
فَاِنَّ الفِرْقَةَ النَّاجِيَةَ (1 (مِنَ السَّلَفِ اَجْمَعُوا عَلَى الإِعْتِقَادِ بِأَنَّ العَالَمَ كلَّهُ حَادِثٌ خَلَقَهُ االلهُ مِنَ العَدَمِ وَهُوَ اَىِ العَالَمُ) قَابِلٌ لِلفَنَاءِ (2 (وَعَلَى اّنَّ النَّظْرَ فِى الكَوْنِ لِمَعْرِفَةِ االلهِ وَاجِبٌ شَرْعًا (3 (وَهَا نَحْنُ نَشْرَعُ فِى بَيَانِ اُصُولِ العَقَائِدِ الصَّحِيْحَةِ.
Kemudian dari pada itu, maka kalangan ummat yang terdahulu, yakni mereka yang terjamin keselamatannya (1), mereka telah sependapat atas keyakinan bahwa seluruh ‘alam seluruhnya mengalami masa permulaan, dijadikan oleh Allah dari ketidak-adaan dan mempunyai sifat akan punah (2). Mereka berpendapat bahwa memperdalam pengetahuan tentang ‘alam untuk mendapat pengertian tentang Allah, adalah wajib menurut ajaran Agama (3). Dan demikianlah maka kita hendak mulai menerangkan pokok-pokok kepercayaan yang benar.
Syarah HPT:
Kata Kunci: Kata Kunci: لِمَعْرِفَةِ االلهِ وَاجِبٌ شَرْعًا (Untuk mendapat pengertian tentang Allah, adalah wajib menurut ajaran Agama).
Ahmad taqyuddin Abu Al-Abbas Ibnu Taimiyah (661 H-728 H) adalah salah seorang ulama Islam ensiklopedis yang menguasai banyak ilmu pengetahuan. Beliau fakih, ushuli, filsuf, mufassir, muhaddits, pakar perbandingan agama, mujahid dan lain sebagainya. Karya-karya beliau sangat banyak. Di antara buku-bukunya, berupa kritikan terhadap lawan pemikirannya, baik dari kalangan sufi, filsuf atau madzhab fikih.
Meski demikian, beliau ulama yang sangat rasional. Beliau juga menguasai ilmu mantik Aresto. Karena penguasaan ilmu mantik itulah, maka beliau menulis dua buku yang sangat ternama, yang memberikan kritikan cukup tajam terhadap ilmu mantik dan pakar mantik. Dua buku itu adalah Naqdhul Mantiq dan Arradu Alal Mantiqiyiin.
Mengenai relasi antara akal dengan naql, menurut Ibnu Taimiyah, tidak ada benturan antara akal dengan naql. Bahkan beliau mengatakan bahwa jika naql bersifat zhan, sementara akal bersifat qat’i, maka yang harus didahulukan adalah akal.
Berikut saya nukilkan pendapat ibnu taimiyah terkait hubungan antara akal dengan naql. “Al-Manqul Ashahih (Quran dan Sunnah shahihah), tidak akan bertentangan dengan logika. Saya sudah mengamati perkara-perkara yang menjadi perdebatan banyak orang. Saya melihat bahwa sesuatu yang bertentangan dengan nash, ternyata kelemahannya dapat diketahui dengan akal. Bahkan akal mampu mengetahui kebenaran yang sesuai dengan syariat, termasuk persoalan besar seperti tauhid, sifat, masalah qadar, kenabian, hari kebangkitan dan lain sebagainya.
Semua yang dapat dilogikakan, sama sekali tidak bertentangan dengan syariat. Jika ada nash yang dianggap bertentangan dengan akal, biasanya, nash tersebut adalah hadis dhaif atau hadis palsu. Hadis-hadis tersebut tidak layak untuk dijadikan sebagai argumen karena bertentangan dengan akal. Tanpa akalpun, hadis tadi sudah tidak dapat diterima, Apalagi jika secara jelas ia bertentangan dengan akal. Tentu semakin tidak layak untuk digunakan (Ibnu Taimiyah, Muwafaqatu Shahihil Manqul li Sharihil Ma’qul).
Pendapat yang secara syariat tidak dibenarkan, tentu secara akal lebih tidak bisa dibenarkan lagi. Kebenaran tidak saling bertentangan. Rasul datang dengan membawa kebenaran. Rasul datang untuk melengkapi fitrah (manusia), bukan untuk merubah fitrah. (Manhaju sunnah).
++++++
Telah dibuka Pendaftaran Pondok Pesantren Modern Almuflihun Putra.
Formulir pendaftaran sebagai berikut:
https://bit.ly/3d9LaR0
Kontak: 0813-9278-8570
Bagi yang ingin wakaf tunai untuk pembangunan pesantren Almuflihun yang diasuh oleh ust. Wahyudi Sarju Abdurrahmim, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer: +201120004899