Saat di Istana, Pemuda Muhammadiyah Kritik 4 Poin ke Presiden Jokowi

Sangpencerah.id – Hari Senin (17/4) Presiden kembali mengumpulkan tokoh agama ke Istana Negara. Salah satunya Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Bang Dahnil menyampaikan beberapa poin berikut :

Pertama, saya mengapresiasi upaya Pak Presiden untuk mendorong kebijakan redistribusi asset/lahan sebagai wujud keberpihakan Pemerintah kepada kelompok miskin. Namun, Pak Presiden, beberapa bulan Ini Muhammadiyah menerima Saudara-Saudara Kami petani Teluk Jambe, Karawang, Korban konflik agraria, mereka kehilangan lahan, pemerintah daerah tidak berpihak kepada mereka, sekarang 200 lebih Petani Karawang tersebut, ditambah 60 Anak ditampung oleh Muhammadiyah, Sudah sebulan lebih mereka kami tampung, bagi Muhammadiyah tidak ada masalah membantu Saudara-Saudara Kami tersebut, karena salah satu visi Dakwah Muhammadiyah adalah membantu Mustad’afin, namun sejatinya Ada tanggungjawab Negara yang harusnya hadir membantu mereka, maka saya berharap Pak Presiden untuk turun Langsung menuntaskan masalah Ini, sehingga kebijakan redistribusi lahan yang Akan Bapak dorong benar-benar memberikan kebermamfaatan untuk masyarakat miskin.

Kedua. Terkait dengan Radikalisme dan Terorisme, bagi Pemuda Muhammadiyah tugas-tugas deradikalisasi pasti dan terus dilakukan oleh organisasi Islam, terutama yang memiliki komitmen merawat Indonesia, namun ditengah upaya-upaya tersebut, menjadi Percuma bila radikalisme dan Terorisme itu lahir dari kekuatan diluar Kendali Kami, Yakni sebutlah kekuatan aparat yang justru melahirkan Terorisme, atau justru Ada Indikasi ternak Terorisme sehingga apapun yang kita lakukan justru menjadi percuma.

Ketiga, Pak Presiden. Apa yang terjadi terhadap Novel Baswedan adalah tindakan Terorisme terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia, Bapak harus terlibat Langsung menuntaskan Kasus Ini, bagi saya seharusnya Kasus Ini mudah dipecahkan oleh pihak kepolisian kita yang memiliki aparatur lengkap dan Hebat, Bahkan dalam Kasus Terorisme Polisi dengan mudah Bisa menjelaskan jejaringnya dst, Apalagi cuma Kasus penyiraman air keras yang dialami oleh Novel, pasti Polisi mudah mengungkap, bagi saya tinggal political will saja, jangan sampai Kasus Novel Ini sama dengan Kasus Tama S Langkun di Jaman Pak SBY dulu, Maka saya memohon Bapak memimpin Langsung penuntasan Kasus Ini.

Keempat, terkait permintaan menyampaikan Pesan-Pesan yang menentramkan jelang Pilkada DKI jakarta, saya sepakat dengan Pak Presiden. Namun, Pak Presiden, produsen kebisingan sesungguhnya adalah dua kandidat dan timsesnya yang Sedang bertarung, saya Kira Justru permintaan tersebut harus disampaikan kepada mereka, minta komitmen mereka untuk memastikan Pilkada yang Bersih dan menjaga kondisifitas, jangan sampai mereka yang berbuat para tokoh agama Ini yang harus memadamkan. Jadi, saran saya panggil mereka dan tagih komitmen mereka Pak.