Berdoa kepada Allah SWT

Oleh Abdul Gaffar Ruskhan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar saudaraku? Semoga Allah senantiasa menganugerahi kesehatan, kelapangan, perlindungan sehingga kita dapat meningkatkan ketaatan kepada-Nya. Amin!

Allah SWT berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk ke neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Gafir: 60)

Berdoa berarti memohon sesuatu kepada Allah SWT. Apa yang dimohonkan oleh hamba? Terlalu banyak yang diharapkan oleh hamba kepada Rabbnya.
Manusia memiliki banyak keperluan dan harapan. Ada keperluan yg dapat terpenuhi dan banyak yg belum terlaksana. Keperluan yang sudah terpenuhi biasanya harus disyukuri. Namun, yang belum terpenuhi orang mukmin pasti berharap agar Allah SWT agar memberikan jalan keluar terhadap apa yg belum diperolehnya.

Berdoa pada dasarnya bagian dari akhlak hamba kepada Tuhannya. Bahkan, dalam beribadah doa merupakan unsur penting di dalamnya. Suatu ibadah tanpa doa berarti ibadah itu kersang. Bukahkah Allah SWT yang diibadahi itu membuka peluang yang sebasar-basarnya kepada hamba untuk mendatangi-Nya dan berdoalah untuk hajat apa pun yang diinginkan?. Pada ayat di bagian awal Allah SWT menyampaikan bahwa berdoalah, Allah SWT akan mengabulkan doanya itu. Karena itu, jika ada hamba yang tidak berdoa, hamba itu dicap sebagai orang yg sombong. Itulah makna bagian akhir ayat surah Gafir: 60 itu dalam menyembah yang oleh ahli tafsir dimaksudkan dalam berdoa.

Di dalam surah Alfatihah ayat 5 kita sebagai hamba mengibadahi Allah SWT. Lalu, kita meyakini hanya Allah SWT yang kita mintai tolong. Untuk minta tolong kepada Allah SWT, kita melakukannya dengan berdoa.

Berdoa merupakan kesadaran hamba akan kelemahannya di hadapan Allah SWT. Banyak yang diminta hamba kepada-Nya. Sementara itu, Allah SWT menyuruh kita meminta kepada-Nya. Jika ada hamba yang tidak mau berdoa, sedangkan Allah SWT membuka pintu lebar-lebar, memang itulah manusia yang angkiuh. Bahkan, Allah SWT akan marah kepada orang yang tidak mau berdoa, seperti yang dijelaskan Rasulullah saw.,
مَنْ لَمْ يَسْأَلْ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ =رواه الترمذي واحمد

“Siapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah marah kepadanya.” (HR Tirmidzi dan Ahmad dari Abu Hurairah)

Di dalam kehidupan bermasyarakat, jika ada undangan datang dari orang terkenal dan berkuasa, pertanyaannya apakah akan kita penuhi undangan itu? Apalagi di dalam undangan itu dituliskan jika Anda datang, saya akan berikan apa yang Anda butuhkan? Siapa pun orangnya akan berlomba-lomba datang ke undangan itu. Adakah yang tidak mau memenuhi undangan itu? Rasanya terlalu bodoh orang yang tidak mau datang ke undangan itu.Ternyata yang mengundang itu ada penguasa dari orang yang terkenal dan berkuasa itu.

Allah SWT berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah: 186)

Pengundang itu begitu dekat dengan kita. Apa yang kita harapkan dan kita minta pasti akan dikabulkan-Nya. “Aku akan perkenankan permintaan siapa saja yang meminta kepada-Ku. “

Adakah manusia yang mengatakan bahwa dia adalah penguasa yang memiliki sifat sesayang Allah SWT kepada kita? Tidak ada yang seperti kasih sayang Allah SWT yang kasih sayang-Nya tak pilih kasih. Mengapa masih ada mukmin yang tidak mau meminta pertolongan kepada Allah? Malukah dia karena sudah merasa punya? Sungkankah dia karena merasa tidak butuh Allah? Enggankah orang beriman yang sudah dipersilakan meminta kepada-Nya, tetapi dia menjauh dari-Nya?

Seorang muslim pada hakikatnya sudah memiliki syarat untuk berdoa. Bukankah Alah SWT mensyaratkan taat dan iman di dalam surah Al-Baqarah: 186. Setiap muslim sudah memiliki iman sehingga penghalang antara dia dengan Allah SWT sudah tidak ada. Allah SWT sudah menjanjikan kepada iapa pun mukmin yang memohon kepada Allah SWT pasti permohonannya akan dikabulkan-Nya. Memang ketaatan kpada Allah SWT sangat diperlukan. Rasulullah saw. di dalam hadisnya bersabda,

مَاعَلَى اْلاَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُواللهَ تَعَالَى بِدَعْوَةٍ اِلاَّ اَتَاهُ اللهُ اِيَّاهَا اَوْصَرَفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِثْلَهَا مَالَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ اَوْقَطِيْعَةِ رَحِمٍ

“Tiap Muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah atau dijauhkan Allah daripadanya sesuatu kejahatan selama ia tidak mendoakan sesuatu yang membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang.” (HR Tirmidzî)

Betapa sayangnya Allah SWT kepada orang muslim. Siapa pun dia yang meminta pertolongan Allah SWT pasti akan dikabulkan, kecuali jika permintaannya itu untuk bermaksiat dan memutuskan silaturahmi. Bahkan, dia dijauhkan pula dari kejahatan.
Mengapa Rasulullah SWT membatasi dengan tidak akan dikalbulkannya doa orang yang meminta sesuatu yang sifatnya mendatangkan dosa dan memutus silaturahmim? Apakah ada orang yang berdoa untuk kemaksiatan? Pasti ada. Kalau tidak ada, Rasulullah saw. tidak akan mengatakan hal itu.

Di dalam kenyataannya ada orang yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan. Bahkan, ada yang menggunakan jin dan setan sebagai media untuk berdoa. Hal itu merupakan perbuatan syirik yang tidak diampuni Allah SWT. Namun, ada juga orang yang berdoa kepada Allah SWT untuk mendapatkan kemudahan rezekinya. Misalnya, pelaku riba, pembuat minuman keras, penjual narkoba yang salatnya tetap dilakukannya dan berdoa untuk kelancaran bisnisnya juga dilakukan. Pelaku riba berdoa agar usahanya lancar dan berharap usahanya meningkat. Pembuat minuman keras berdoa agar usahanya laris, pembelinya banyak, dan keuntungannya juga besar. Penjual narkoba pun berdoa agar bisnis narkonanya laris, pembelinya makin meningkat, dan keuntungan yang diperolehnya berlipat ganda. Doa orang yang seperti itu tidak akan digubris oleh Allah SWT.

Dapatkah seseorang berdoa seseorang untuk memutus silaturahmi? Bisa jadi hal itu dilakukan oleh orang yang marah, benci, atau dendam kepada saudara atau orang lain. Yang pasti keinginan itu pasti datangnya dari hawa nafsu dan bisikan setan. Allah SWT tidak akan mendengar doa yang keluar dari mulut orang yang ada di hatinya kebencian yang dapat memutus hubungan baik yang selama ini sudah terjalin. Kebencian itu terjadi, misalnya, karena ada perselisihan di dalam keluarga atau di lingkungan kerja. Karena tidak senang kepada seseorang, dia berdoa agar keluarga orang yang didoakan itu berantakan dan perpisah dari keluarganya. Didoakan agar orang yang dibenci itu dikeluarkan dari pekerjaannya dan disisihkan oleh teman-teman sekantornya. Apakah kebencian itu dapat mengatur Allah SWT untuk memutuskan silarurahim orang lain? Orang yang berdoa itu tidak berkaca pada dirinya, siapa dia dan di mana posisinya di hadapan Allah SWT?

Doa adalah suatu permohonan yang keluar dari lisan orang yang berharap pertolongan AllahSWT. Pertolongan itu dapat berlaku untuk kepentingan diri, keluarga, kerabat, masyarakat, bangsa, negara, dan umat Islam secara keseluruhan. Diri seseorang banyak kekurangannya, baik fisik maun nonfisik. Kebutuhan fisik berupa pangan, sandang, dan papan. Nonfisik termasuk ketenangan batin, kemantapan iman, kekuatan dalam mengahadapi kehidupan. Bahkan, seelaku manusia kita tidak luput dari salah dan dosa sehingga perlu istigfar kepada Allah SWT.

Keluarga pun menjadi tanggung jawab kita. Keperluan keluarga harus dicukupi dengan tangung jawab materi dan nonmateri seperti pendidikannya. Orang tua selalu berdoa kepada Allah SWT agar kehidupan keluarganya diberikan kesejahteraan, kabahagian, kerukunan, dan kesuksesan. Itu merupakan kewajiban orang untuk berdoa.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegaaara, dan berukhuah islamiaah pun doa sangat diperlukan. Apalagi, dalam kondisi pandemi Covid-19 doa untuk kesehatan semua dan pandemi cepat berlalu sehingga kondisi bangsa, negara, dan umat Islam kembali pulih.

Kekuatan doa begitu dahsyat. Bahkan, berdasarkan hadis Rasulullah saw., takdir pun dapat berubah dengan doa, seperti sabda Rasulullah saw.,

لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ

“Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan) Allah Taala selain doa. Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)

Dalam berdoa memang ada saatnya doa seseorang itu dikabul oleh Allah SWT. Di samping itu, orang tertentu punberdoa akan dikabul-Nya.

  1. Doa seorang muslim terhadap saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya, sesuai denga sabda Nabi Muhammad saw., “Tidak seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya, kecuali ada malaikat yang ditugaskan berkata kepadanya. ’Amin’, dan bagimu seperti yang kaudoakan.” (HR Muslim)
  2. Orang yang memperbanyak berdoa pada saat lapang dan bahagia, seperti sabda Rasulullah saw.,“Siapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang.” (HR At-Tirmidzi dari Abu Hurairah)
  3. Orang yang teraniaya, seperti sabda Nabi saw., “Hati-hatilah dengan doa orang-orang yang teraniaya,sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan).” (HR Bukhari Muslim dari Muaz bin Jabal)
  4. Doa orang tua untuk anaknya dan doa seorang musafir, seperti sabda Rasullah saw., ”Tiga orang yang doanya pasti terkabullkan: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir, dan doa orang tua untuk anaknya.” HR Abu Daud dari Abu Hurairah)
  5. Doa orang yang sedang berpuasa, sebagimana sabda Rasulullah saw., “Tiga doa yang tidak ditolak: doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang sedang puasa, dan doa seorang musafir.” HR Baihaqi dari Anas bin Malik)
  6. Waktu-waktu yang mustajab, seperti pada sepertiga akghir malam, ketika berbuka puasa, di akhir salat tahajud sebeum salam, sesaat pada hari Jumat, di antara azan dan iqamah, waktu sujud dalam salat, pada waktu turun hujan, saat ada orang yang baru saja meninggal, malam qadar, hari Arafah. Oleh karena itu, momentum doa penting diperhatikan agar doa kita dikabulkan oleh Allah SWT.

Karena doa itu merupakan kebutuhan mukmin, ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari doa yang diucapkan, yakni (1) menolak keburukan, (2) mendekatkan diri kepada Allah SWT, (3) dapat mengubah takdir, (4) meninggal dalam keadaan fitrah, (5) menjauhkan kesulitan hidup, (6) mendapatkan rahmat Allah SWT, (7) menghindarkan duka dan kesulitan, (9) mendatangkan ketenangan, (10) mrmproleh keampunan atas segala dosa dan kesalahan, dan (11) dikabulkan segala doa.

Masih ada keuntungan lain yang diperoleh bagi mukmin dengan berdoa kepada Allah SWT, seperti dapat mencegah bala bencana, dapat meningkatkan rasa tawakal, mendorong seseorang dapat bersikap positif, membebaskan diri dari stres, rasa putus asa, dan segala kegundahan hati; dan menjadi motivasi dalam menghadapi cobaan hidup.

Akhirnya, ketergantungan mukmin dengan Allah SWT tidak dapat dihindarkan. Banyak kelemahan manusia yang memerlukan pertolongan Allah SWT. Bahkan, dalam setiap saat dan tempat pertolongan Allah SWT sangat diperlukan. Agar pertolongan Allah SWT datang, kita harus memohon kepada-Nya sehingga segala masalah dalam kehidupan dapat diatasi. Allah SWT sudah memberikan kesempatan memohon kepada-Nya. Tinggal kita memanfaatkan momentum yang sudah disediakan itu. Orang yang tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya berarti dia menginginkan hidup selalu bermasalah.

Wabillahit-taufiq walhidayah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tangerang, 23 Juni 2020.

++++++

Telah dibuka Pendaftaran Pondok Pesantren Modern Almuflihun Putra.

Formulir pendaftaran sebagai berikut:
https://bit.ly/3d9LaR0

Kontak: 0813-9278-8570

Bagi yang ingin wakaf tunai untuk pembangunan pesantren Almuflihun yang diasuh oleh ust. Wahyudi Sarju Abdurrahmim, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer: +201120004899