaman modern ini manusia masih saya menggunakan sihir sebagai sarana untuk melindungi diri, menambah kepercayaan dan wibawa, menginginkan jabatan dan pangkat, meminta rezeki berlimpah, menjadikan pelaris usaha, memutuskan silaturahmi, menghalangi orang lain untuk maju, menggaet pria atau wanita, dan berbagai keinginan duniawi. Makin banyak orang yang menggunakan sihir dengan mendatangi dukun dan orang pintar dalam bentuk jampi-jampi, semburan, dan azimat makin bangga setan karena berhasil menancapkan panah-panah kesenangan duniawi dengan menyekutukan Allah SWT.

Siapa pun manusia yang meminta bantuan setan melalui dukun dan tukang sihir akan dilambaikan tangan oleh setan sebagai penghormatan kepada mereka seraya berkata, “Wahai saudara-saudara yang terpilih, kalian adalah orang-orang yang telah berhasil mewujudkan keinginanmu. Carilah teman-temanmu yang lain agar kita makin banyak. Bukankah leluhur kami dulu sudah bersumpah kepada Allah bahwa boleh saja Engkau mengusirku dari surga, tetapi aku akan menyesatkan anak keturunan Adam agar membangkang pula kepada-Mu. Selamat datang di kerajaan kami.” Hal itu dijelaskan Allah SWT di dalam firman-Nya,

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ -٨٢- إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ -٨٣- قَالَ فَالْحَقُّ وَالْحَقَّ أَقُولُ -٨٤- لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكَ وَمِمَّن تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ -٨٥

“Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. Allah berfirman, “Maka, yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka semuanya’.” (QS Sad: 82—85)

Mukmin yang hakiki jangan sampai tergoda oleh rayuan setan berupa jin dan setan manusia yang selalu mengajaknya untuk melakukan kesyirikan dengan mendatangi dukun dan orang pintar untuk memuluskan hasrat nafsu. Mintalah kepada Allah apa pun yang diinginkan dan bermohonlah kepada-Nya agar diberikan kesuksesan hidup, dan selalu berlindung kepada-Nya dari godaan, rongrongan, dan kejahatan makhluk Allah SWT, khususnya dari setan melalui sihir dan santet. Tidak ada yang mampu memberikan kemaslahatan dan menolak kemudaratan selain Allah SWT. Apa pun yang terjadi di alam semesta ini atas izin-Nya. Yakinlah bahwa Allah SWT sebaik-baik Pelindung. Amin! Wallāhu a’lam biṣ-ṣawāb.

(Tunggu lanjutannya besok, insyaallah!)

‎والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Tangerang, 30 September 2020