Petani Karawang “Menguburkan Diri” di Depan Istana Negara

Sangpencerah.id – Untuk kesekian kalinya petani blok kutandingan Kampung Cisadang Desa Wanajay, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, kembali melakukan aksi di depan Istana Negara Jakarta, Selasa (25/4).

Dalam aksinya kali ini petani melakukan aksi yang tidak biasa juga melibatakan berapa organisasi gerakan dan LBH. Petani melakukan aksi ekstrem dengan mengubur dirinya didalam peti mati yang ditimbun tanah merah diatasnya.

Hal tersebut dilakukan akibat petani kecewa terhadap Pemerintah Jokowi yang tak kunjung bergeming untuk menuntaskan persoalan sengketa tanah yang dialami petani melawan perusahaan PT Pertiwi Lestari (Group Salim).

Selain itu juga petani menuntut untuk segera di pulangkan ke kampung halamanya yang sebelumnya telah digusur oleh  PT Pertiwi Lestari. Dan pemerintah memberi jaminan dengan payung hukum.


“Kami menuntut dibuatkan payung hukum kepada pemerintah sebagai jaminan untuk kepulangan kami ketanah kelahiran petani di Karawang,”ucapnya Maman Nuryaman Ketua STTB di Jakarta, Selasa (25/04/2017) siang.

Petani juga menuntut untuk segera ditegakan Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, Cabut Hak Guna Bangunan Nomor 5, Nomor 11 dan Nomor 30 atas nama PT Pertiwi Lestari, Kemblikan hak tanah petani yang dirampas, Kembalikan petani Telukjambe ketempat tinggalnya dalam keadaan semula dan hentikan kriminalisasi terhadap pejuang agraria.

Petani juga mengancam tidak akan mengakhiri aksi ekstrimnya tersebut sebelum tuntutan yang mereka bawa dapat terakomoir oleh pemerintah

“Rencananya aksi kita kontinue sampai tuntutan petani didengar oleh rezim hingga medapat penyelesaianya,”tegasnya Maman.

Selain petani telukjambe yang tergabung dalam Serikat Tani Telukjambe Bersatu (STTB), terdapat beberapa organ lain yang mendukung dan ikut berpartisipasi dalam Aksi Kubur Diri ini, LBH Jakarta dan LBH Bandung, Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PP Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Muhammadiyah, PBH Dompet Dhuafa, Komisi Keadilan dan Perdamaian (KKPKWI), BM PAN Karawang, KontraS dan Aksi Kaum Muda Indonesia (Akmi). (sp/kbk)