PP Pemuda Muhammadiyah : Apapun Alasannya, Teror di Gereja Bukan Dari Ajaran Agama

Sangpencerah.id – Negara Indonesia kembali diguncang bom bunuh diri. Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah sangat menyesali terjadinya upaya teror melalui aksi pemboman Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Ahad (13/11/2016).

Dahnil meminta Kepolisian untuk mengusut tuntas aksi teror tersebut. “Harus dihentikan dan dituntaskan. Jangan sampai teror menjadi rutinitas yang tiba-tiba muncul ditengah hiruk pikuk masalah Sosial politik yang sedang terjadi,” ujar Dahnil Simanjuntak.

“Mengapa setiap ekskalasi politik meningkat selalu muncul aksi terorisme yang biadab dengan mengabaikan kemanusian? Seperti yang terjadi di Samarinda, saya tidak tahu apa faktornya, apakah itu kesenjangan ekonomi, ideologi maut, atau state terrorism (terorisme yang diciptakan negara)”, jelas dosen Untirta ini kepada sangpencerah.

Dahnil mengingatkan bahwa aksi jihad jangan selalu dikonotasikan negatif yang dilakukan sekelompok orang yang berideologi maut. Padahal substansi jihad adalah menghadirkan kesungguhan dalam berkarya untuk peradaban, untuk kebaikan sesama.

“Puzzle rangkaian peristiwa setidaknya bisa menjawab, tapi saya belum berani mengambil kesimpulan. Namun, apapun alasannya Terorisme yang mengorbankan jiwa manusia terang biadab, apalagi korban di Gereja Oekueme Samarinda adalah anak-anak. Siapapun pelakunya, mereka pasti tidak mengenal kesejatian ajaran agama”, terang Dahnil lebih lengkap. (sp/rdk)