Bedanya KH Ahmad Dahlan dan Ganjar Pranowo

Oleh Uum S. Usman

KH. Ahmad Dahlan dengan uang sendiri dibantu patungan teman-teman seperjuangan mendirikan sekolah untuk mencerdaskan kaum Bumi Putera yang dimarginalkan penjajah.
Ganjar Pranowo dengan APBD trilyunan di tangannya hanya mampu berpikir untuk menutup sekolah yang menyediakan diri melayani kalangan masyarakat termarginalkan dari sistem kebijakan politik dan ekonomi, sebagai solusi atas kegagalan membinna watak dan karakter anak didik.

Sekolah Negeri yang segala fasilitas nya dibackup pemerintah menjadi rujukan utama para siswa yang terpiliih, mapan, stabil ekonominya, bagus rangking di kelas nya, mampu bersosialisasi dengan baik dan perilaku standar umumnya baik. Jika ada siswa yang bermasalah solusinya gampang; pecat. Dan sudah pasti anak anak usiran ini akan masuk ke sekolah swasta.

Sekolah Muhammadiyah sejak berdirinya sebelum negara ini merdeka sampai kini dan nanti tetap akan membuka diri menerima siswa didiknya dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak yang kurang beruntung dan bermasalah baik secara fisik, ekonomi, sosial bahkan mental. Termasuk diantaranya mereka yang tidak bisa dididik di sekolah negeri. Spirit pendidikan bagi Muhammadiyah bukanlah sekedar raihan angka-angka serta rangkaian presensi kehadiran siswa di sekolah.
Bagi Muhammadiyah Pendidikan adalah media dakwah untuk merubah karakter manusia menjadi lebih baik dan bermartabat sehingga bisa berperan sempurna dalam kehidupannya di kemudian hari.
Sejatinya, mendidik anak bangsa adalah tugas negara.

Ketika sekolah negeri tak mampu menampung atau mengurus anak usia sekolah, maka sekolah swasta dengan segala keterbatasannya masih siap mengambil alih tanggungjawab negara. Tentu saja kita faham bahwa mendidik manusia bukan seperti membuat adonan roti yang sekali jadi.

Sungguh, Tak perlu menjadi Gubernur kalau solusi untuk kasus bulli yang melibatkan siswa adalah; Menutup sekolah….!