Pembubaran Pengajian Bentuk Intoleransi Beragama


sangpencerah.id – Kedatangan Raja Salman di Indonesia menimbulkan euforia publik, ketika bertemu tokoh – tokoh agama banyak tokoh agama dan tokoh masyarakat menjelaskan ke Raja Salman bagaimana toleransi beragama terawat baik di Indonesia.

Namun dibalik klaim kesuksesan merawat toleransi beragama masih ada juga hal – hal yang merusak toleransi beragama di Indonesia, hal ini terjadi tadi pagi Sabtu 4/3/2017 ketika sejumlah anggota Banser dan GP Ansor membubarkan pengajian di Masjid Sholahuddi Gedangan Sidoarjo yang menghadirkan ustad khalid basalamah.

Aksi ini sempat membuat situasi agak memanas dan hampir terjadi gesekan antar sesama ummat islam sebelum akhirnya bisa dilerai, jika itu sampai terjadi tentunya hal ini sangat mencoreng wajah ummat islam Indonesia yang baru saja mendapat pujian oleh Raja Salman atas toleransi dan semangat ukhuwah yang ditampakkan muslim Indonesia

GP ansor dan Banser melalui pernyataanya menyampaikan bahwa pembubaran itu dipicu ceramah ustad khalid basalamah yang mereka nilai tidak sesuai dengan kultur ummat islam Indonesia namun apapun alasannya pembubaran paksa ini tetap dinilai tidak beradab dan bentuk intoleransi ummat beragama, seharusnya jika ada perbedaan hal ini bisa dilakukan melalui dialog dan musyawarah apalagi sesama ummat islam.

Sekali lagi pembubaran sebuah pengajian yang merupakan kegiatan agama sesungguhnya sebuah praktik nyata intoleransi, anti kebhinekaan dan anti NKRI karena sudah melabrak aturan konstitusi yang menjamin kebebasan warga negara untuk beribadah.

Jika dengan ummat lain saja kita bisa bertoleransi terhadap keyakinan agama masing – masing mengapa dengan sesama ummat islam yang mungkin terdapat perbedaan pemahaman kita harus menempuh jalan kekerasan dan upaya paksa.

Namun di lain pihak terjadinya penolakan ini juga agar menjadi koreksi kepada yang bersangkutan terhadap isi dan metode dakwah yang disampaikan mungkin dinilai kurang berkenan agar tidak menyinggung kelompok lain yang memiliki perbedaan pemahaman.

Pekerjaan ummat islam di Indonesia masih sangat banyak untuk itu sinergi semua komponen ummat diperlukan, jangan energi kita habis hanya untuk memperdebatkan perbedaan, satu pihak acap melakukan labelling terhadap kelompok islam lainnya sementara di pihak lain merasa dirinya paling nasionalis menjaga kebhinekaan dan toleransi antar agama namun seringkali alpa dengan saudara muslimnya kemudian bertindak arogan dan mengintimidasi kelompok lainnya.

Harapan kita semua ummat islam tentunya agar ormas – ormas islam dan kelompok – kelompok islam di Indonesia tetap bisa bersatu dalam ukhuwah islamiyah meskipun terdapat perbedaan pandangan atau pemahaman namun jangan itu dijadikan alasan untuk membenci apalagi memusuhi saudara islam lainnya.

Marilah menampilkan Islam yang rahmatan lil alamin , islam yang mengedepankan moderasi dan jalan tengah ( ummatan washatan ) agar ummat islam di Indonesia senantiasa mendapat ridho Allah swt kemudian bisa maju di berbagai bidang.(redaksi)