Setelah 12 Lantai, UM Tangerang Membangun Gedung 19 Lantai

UM Tangerang (Foto umt.ac.id)

SangPencerah.id-sebanyak 50 peserta delegasi pimpinan cabang pemuda Muhammdiyah menghadiri rapat pimpinan daerah (Rapimda) pemuda muhammadiyah Kota Tangerang di Cisarua-Bogor, Minggu (20/8/2017).

Acara Rapimda tersebut mengusung tema “Aktualisasi dan Optimalisasi Peran Kebangsaan Kader dalam Mewujudkan Masyarakat Berkemajuan”

Ketua pelaksana Rapimda, Yopy Perdana Kusuma mengatakan, Rapimda ini merupakan sebuah wadah bagi para kader di Kota Tangerang dalam menguatkan tali silaturahim, melakukan proses-proses konsolidasi baik interal dan eksternal, koordinasi dan progres report bagi seluruh cabang mengenai perkembangan masing-masing cabang dalam dinamika Dakwah.

“Rapimda ini juga sebagai sarana untuk menyikapi dinamika politik dan amal usaha, serta persiapan menjelang diselengggarakannya Musyawarah Daerah (Musda) pimpinan daerah pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang” kata Yopy usai Rapimda, Selasa (22/8/2017).

Yopy menjelaskan, pada pelaksanaan hari pertama Rapimda acara dibuka oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang diwakili oleh Ahmad Fauzan, kemudian disusul oleh materi seputar kepemudaan oleh 4 narasumber kompeten dan berpengalaman di organisasi politik dan amal usaha di Muhammadiyah. Terpisah, pimpinan daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang, Zulpikor mengatakan Rapimda pimpinan daerah muhammadiyah sebagai sarana untuk penguatan Internal dimana perkembangan Muhammadiyah di Kota Tangerang sangat luar biasa, terlebih lagi dengan adanya amal usaha pendidikan Univesitas Muhammadiyah Tangerang.

“Kami Pemuda Muhammadiyah telah mempersiapkan kader-kader terbaik kami dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia baik secara akademis dan organisatoris. UMT yang merupakan Centre of Excellent bagi perkembangan dunia pendidikan di Kota Tangerang” ujar Zulpikor.

Oleh karena kata Zulpikor, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang dalam hasil rekomendasi Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) menyatakan sikap untuk mendukung pembangunan gedung UMT 19 lantai.

Menurut Zulpikor, pembangunan gedung UMT 19 lantai ini sebagai bukti keberhasilan dari rektor UMT dan jajarannya, yang bekerja begitu semangat untuk membangun sebuah sarana perkuliahan yang nyaman dan berkelas. Untuk itu, pimpinan daerah pemuda muhammadiyah Kota Tangerang, menyatakan dukungannya melalui sebuah pernyataan sikap.

“Kami sangat mendukung dengan program UMT yang akan membangun gedung baru 19 lantai yang sebelumnya telah berdiri gedung 12 lantai. sehingga nantinya akan genap menjadi gedung 1912 yang terinspirasi dari tahun berdirinya Muhammadiyah” ujar Zulpikor.

Menurut Zulpikor, berdasarkan semangat amal nyata dan kontribusi untuk perserikatan, umat dan bangsa pihaknya menyatakan sikap bahwa UMT sebagai aset Kota Tangerang yang dapat mempercantik kota dan penguatan adipura harus dijaga dengan baik.

“Hal ini sejalan dengan semangat Kota Tangerang yang menjadikan sebagai kota destinasi pendidikan yang mencerdaskan masyarakatnya” kata Zulpikor.

Zulpikor menjelaskan, pembangunan 19 lantai UMT ini juga salah satu solusi mengatasi perparkiran di wilayah zona pendidikan Cikokol, karena dengan 19 lantai akan terbangun 6 lantai khusus gedung parkir.

“Gedung parkir ini juga bisa menampung parkir umum yang ada di kawasan pendidikan Cikokol, sesuai dengan keinginan Walikota Tangerang saat melakukan sidak di wilayah ini,” ucapnya.

Bahkan kata Zulpikor, pihak UMT juga tidak serta merta membangun gedung begitu saja tanpa ada izin atau aturan yang ada di Pemkot Tangerang. Namun pihak UMT, tetap mengikuti prosedur pembuatan Amdal/UKL/UPL dan berizin IMB.

“UMT sebagai pioner Perguruan Tinggi yang ada di Kota Tangerang memberikan contoh baik dengan taat dan patuh terhadap hukum,” tuturnya.

Untuk itu sambung Zulpokir, dirinya mengajak masyarakat untuk mendorong dan mendukung lembaga pendidikan yang membangun sarana dan prasarana sebagai kebutuhan peserta didik/mahasiswa, sehingga mereka mendapatkan layanan pendidikan yang lebih layak.

“Kami juga mengharapkan Pemkot Tangerang dapat melakukan percepatan proses IMB, mengingat amal usaha pendidikan sangat berbeda dengan usaha komersial yang berbasis profit oriented. Karena usaha pendidikan melahirkan insan yang produktif untuk menjadi motor penggerak pembangunan, sedangkan usaha komersial melahirkan pribadi yang konsumtif,” pungkasnya. (sp/lip)