Haedar Nashir : Muhammadiyah Akan Membentuk Holding Company

SangPencerah.id-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, organisasinya tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.

“Strategisnya adalah Muhamadyah bisa mengkonsolidasi pontesi usahanya secara lebih masif, tetapi tetap dalam konteks basis masa. Nah ini yang sedang kita susun,” kata dia selepas membuka Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi Kewirausahaan di Bandung, Rabu, 13 September 2017.

Haedar mengatakan, organisasinya punya sejumlah unit bisnis yang sudah berjalan yang rencananya akan disatukan dalam satu payung korporasi.

“Usaha Muhammadyah d bidang pendidikan dan kesehatan itu kita punya unit-unit bisnis. Itu modal kita. Kita punya berbagai macam jenis bisnis yang langsung dikelola Persyarikatan dan Jaringan Saudagar ini, sehingga peluang membentuk korporasi ini besar,” kata dia.

Menurut Haedar, seluruh unit bisnis tersebut yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk rumah sakit, sekolah, dan universitas itu seluruhnya atas nama Pengurus Pusat Muhammadyah.

“Muhammadiyah ini satu-satunya organisasi kemasyarakat yang badan hukumnya itu seperti holding. Seluruh rumah sakit dan sekolah, bentuk-bentuk usaha dari Sabang sampai Merauke itu milik Pimpinan Pusat, tidak ada nama yayasan lain, tidak ada nama lembaga lain,” kata dia. “Termasuk aset-aset itu sudah atas nama Pimpinan Pusat, sudah jadi holding itu sendiri. Tinggal level detil kita bikin sub-sub korporasi yang tetap bisa mengmbangkan apa yang dimiliki.”

Dia mencontohkan, lini bisnis yang dijalankan perguruan tinggi milik Muhammadyah itu mulai dari POM bensin hingga hotel. “Ada berbagai macam kegiatan retail yang langsung dikelola pimpinan wilayah, cabang. Ini jadi sub holding,” kata Haedar.

Kendati demikian, Haedar mengatakan, holding yang akan dibentuk tersebut tidak akan mengambil bentuk yang sentralistik. “Tapi berlapis, per wilayah. Ada holding ada sub-holding, sehingga nanti jadi pohon besar. Tidak absolut di tingkat pusat,” kata dia.

Haedar optimis holding itu akan mengembangkan lagi lini bisnis yang sudah dimiliki Muhammadyah. “Ini kan ormas. Ormas ini punya kekuatan yang tidak dimiliki oleh perusahaan-perusahaan, biarpun raksasa, yaitu punya basis masa,” kata dia.

Holding yang tengah dijajaki itu juga tidak akan bergerak hanya murni mengejar bisnis.

“Ini yang sedang kita susun karena bisnis di Muhammadyah tidak untuk bisnis, tapi bisnis yang punya implikasi mensejahterakan anggota, mensejahterakan rakyat. Karena kita juga harsu berbagi, lain dengan format-format bisnis raksasa yang dia boleh besarkan dirinya tapi melah mematikan masyarakat,” kata dia.

Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi Dan Kewirausahaan (MEK) yang digelar berbarengan dengan Silaturahim Kerja Nasional Saudagar Muhammadyah itu dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Rencana pendirian holding itu disinggung oleh Ketua Majelis Eknomi dan Kewirausahaan, Muhammad Najikh.

“Banyak amal usaha ekonomi, bagaimana kita sinergikan, kita jadikan satu dalam wadah Holding Company atau di sebut Badan Usaha Milik Muhammadyah,” kata dia, Rabu, 13 September 2017.

Najikh mengatakan, MEK berharap holding ini menjadi simbol gerakan Muhammadyah di bidang ekonomi. “Majelis pendidikan punya sekolah dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Dan Majelis Kesehatan punya rumah sakit. Majelis Ekonmi juga ingin mempunyai simbol ekonomi gerakan Muhammadyah yaitu di masing-masing wilayah itu ada Muhammadyah Tower, atau mall, pasar, atau pusat aktivitas ekonomi Muhammadyah,” kata dia.

Menteri Ekonomi Sri Mulyani Indrawati saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi Dan Kewirausahaan (MEK) yang digelar berbarengan dengan Silaturahim Kerja Nasional Saudagar Muhammadyah terpancing mengomentari rencana bisnis Muhamadyah itu. Dia menantang holding company organisasi itu agar melantai di Bursa Efek Indonesia.

“Untuk kemudian perguruan tinggi, binsi modelnya Muhammadyah di korporatisasikan. Mereka yang tidak mampu tetap dijaga, tapi yang bisa ‘revenue-generating’ kita naikkan kalau korporat governance diperabaiki. Kenapa Muhammadyah tidak melakukan ‘listing’ di ‘capital-market’,” kata dia, Rabu, 13 September 2017.

Sri Mulyani menyarankan organisasi itu menjajaki bisnis meniru Lippo Group. Dia mengatakan Muhammadiyah memiliki bisnis usaha di bidang pendidikan dan kesehatan.

Namun dia tidak merekomendasikan agar Muhammadyah membuat mall. “Itu termasuk yang sunset, kecuali Muhammadiyah punya ide bagaimana mengggunakannya,” kata Sri Mulyani (sp/tpo)