Perjuangan Tukang Becak Menjadi Sarjana di Unmuh Gorontalo

SangPencerah.id– Perjuangan panjang Yus Taufik Ishak meraih mimpi akhirnya menjadi kenyataan. Pemuda yang sehari-hari bekerja menarik becak motor (bentor, Red) itu diwisuda di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UM Go).

Saat banyak kawan sesama calon wisudawan berangkat ke kampus naik mobil, Yus mengendarai bentor miliknya. Tidak ada rasa minder. Langkahnya pun terlihat mantap saat namanya dipanggil untuk menjalani prosesi wisuda oleh senat.

Sejak awal kuliah, Yus memang menunjukkan tekad baja demi mendapat pendidikan tinggi. Masalah ekonomi sempat menjadi batu sandungan. Tetapi, itu tidak menghambat Yus untuk meraih cita-cita.

Dia menyadari sang ayah tidak mampu membayari biaya kuliahnya. Oleh karena itu, setelah diterima di kampus UM Go, Yus berusaha mencari penghasilan sendiri, dengan menarik bentor. ”Tidak perlu malu, yang penting halal.” Itu yang ada di benaknya kala itu.

Awalnya, bentor yang digunakan adalah milik orang. Penghasilan sehari harus dibagi dengan pemilik bentor. Hasil menarik bentor ditabung, untuk biaya kuliah. Sisanya untuk makan dan bayar kos. Itu perjuangan yang cukup berat. Sebab, Yus sehari hari dikejar setoran. Di sisi lain, dia harus kuliah.

Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan begitu berat, tahun ketiga Yus sudah mampu membeli bentor.

Baca juga : (Tukang Becak Itu, Bangga Berdinas dengan Batik Muhammadiyah) dan (Tukang Becak itu, Tutup Lubang Jalan di Malam Hari)

Dr Tamrin Kum, dosen pembimbing Yus, mengatakan bahwa Yus adalah salah seorang mahasiswa teladan. ”Selama saya bimbing untuk ujian skripsi, dia (Yus, Red) rajin sekali berkonsultasi. Semangatnya itu yang saya kagumi,” terangnya. (sp/rs)