Klinik Surya Medika, Bukti Nasionalisme Muhammadiyah di Tanah Sumbawa

Klinik Surya Medika PKU Muhammadiyah Sumbawa

SangPencerah.id- Keberadaan fasilitas kesehatan di Sumbawa Besar sebagai ibu kota Kabupaten Sumbawa semakin bertambah dengan adanya klinik Surya Media Muhammadiyah, di jalan Hasanuddin, Sumbawa Besar, yang secara resmi beroperasi mulai bulan Oktober 2016, tahun lalu.

Bangunan klinik ini didominasi warna merah dan putih. Warna ini mengandung tafsir rasa cinta Tanah Air dari Muhammadiyah yang senantiasa terjaga. Nasionalisme ini ditunjukkan dengan terus membantu negara dalam memberikan layanan kesehatan di berbagai daerah pelosok Indonesia.

Peresmian beroperasinya Klinik yang masih di bawah pengelolaan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI. Prof. Muhadjir Effendi, selaku mantan Rektor UMM dan menjabat Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang didampingi tokoh besar Muhammadiyah asal Sumbawa, Prof. Din Syamsuddin.

Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM), Faisal Salim, mengemukakan  bahwa pihaknya ingin menoreh sejarah ulang. Dengan waktu pembangunannya sekitar dua tahun sejak peletakan batu pertama pada 12 September 2014.

Panitia pembangunan sebutnya berusaha keras agar pembangunan gedung klinik segera terwujud. Maka dengan bantuan UMM yang ketika itu dipimpin Prof. Muhadjir Effendi, memberikan angin segar untuk Klinik tersebut sebagai keinginan seluruh masyarakat Sumbawa.

Keberadaan klinik tersebut tandas Faisal Salim merupakan salah satu wujud nyata kontribusi perserikatan Muhammadiyah melalui salah satu amal usahanya yaitu UMM dalam upaya pembangunan kesehatan di Kabupaten Sumbawa.

“Klinik ini merupakan klinik utama sehingga diberi nama klinik utama Surya Medika PKO Muhammadiyah Sumbawa yang akan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat 24 jam,” terang Faisal.

Tenaga Kesehatan di Klinik Surya Medika

Beberapa jenis pelayanan kesehatan antara lain, pelayanan IGD, Poli Umum, Poli Gigi, Poli Spesialis, perawatan rawat inap, ruang bersalin, ruang perawatan bayi dan didukung  dengan pelayanan kefarmasian. Kemudian pelayanan laboratorium, radiologi yang memadai dan akan bergabung sejumlah dokter, seperti dokter gigi, dokter spesialis THT KL, penyakit dalam, bedah, anak dan kandungan, jantung, pembuluh, spesialis dan mata.

Bahkan sambungnya, klinik juga akan dilengkapi dengan alat kesehatan yang memadai bahkan alat kesehatan yang terbaik di Kabupaten Sumbawa. mengenai biaya memang belum ditetapkan tapi akan lebih terjangkau dari tempat lain. Karena itu untuk saat ini VIP ada 3 kamar, kelas 1 ada 4 kamar dan kelas 2 ada 3 kamar.

Bupati Sumbawa, HM. Husni Djibril, mengapresiasi keberadaan Klinik tersebut sebagai bagian dari upaya bersama meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh alternatif dan kemudahan sarana kesehatan.

“Klinik ini tentunya merupakan salah satu upaya penyediaan layanan masyarakat dengan maksud agar masyarakat mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas,” ungkap Bupati.

Bupati berharap klinik ini mampu memberikan pelayanan yang optimal dengan tenaga kesehatan yang berguna dan berdaya guna. Pemda Sumbawa dalam hal ini sangat berterimakasih atas kehadiran klinik ini karena akan memperluas pilihan akses kesehatan masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

Kondisi ini mampu membantu mengatasi keterbatasan daya tampung dan daya dukung sarana kesehatan yang ada di daerah. “Muhammadiyah bukan hanya milik umat islam tapi sudah menjadi harapan masyarakat Indonesia,” kata Bupati Sumbawa.

Mendikbud RI, Prof. Muhadjir Effendi, menyampaikan, yang paling berjasa dalam pendirian klinik ini ada dua orang, Prof. Malik Fajar dan Prof. Din Syamsuddin. Karena dirinya hanya menterjemahkan apa yang dimau dari kedua Profesor tersebut.

Karena dulu, Malik Fajar menjabat Kepala Sekolah di tempat tersebut ketika mendirikan SMEP Muhammadiyah dan menjadi SMA. Karenanya, Malik Fajar yang sangat terobsesi di tempat tersebut lebih bermanfaat dengan lokasinya yang stategis, maka dijadikan rintisan Rumah Sakit Muhammadiyah di Sumbawa.

Kemudian peran Prof. Din Syamsuddin, ketika itu menjadi pimpinan pusat Muhammadiyah dan Prof. Muhadjir masih menjabat rektor UMM.

“Sebenarnya sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo bersamaan dengan amal usaha yang lain ketika konvensi nasional Indonesia yang berkemajuan di Jogjakarta. Saya hanya membuka prasasti saja, yang resmikan Presiden untuk  itu agar Bupati Sumbawa memperhatikan Klinik tersebut,” tegasnya.

(Baca: Cucu Jokowi, Satu Diantara Jutaan Bayi Yang Lahir di PKU Muhammadiyah ) dan (Pahit Getir, 31 Tahun Perjalanan RS PKU Muhammadiyah Cepu)

Klinik tersebut sambungnya, agar menjadi yang berkualitas dalam pelayanan dan fasilitasnya. Dengan menggunakan standar RS di UMM, termasuk standar kinerja karyawannya menggunakan standar UMM. Diharapkan Klinik ini embrio dari calon rumah sakit.

(Baca : Bermula dari Rumah Kyai, Kini PKU Ini Memiliki Gedung Megah Yang Disegani)

(Baca juga : Perjuangan RS PKU Bima : Kecintaan Muhammadiyah Untuk Nusa Tenggara )

Bahkan dari segi peralatan dianggap sudah layak menjadi Rumah Sakit Tipe D hanya memang kamar rawat inap butuh ditambah lagi, dengan penambahan kamar rawat inap mampu menjadi tipe D. (sp/bs-ja)