Inilah Delapan Sekutu Amerika Tolak Resolusi PBB soal Yerusalem

Sangpencerah.id – Delapan negara sekutu Amerika Serikat mendukung Washington dengan menolak resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal Status Yerusalem, Kamis (21/12). Resolusi yang berhasil disahkan Majelis Umum PBB dalam Sidang Darurat Khusus di Markas PBB, New York itu mendesak Presiden Donald Trump menarik keputusannya soal Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Kedelapan negara itu adalah Israel, Guatemala, Honduras, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru, Palau, dan Togo.

Sementara itu, 35 negara yang memilih abstain dalam voting tersebut. Beberapa negara yang tidak memberi suara di antaranya yakni Kanada, Australia, Meksiko, Filipina, Polandia, Kolombia, Kroasia, Ceko, Hungaria, dan Sudan Selatan.

Di sisi lain, sebanyak 21 negara memilih untuk menyatakan diri tidak hadir dalam pemungutan suara itu. Antara lain,  Timor Leste, Myanmar, Ukraina, Georgia, Swaziland, dan Turkmenistan.

Kanada yang memberikan suara abstain  menganggap resolusi soal Status Yerusalem tersebut sepihak dan sama sekali tidak membantu prospek perdamaian di Timur Tengah.

“Karena itulah kami tidak memilih hari ini. Kami kecewa bahwa resolusi ini sepihak dan tidak memajukan prospek perdamaian yang selama ini kami cita-citakan,” kata Duta Besar Kanada untuk PBB, Marc-Andre Blanchard, seperti dikutip Reuters, Jumat (22/12).

Israel, sebagai pihak yang diuntungkan oleh keputusan kontroversial AS, menolak resolusi PBB anti-Trump tersebut.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan menyebut resolusi yang didukung oleh 128 negara anggota itu sebagai hal yang tidak masuk akal. Sidang Majelis umum kemarin itu pun disebutnya sebagai “teater kaum absurd”.

Meski begitu, Netanyahu mengungkapkan terima kasih kepada AS dan negara lainnya yang ikut menolak resolusi tersebut.

“Israel menolak keputusan PBB dan di saat bersamaan kami menunjukkan penghormatan kepada negara yang abstain dari resolusi itu. Israel berterima kasih kepada Presiden Trump atas pendiriannya yang tegas soal Yerusalem,” kata Netanyahu.

“Terima kasih juga kepada negara-negara yang bersama menolak keputusan itu dengan Israel, kita bersama menuju kebenaran. Saya menghargai kenyataan bahwa semakin banyak negara menolak untuk berpartisipasi dalam teater kaum absurd ini,” lanjutnya.

PBB akhirnya tetap mengadopsi resolusi berisikan penolakan terhadap keputusan AS soal Yerusalem karena mayoritas lebih dari dua pertiga negara anggota mendukung dokumen tersebut.

Negara Arab dan negara Muslim seperti Indonesia, Turki, dan beberapa negara lain termasuk pihak pendukung resolusi itu. Empat anggota Dewan Keamanan PBB seperti Perancis, China, Rusia, Inggris bahkan turut mendukung resolusi anti-Trump tersebut.

“Indonesia menyambut baik hasil pemungutan suara Sidang Majelis Umum PBB terhadap langkah unilateral AS atas Yerusalem. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Indonesia bersama mayoritas negara di dunia mendukung perjuangan Rakyat Palestina,” demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri RI yang diterima CNNIndonesia.com

Resolusi yang menentang keputusan Trump itu sebelumnya telah diajukan di rapat DK PBB awal pekan ini, namun gagal diadposi karena AS memvetonya. Padahal 14 anggota lain setuju dengan resolusi itu.

Karena itu, sejumlah negara seperti Yaman, Turki, dan Indonesia mengajukan resolusi serupa untuk disidangkan di Majelis Umum kemarin. Langkah ini seperti yang telah disepkati oleh negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul yang akan membawa resolusi penolakan keputusan AS ke Majelis Umum jika gagal di DK PBB