Facebook adalah mesin uang. Tak peduli seberapa buruk sentimen atau kekhawatiran publik mengenai ketergantungan perusahaan ini terhadap iklan, berbagai jenis usaha tetap mengucurkan uang agar produk-produk mereka tampil di hadapan pengguna media sosial terbesar dunia ini.
Facebook menyatakan dalam laporan keuangan yang dirilis hari Rabu (25/4/2018) nilai kas dan setara kasnya mencapai US$44 miliar (Rp 612 triliun) di kuartal I-2018. Nilai tersebut naik lebih dari dua kali lipat jumlah kas perusahaan dua tahun lalu yang tercatat US$20,6 miliar, CNBC International melaporkan.
Kas dan setara kas yang dimiliki Facebook itu bernilai hampir separuh dari target penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang ditetapkan sebesar Rp 1.424 triliun.
Saham Facebook merangkak naik pada sesi perdagangan post-closing hari Rabu setelah capaian laba dan pendapatannya melampaui estimasi analis. Perusahaan telah membuktikan meskipun bisnisnya sedang diterpa skandal penyalahgunaan data 87 juta pengguna oleh lembaga konsultasi politik Cambridge Analytica, kekhawatiran soal kerahasiaan data, dan penyebaran hoaks, berbagai jenis bisnis masih belum mampu mengalihkan uangnya dari platform itu.
Pengguna aktif Facebook secara bulanan tercatat mencapai 2,2 miliar pada periode Januari-Maret.
Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu mengatakan 91% dari pendapatan iklannya di periode itu berasal dari iklan seluler, naik 85% tahun lalu. Semakin Facebook berpindah ke versi seluler atau mobile, semakin menguntungkan bisnisnya sebab margin usaha perusahaan melonjak jadi 46% dari 41% di periode yang sama tahun lalu.
sumber : cnbcindonesia.com