5 Ribu Kokam Gelar Apel Akbar, Sebelum Aksi Reformasi 1998

Tulisan ini menceritakan tentang lika liku persiapan Apel Akbar KOKAM DI Yogyakarta di Mandala Krida yg diselenggarakan akhir tahun 1997 sebelum reformasi. Dimana kondisi pada waktu itu pengamanannya sangat ketat.

Pagi itu sekitar jam 11.00 kami berempat yakni Untung Cahyono (Ketua PW Pemuda Muhammadiyah DIY), Edy Suharyanto (Sekretaris PWPM), Afnan Hadikusumo (Wakil Sekretaris PWPM), dan Muh. Ali (almarhum) beraudiensi di rumah Dinas Danrem waktu itu dijabat bapak Joko Santosa (kelak kemudian hari menjadi Panglima TNI). Dalam pembicaraannya kita meminta dukungan penyelenggaraan Apel Akbar KOKAM DIY sekaligus memohon kesediaan beliau menjadi Inspektur Upacara dia acara tersebut. Sebenarnya kami pesimis dengan kesediaan beliau, mengingat kondisi politik sqat itu. Akan tetapi diluar dugaan kami ternyata beliau bersedia menjadi inspektur upacara.

Tiga hari kemudian, kami audiensi ke Kapolda DIY, yang waktu itu ditemui oleh Kepala Bagian Intelkam. Di situ sesungguhnya mereka keberatan dengan rencana gelaran Apel Akbar karena melibatkan ribuan orang. Akan tetapi setelah kami jamin bahwa apel akbar tersebut tidak akan menimbulkan kerusuhan barulah kami mendapatkan ijin penyelenggaraan. Dengan catatan kami bertiga diminta menyiapkan RANSEL jika pasca Apel Akbar terjadi rusuh, karena nanti kami yg akan dijemput petugas utk bertanggung jawab.

Malam menjelang hari-H, kami mengadakan press conference di kantor PP Muhammadiyah KHA Dahlan. Para wartawan lokal, nasional, dan internasional sudah berkumpul di Kantor PP Muhammadiyah. Saya sendiri berada di ruang kerja saya di kantor tsb untuk mengetik sambutan Pak Amien Rais pada acara apel besok hari. Pengetikan sambutan beliau sangat rahasia karena atas permintaan Pak Amien. Sehingga yang tahu hanyalah Pak Untung Cahyono, pak Edy Suharyanto dan Saya. Sehabis acara press conference, tiba2 ada telpon di kantor PP Muhammadiyah yang waktu itu diterima oleh pak Edy Suharyanto, isinya adalah pak Edy dimarahi pak Amien karena menurut pak amien sambutannya sudah bocor di kalangan wartawan. Kita bertiga jadi terbengong-bengong karena tidak mungkin sambutan beliau bocor, sebab yg tahu materinya hanya kami bertiga, dan sambutan itupun baru saya ketik ulang.

Banyak yg bertanya kenapa PWPM DIY yakin akan bisa mendatangkan ribuan anggota KOKAM. Kunci jawabannya adalah konsolidasi. Jauh hari sebelum acara diselenggarakan, kami melakukan konsolidasi ke daerah dan ke cabang-cabang dengan kendaraaan roda dua maupun dengan mobilnya pak Edy, Suzuki kotak yang jaman itu sudah lumayan bagus. Hujan dan panas, siang dan malam tidak menjadi penghalang. Bahkan kadang kita pulang sampai rumah larut malam sekitar jam 01.00 dalam rangka konsolidasi ini. Kita ingin memastikan jumlah yg akan dikirim, transportasi, serta logistiknya. Gunungkidul adalah medan terberat, kami ke sana nak motor berboncengan, pulangnya kehujanan sehingga sampai di rumah badan ini basah kuyup semua.

SUKSES ÀPEL AKBAR

Akhirnya acara yg ditunggu-tunggu terselenggara di Mandala Krida. Antara senang dan khawatir bercampur baur menjadi satu. Tidak disangka peserta apel akbar yang hadir melampaui target karena ada tambahan pasukan dari Klaten, Wonosobo, Temanggung, dan Magelang. Perkiraan waktu itu hanya akan dihadiri 3000-an peserta ternyata berlipat menjadi 5000-an peserta. Dengan inspektur upacara Brigjen Joko santoso, komandan Upacara Akhid Widi rahmanto, sambutan Untung Cahyono, dan Orasi H.M. Amien Rais. Dari sisi peliputan luar biasa, hampir semua media televisi, media cetak, dan radio Nasional hadir, bahkan puluhan media asing juga hadir misalnya dari ABC, CNN, BBC, NHK, AL JAZEERA, AL ARABIA, Dsb. Dapat dikatakan itulah hajatan besar di DIY pada waktu itu yg sukses diliput ratusan media. Sehingga gaungnya sampai dimana-mana.

Itulah sedikit cerita dibalik kesuksesan Apel Akbar KOKAM DIY menjelang Reformasi. Itu semua berkat kerja keras, konsolidasi yang baik, dan hubungan baik dengan aparatur keamanan, serta rasa tanggung jawab yg harus dipikul oleh panitia.

#KisahDibalikLayar

Oleh : Afnan Hadi Kusumo (anggota DPD RI perwakilan DIY)