Muhammadiyah Donasikan Kado Ramadhan Untuk Warga Palestina

Menghadapi pandemi Covid-19 Lembaga Amal Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) tidak hanya berperan mensupport Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) di tanah air sebagai penyuplai dana semua kegiatan MCCC dari tingkat pusat hingga ranting Muhammadiyah, namun juga terlibat dalam penyaluran bantuan ke luar negeri.

Melalui bendera Muhammadiyah Aid, Lazismu telah menyalurkan bantuan bingkisan Ramadhan Muhammadiyah ke kawasan Gaza dan Tepi Barat di Palestina. Bantuan ke Tepi Barat disalurkan melalui Al Tsauri Silwan Women Center (AWC) sebuah LSM yang didirikan oleh warga Palestina dan berkedudukan di Yerusalem.

Sementara bantuan ke Gaza disalurkan melalui International Education Scientific and Cultural Organisation (IESCO) sebuah LSM yang konsen memberi dukungan untuk sektor pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya yang berkantor di Malaysia.

Edi Suryanto, Direktur Eksekutif Lazismu PP Muhammadiyah mengatakan bahwa bantuan disalurkan untuk bingkisan Ramadhan bagi dhuafa dan yang terdampak Covid-19, khususnya mereka yang tidak punya penghasilan tetap karena lockdown wilayah masing-masing.

“Jumlah dana yang disalurkan adalah USD 6.500 (enam ribu lima ratus Dolar) untuk Tepi Barat dan USD 6.500 (enam ribu lima ratus dolar) dan aktifitas penyaluran dimulai sejak 7 mei sampai 22 Mei 2020. Bantuan dalam bentuk paket sembako sejumlah paket ada 64 paket dengan harga per paket USD 100 (seratus dolar),” kata Edi.

Untuk melaksanakan program tersebut penanggung jawab Muhammadiyah Aid adalah Dr. Wachid Ridwan, sementara dari Al Tsauri Silwan Women Center (AWC) direktur eksekutifnya Abeer Zayed dan dari IESCO diwakili Project Manager Belal Al Hamadeen.

Selain pemberian bantuan bingkisan Ramadhan, Muhammadiyah Aid selama ini sudah menggelontorkan dana tidak kuranglebih dari 1 milyar rupiah dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sosial untuk Palestina. Dr. Wachid Anwar Ridwan selaku Koordinator Muhammadiyah Aid menyampaikan selain bantuan bingkisan Ramadhan, pihaknya juga menggelontorkan beasiswa bagi para mahasiswa Palestina.

“Total nilai beasiswa yang kami salurkan sebesar 64 ribu dollar Amerika dan untuk bantuan kesehatan mahasiswa senilai 10 ribu dollar. Sementara untuk operasional bagi LSM setempat senilai 300 dollar,” katanya.

Wachid juga membeberkan proses kerja sama dengan LSM-LSM yang dibentuk oleh warga Palestina di pengasingan tersebut. “Kami menerima proposal permintaan bantuan dari mereka, kami analisis jika memang layak, dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama dan kontrak kegiatan,” ungkapnya.

Selama ini menurut Wachid, Muhammadiyah Aid sudah banyak menggelontorkan dana untuk membantu beberapa negara yang mengalami konflik dan musibah. “Seperti untuk etnis Rohingnya di Myanmar pada tahap pertama dulu tahun 2017-2018 sudah kami kucurkan dana lebih dari 4 milyar. Untuk tahun berjalan 2020-2021 ini juga sama sebesar 4 milyar rupiah,” jelasnya.

Muhammadiyah Aid sendiri adalah program inisiatif Muhammadiyah untuk membantu masalah-masalah kemanusiaan internasional seperti bencana alam, kelaparan, konflik sosial dan peperangan. Dalam beberapa peristiwa bencana alam maupun konflik seperti di Myanmar, Bangladesh, Nepal, Phillipina dan termasuk Palestina sendiri, Muhammadiyah Aid pernah hadir berkontribusi.

Secara kelembagaan, Muhammadiyah Aid adalah tim yang bersifat ad hoc dan bertugas memastikan berbagai program kemanusiaan Muhammadiyah di luar negeri bisa berjalan lancar. (giri)