Lombok Gempa Lagi, Muhammadiyah Turunkan Lagi 5 Tim Kesehatan

Sangpencerah.id – Sejak BNPB menyatakan peringatan dini gempa di Lombok dengan kekuatan 7,0 SR yang berpotensi Tsunami, komunikasi Lazismu dan Relawan Muhammadiyah Management Disaster Center (MDMC) Indonesia terus berjalan. Banyaknya korban luka-luka dan meninggal dunia, membuat MDMC Indonesia melalui One Muhammadiyah Ones Respons, segera membuat putusan untuk mengirim kembali tambahan tim kesehatan dan tim psikososial.

Sekretaris MDMC Indonesia, Arif Nur Kholis, mengabarkan kepada tim media Lazismu (6/8/2018) bahwa Tim Kesehatan dari Jawa Timur, terutama RS Muhammadiyah Lamongan yang sudah melaksanakan pelayanan medis 1 minggu yang lalu diperpanjang tugasnya sampai dengan Rabu, 8 Agustus 2018.

Data dari lapangan dan BNPB telah memberikan informasi bahwa para korban gempa Lombok membutuhkan banyak pertolongan tim medis. Mereka banyak terluka. “Berdasarkan foto-foto tindakan medis dari relawan di lokasi, yang dikirimkan ke MDMC Indonesia, upaya untuk mengirimkan bantuan tim medis dan psikososial sudah diputuskan,” katanya kepada tim media Lazismu.

Arif menjelaskan Tim Medis yang diturunkan dari PKU Muhammadiyah Yogyakrta yang berangkat hari ini, terdiri dari dokter dan perawat. Di samping itu, juga mengirimkan ambulans melalui jalan darat dan laut.

Tim medis dari lokasi lain juga telah disiapkan, dari PKU Bantul yang berangkat pada sore hari ini menuju Lombok. Sementara itu, tim medis gabungan juga berangkat dari RS Siti Khadijah Sepanjang dan RS Aisiyitah Ponorogo) yang akan berangkat besok melalui jalan darat dan laun dengan ambulans.

Adapun, tim medis dari RS Roemani Semarang berangkat hari ini yang diprediksi sampai di lokasi malam hari ini dengan tim terdiri dari 1 dokter dan 2 perawat. Saat ini, Arif menambahkan, tim kesehatan kedua dari Jawa Timur, terdiri dari RS UMM dan RS PKU Muhammadiyah Bima sudah berada di Lombok.

Tadi malam, menurut Arif setelah koordinasi menjadi tim responder pertama (first responder) di Lombok Utara, daerah Tanjung dan Kayangan. Disampaikan juga oleh Arif, akan menyusul tim dukungan psikososial dari PWM DIY dan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Sejauh ini di lapangan sejak seminggu pendampingan sudah dilakukan tim KKN UMY dan AMM NTB. (na)