JK : Warga Yang Kaya, Mayoritas Keturunan Khonghuchu Atau Kristen

SangPencerah.id- Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengingatkan bahwa kesenjangan yang ada di Indonesia sudah cukup membahayakan karena adanya perbedaan agama antara yang kaya dan miskin. Hal tersebut, ia sampaikan saat menutup Sidang Tanwir Muhammadiyah di Ambon, Maluku, Minggu (26/2/2017).

“Kesenjangan di Indonesia cukup berbahaya dibanding di negara lain. Di Thailand yang kaya dan miskin sama agamanya. Di Filipina juga begitu, baik yang kaya maupun miskin memiliki agama yang sama. Sementara di Indonesia yang kaya dan miskin berbeda agama,” kata JK sebagaimana dilansir dari Antara.

Menurut JK, di Indonesia sebagian besar orang yang kaya adalah warga keturunan yang beragama Khonghuchu maupun Kristen. Sedangkan orang yang miskin sebagian besar Islam dan ada juga yang Kristen. “Ini sangat berbahaya. Karena itu kita harus berusaha bersama untuk mengatasi hal ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, JK menjelaskan bahwa persoalan kesenjangan tidak hanya menjadi masalah bangsa Indonesia, tetapi juga dirasakan bangsa lain. JK pun mengakui, sangat sulit untuk mewujudkan sila ke-5 dalam Pancasila.

“Pancasila bukan tidak kita laksanakan, hanya sila ke limanya sangat sulit kita laksanakan,” tandasnya.

Sebelumnya Ketum PP Muhammadiyah Haedar Natsir memberikan penghargaan kepada Jusuf Kalla sebagai bapak perdamaian dan kebhinnekaan. Menurut Haedar, JK telah menorehkan jejak perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sidang tanwir Muhammadiyah kali ini juga memutuskan resolusi penguatan kedaulatan dan keadilan sosial.

Salah satu isi resolusi tersebut adalah negara tak boleh takluk oleh pemilik modal asing maupun dalam negeri yang memporak porandakan tatanan negara hanya untuk mengeruk kekayaan dan meraih kekuasaan (sp/ok)