
Serial Keluarga Idaman
Oleh Abdul Gaffar Ruskhan
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Apa kabar saudaraku? Semoga Allah senantiasa mengaruniai kita kesehatan, kebahagiaan hidup, dan keluarga idaman atas tanggung jawab anak. Amin!
Allah SWT berfirman,
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS Al-Isra: 24)
Selain bapak dan ibu, anak juga memiliki tanggung jawab yang akan mendukung terbentuknya keluarga idaman. Tanggung jawab anak meliputi sikap, kepatuhan, harapan, pelaksanaan kewajiban, dan hal yang harus dijaga anak sehingga keluarga menjadi tenang dan damai. Tanggung jawab anak itu tidak lepas dari peran orang tua untuk menanamkan tanggung jawab anak di dalam rumah tangga. Anak tidak dapat dibiarkan begitu saja melakukan tanggung jawab, tetapi harus ditanamkan oleh orang tua kepada anak sejak kecil.
a. Sayang kepada keluarga
Tanggung jawab anak agar sayang kepada keluarga tidak lepas dari nilai-nilai kasih sayang yang ditnaamkan oleh orang tua. Anak dari kecil sudah dibentuk menjadi anggota keluarga yang menyayangi saudara-saudaranya, hormat kepada orang tua, dan mau bekerja sama di dalam keluarga.
Sayang kepada keluarga bagi anak menjadi bagian bentuk sikap bersama. Yang sudah memahami kebersamaan, tentu merasa memiliki tanggung jawab agar semua anggota keluarga itu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Kakak harus dihormati, adik pun disayangi, dan yang lain disegani.
Jika anak dari kecil sudah dapat berbagi dengan saudara-saudaranya, itu merupakan wujud kasih sayangnya kepada yang lain. Misalnya, ada makanan yang disukainya, tetapi dia tidak menyuruh adik dan kakaknya untuk mencicipinya. Itu merupakan bentuk kasih sayang dan kepedulian yang sudah tertanam dalam diri anak itu. Namun, jika anak yang tidak mau memberi saudaranya makanan, itu pertanda anak sudah mulai egoistis. Orang tua harus meluruskan sikap tidak mau berbagi itu.
Kita pernah menyaksikan antara sesama saudara, bahkan sudah dewasa dan berkeluarga sering cekcok antarsaudara, bahkan bermusuhan dengannya. Itu bukti tidak tertanamnya dari kecil nilai-nilai kasih sayang itu. Jangan kepada saudara, kepada orang lain saja kita harus berkasih sayang.
Rasulullah saw. bersabda,
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Para pengasih dan penyayang dikasihi dan disayang oleh Ar-Rahmaan (Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang-pen), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh Zat yang ada di langit” (HR Abu Dawud No. 4941 dan Tirmizi No 1924)
Berdasarkan hadis itu, orang yang berkasih sayang akan disayang oleh Allah dan para malaikat-Nya.
b. Patuh terhadap aturan dan perintah keluarga
Orang tua merapkan aturan di dalam keluarga. Aturan itu dibuat agar anggota keluarga dapat memahami bahwa keluarga adalah suatu organisasi terkecil yang ada pemimpin, manajer, dan anggotanya. Bapak sebagai pemimpin, ibu sebagai manajer, dan anak sebagai staf atau anggota keluarga. Di dalam suatu organisasi, termasuk keluarga, harus ada aturan yang diikuti secara bersama. Ketaatan terhadap aturan itu menjadi tangung jawab bersama, khususnya anak.
Ada aturan untuk melaksnakan tugas berupa kewajiban, larangan, dan anjuran. Kewajiban, misalnya, kewajiban utama sebagai muslim, yakni salat pada waktunya, dan membaca Al-Qur’an setiap selesai salat Magrib. Ada kedisiplinan bangun tidur pagi hari sebelum waktu Subuh, mandi, persiapan ke sekolah, pulang sekolah, dan malam hari. Ada pula larangan, misalnya, tidak merokok, minum minuman keras, dan pulang larut malam.
Begitu pula etika di rumah tangga, seperti salaman dan cium tangan kepada orang tua ketika berangkat dan pulang, membantu pekerjaan ibu, dan sebagainya.
Semua itu tidak datang begitu saja dari anak, tetapi dibentuk oleh orang tua. Jika anak sudah dibiasakan dengan melaksanakan aturan yang sederhana di rumah, kita yakin bahwa nanti jika sudah dewasa dan bekerja, karakter itu menjadi kebiasaan dan spontanitas anak.
c. Menjadi anak yang saleh
Menjadi anak saleh memang harapan setiap orang tua terhadap anaknya. Anak saleh tidak akan mungkin terwujud jika tidak ada pendidikan dan bimbingan dari orang tua. Kesalehan itu harus dimulai dari orang tua. Jika orang tuanya sudah saleh atau mendekati kesalehan, harapannya menjadikan anak saleh itu akan dapat terlaksana.
Anak memliki tanggung jawab mewujudkan cita-cita orang tua menjadi anak yang saleh. Paling tidak dua macam kesalehan sudah tertanam bagi anak, yakni kesalehan individual dan kesalehan sosial. Kesalehan individual adalah penerapan nilai-nilai islami yang berkaitan dengan kewajiban pokoknya seorang muslim, sepeti salat dan puasa. Kesalehan itu disebut juga kesalehan ritual. Hal itu harus terbentuk dalam keluarga sehingga menjadi kebutuhan pribadi, bukan hanya sekadar kewajibannya.
Kesalehan sosial terlihat dari bagaimana anak dapat menerapkan nilai-nilai kepedulian terhadap orang lain dan masyarakat di sekitar dan lingkungan sekolahnya. Anak yang saleh secara sosial akan mudah tergugah untuk melakukan aksi sosial jika ada saudara, teman, atau orang sekelilingnya memerlukan bantuan. Itulah bentuk kepedulian anak dalam hidup bermasyarakat.
Rasulullah saw. bersabda,
وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا،
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah engkau menyenangkan seorang muslim, atau engkau mengatasi kesulitannya, atau engkau menghilangkan laparnya, atau engkau membayarkan hutangnya. (HR Abu Dunya yang dihasankan oleh Albani dalam Sahih al-Jami’, No. 176)
d. Giat belajar
Anak bertanggung jawab untuk masa depannya. Masa depan yang diharapkan adalah masa depan yang memiliki ilmu dan pengetahuan dan mampu bersaing dengan orang lain dalam keilmuan dan pekerjaan. Orang yang tidak belajar dan tidak memiliki ilmu pengetahuan akan tergilas oleh zaman. Kesejahteran anak pada masa depan akan baik jika memiliki ilmu dan menjadi sarjana di bidangnya. Anak yang tidak memiliki tanggung jawab terhadap pendidikannya dengan rajin belajar akan suram masa depannya. Persaingan yang ketat dalam dunia yang makin maju menuntut anak-anak agar cerdas dan mampu bersaing dalam dunia usaha.
e. Menghindari kejengkelan orang tua
Anak bertanggung jawab untuk menjaga hubungan baik dengan orang tuanya. Hal-hal yang dapat menimbulkan kesenangan orang tua akan menambah harmonisnya sebuah rumah tangga. Namun, hal-hal yang dapat membangkitkan amarah dan kejengkelan orang tua akan membuat keluarga suntuk dan jauh dari keharmonisan yang didambakan. Oleh kerena itu, anak harus berlaku lemah lembut dan jangan membuat hati orang tua rusak dengan mengingat sabda Rasulullah,
يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعطِِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَالاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
“Wahai Aisyah, sesunguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kelembutan terhadap hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya” (HR Muslim No. 2593)
f. Menjaga nama baik keluarga
Nama baik keluarga jangan sampai tercemar karena ulah anak. Nama baik itu akan menentukan keluarga idaman yang bebas dari keburukan dan aib keluarga. Anak bertanggung jawab atas keselamatan keluarga dan terjagannya nama baik keluarga.
Pengaruh luar anak dan pergaulannya dengan teman-temanya yang rusak moralnya dan suka melakukan perbuatan yang merusak tatanan kehidupan masyarakat yang damai perlu diwaspadai. Jika anak bergaul dengan penikmat nakoba dan berurusan dengan pihak keamanan, keluarga akan terganggu, apalagi diketahui oleh banyak orang. Anak-anak yang ikut geng motor yang meresahkan masyarakat, misalnya, dapat mencemarkan nama baik kaluarga, apalagi keluarga selalam ini terpandang di mata masayakat. Semoga bermanfaat.
¬Wallahu a’lam biṣ-ṣawab
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Tangerang, 27 Juli 2020