UGM dan Muhammadiyah Kelola 250 Miliar untuk Pemberdayaan Masyarakat

Sangpencerah.id – Tahir Foundation menyepakati kerja sama dengan PP Muhammadiyah serta Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait pemberdayaan masyarakat. Kerja sama itu ditandatangani di sela-sela talkshow Filantropi untuk Pemberdayaan Umat di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Kamis (1/3/2018).

Tahir memberikan dana sebesar Rp250 miliar untuk program pemberdayaan masyarakat selama lima tahun kepada Muhammadiyah dan UGM.
Manajer Pendidikan dan Pelatihan Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan UGM Prof Muhadjir Darwin menjelaskan, dalam kerja sama itu Tahir Foundation sebagai penyedia dana. Di mana nominal yang diberikan sebesar Rp250 miliar untuk lima tahun dengan rincian Rp50 miliar tiap tahunnya.

Dana itu secara bersama-sama akan dikelola oleh UGM dan Muhammadiyah untuk melakukan pemberdayaan masyarakat. Pihaknya bersama Muhammadiyah akan mengembangkan pemberdayaan umat dengan menciptakan kegiatan nyata yang hasilnya dapat memberdayakan masyarakat secara ekonomi yang sifatnya berkelanjutan.

“Akan dikembangkan workshop untuk menjalankan proram ke dalam aksi konkret selama lima tahun. Program ini sifatnya nasional ditujukan kepada elemen masyarakat dengan jenis geografis yang berbeda. Seperti nelayan, masyarakat pedalaman, perkotaan yang secara ekomomi masih kurang. Program bersifat produktif di banyak daerah,” terangnya dalam konferensi pers seusai pelaksaan talkshow, Kamis (1/3/2018).

Ketua PP Muhammadiyah Haedhar Nashir menambahkan, pihaknya akan menggunakan kekuatan akseleratif dan inovatif dalam melaksanakan program pemberdayaan umat tersebut. Muhammadiyah, kata dia, punya pengalaman panjang dan luas dalam pemberdayaan masyarakat, dari Papua, NTT sampai ke Indonesia bagian barat.

Mulai dari fokus pemberdayaan ekonomi, pendidikan, penguatan akses infrastruktur hingga ke kemandirian daerah pertanian. Pihaknya akan mencoba membagi beberapa titik daerah yang pernah disasar Muhammadiyah untuk kemudian menjadi pertimbangan dalam merumuskan program.

“Kita punya berbagai macam model pemberdayaan masyarakat. Tentu program ini setiap tahun akan punya progres yang akan terus dievaluasi. Kami punya infrastruktur luas di tanah air, untuk pemberdayaan agar bisa lebih masif lagi,” imbuh Haedar.

Rektor UGM Prof. Panut Mulyono mengatakan, semua program akan diformulasikan dengan baik dan dapat terdokumentasikan melalui berbagai karya ilmiah. Oleh karena itu, akan melibatkan mahasiswa baik dari UGM maupun Muhammadiyah untuk dapat mendokumentasikan melalui skripsi, tesis maupun disertasi. Sehingga mahasiswa dapat berproses melalui kerja sama itu agar setelah lulus menjadi manusia yang peduli terhadap pemberdayaan. Kemudian monitoring dan evaluasi akan dilaksanakan secara berkelanjutan.

“Bahwa generasi milenial ikut berproses daa program ini, yang skripsi isinya tentang kajian pelaksaan program ini. Diharapkan memiliki karakter naluri pemberdayaan. Jadi ada integrasi masyarakat dengan mahasiswa, sehingga butuh karakter multikultur, menyemaikan nilai kebangsaan,” tegasnya.

Pimpinan Tahir Foundation Dato Sri Tahir menyatakan, kerja sama itu akan dilakukan secara berkelanjutan selama lima tahun. Selain itu, kerja sama akan dilakukan sesuai dengan kondisi zaman dan kebutuhan lapangan. “Karena pasti akan banyak perubahan zaman, sesuai kebutuhan lapangan semua bisa didiskusikan. Mungkin tidak sampai lima tahun ada perpanjangan dan sebagainya bisa didiskusikan,” tegas pemilik Mayapada Group ini.(sp/solopos)