Mengapa Tema Kepemimpinan Masuk dalam Ranah Ilmu Kalam?

Ust. Wahyudi Abdurrahim, Lc. M.M:

Dalam kajian kitab ilmu kalam, kita akan menemukan bahwa tema terakhir akan dikaji masalah imama atau kepemimpinan. Sebagaimana telah dibincangkan sebelumnya bahwa Syiah menganggap persoalan kepemimpinan ini, bagian dari persoalan keagamaan. Mereka memasukkan kepemimpinan dalam bahasan ilmu kalam.

 

Syiah menganggap bahwa pemimpin negara yang mengatur urusan agama dan dunia, ditentukan Allah dengan mengutus rasul-Nya. Setelah itu, Rasulullah saw akan memberikan wasiat kepada orang yang kelak akan menggantikan polisi beliau.

Jika Syiah memasukkan pembahasan imamah dalam ilmu kalam karena terkait dengan urusan akidah, namun mengapa Ahlu Sunnah, Khawaruij, Ibadhi dan berbagai kelompok Islam juga memasukkan pembahasan kepemimpinan dalam ilmu kalam? Bukankah bagi kelompok selain Syiah, kepemimpinan merupakan urusan fikih dan bukan akidah?
Benar, bahwa kelompok lain memang memandang urusan kepemimpinan bagian dari fikih dan bukan akidah. Namun kelompok lain tersebut ingin menanggapi pemikiran kepemimpinan Syiah dalam ilmu kalam. Mau tidak mau, kelompok lain tadi mengkajinya dari ilmu kalam.

 

Jadi, kajian kepemimpinan dalam ilmu kalam, karena mereka berkeyakinan persoalan kepemimpinan bagian dari urusan akidah, namun lebih karena kondisi dan “keterpaksaan” yang menuntu mereka untuk mengkajinya di ilmu kalam. Karena Syiah mengkajinya dalam bagian ilmu kalam, maka golongan lain pun ketika menanggapi masuk dalam ranah kalam.