Keanehan Argumen Profesor Hamka Haq yang Mengaku Penasehat MUI

Hamka Haq

Bismillah, dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Di ILC tadi malam, 11 Oktober 2016, soal penistaan agama tentang Al Qur’an surah Al Maidah ayat 51 (dan yang terkait) oleh Basuki Tjahaja Purnama alias AHok (sudah resmi dinyatakan sebagai penghinaan terhadap Al Qur’an dan Ulama oleh MUI dan sudah pula dilaporkan ke Kepolisian RI oleh banyak pihak dan Ormas), maka Profesor Hamka Haq dari PDIP yang mengaku sebagai penasihat MUI ini berkelit mengatakan bahwa nabi Muhammad – shollollohu ‘alaihi wasallam – sendiri dan Muslimiin pernah dipimpin oleh pemimpin dari kaum Kafiruun, dan aman:

(1) Ketika di Makkah yang dipimpin oleh Abu Tholib yang bukan merupakan pemeluk Islam. Kafir.

(2) Ketika umat Islam awal yang berhijrah ke Abbisynia, berlindung dibawah pimpinan raja Najasyi yang Kristen.

Maka …

Kelihatannya bapak Profesor ini belum tahu – atau tidak mau tahu – bahwa ayat-ayat larangan di Kitab Suci untuk memilih pemimpin, wali, kepercayaan, dari kaum Kafiruun (atau kaum Non Muslim yang tidak mau menerima Tuhan Yang Maha Esa yang dalam Bahasa Arab disebut sebagai Al Ilah atau Allah atau Al Wahiid) itu diturunkan, difirmankan, di Madinah, sesudah masa hijrah kaum Muslimiin. Dan setelahnya, tentu saja berlaku selamanya.

Jadi waktu itu belum ada peraturan, nasikh-mansukh, soal tersebut. Dan setelah difirmankan, maka ini adalah peringatan, petunjuk, nasihat, ketetapan, dari Penguasa Alam. Berlaku. Selamanya.

Ingatlah setidaknya surah Aali Imraan ayat 28, surah An Nisa ayat 144, surah Al Maidah ayat 57, surah At Taubah ayat 23, surah Al Mujadilah ayat 22, surah Ali Imran ayat 149-150 dan surah Al Maidah ayat 51. Dan ratusan dari Hadits, Atsar, Ijma’, Fatwa, Tarikh, dst. serupa lainnya.

Dan Abu Tholib yang hingga matinya adalah Kafir – alias tidak mau menerima Tuhan Yang Maha Esa, sebagai Tuhannya – BUKANLAH pemimpin Makkah, hanyalah salah-satu tokoh masyarakat Quraisy di Makkah saat itu.

Hingga Abu Tholib diboikot pemimpin dan kaum Kafiruun Quraisy Makkah sampai meninggalnya, karena tak mau menyerang kaum Muslimiin – pewaris ajaran Tauhid (Monoteisme) yang didakwahkan 124.000 nabi sejak awal jaman – yang dipimpin oleh kemenakannya, yang bergelar Al Amin (Yang Terpercaya) bahkan sebelum dilantik sebagai Rosul dan Nabi, yakni Muhammad bin ‘Abdulloh bin ‘Abdul Mutholib, shollollohu ‘alaihi wasallam.

Dan Raja Najasy itu pun pada akhirnya masuk Islam, hingga saat meninggal disholat ghoibkan, oleh Rosululloh Muhammad, shollollohu ‘alaihi wasallam, bersama kaum Muslimiin.

Jika pun seumpama tidak pun, maka dia saat itu adalah Raja negara itu, saat Muslimiin yang minoritas datang ke sana berhijrah, meminta suaka. Sebelum berhijrah ke Madinah.

Bukan di wilayah di mana Muslimiin adalah mayoritas, dan mampu serta berhak untuk memilih pemimpin Muslimiin yang cakap memimpin, macam di DKI dan Republik Indonesia.

Ini tidak bertentangan dengan QS Al Maidah ayat 51 dan sekitar 10 ayat serupa lainnya serta ratusan Hadits, Atsar, Ijma’, Fatwa, Tarikh dst. yang serupa lainnya.

Maka pernyataan argumen Profesor dari PDIP yang mengaku juga penasihat MUI itu, adalah ANEH SEKALI.

Tak perlu diperturuti kaum Muslimiin, pencinta dan penurut kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Disembah, Al Ilah, Allah.

Dan alhamdulillah, setelah menyaksikan ILC tadi soal A Hok dan ‘gerombolan’ orang yang berbicara di sana, maka sungguh, ALLAH AL AHAD, ALLAH AL WAHIID, TUHAN YANG MAHA ESA yang namaNya dinyatakan di Pancasila dan yang berkaitan dengannya, sudah memperingatkan hal macam ini.

Allah berfirman:

🌺 وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْتَرِيْ لَهْوَ الْحَدِيْثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ؕ اُولٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

(QS. Luqman: Ayat 6)

🌺 وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا اِلٰى مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَاِلَى الرَّسُوْلِ رَاَيْتَ الْمُنٰفِقِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْكَ صُدُوْدًا

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” (niscaya) engkau melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu.”

(QS. An-Nisa’: Ayat 61)

🌺 وَاِنَّ مِنْهُمْ لَـفَرِيْقًا يَّلْوٗنَ اَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتٰبِ لِتَحْسَبُوْهُ مِنَ الْكِتٰبِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتٰبِ ۚ وَيَقُوْلُوْنَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَيَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَ هُمْ يَعْلَمُوْنَ

Dan sungguh, di antara mereka niscaya ada segolongan yang memutarbalikkan lidahnya membaca Kitab, agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Kitab, padahal itu bukan dari Kitab dan mereka berkata, “Itu dari Allah,” padahal itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.”

(QS. Aali ‘Imraan: Ayat 78)

Masih banyak ayat Al Qur’an dan Al Hadits tentang mereka. Tapi cukuplah ini dulu kiranya. Pelajaran nyata bagi kita.

Maka janganlah salah memilih, bertindak. Na’uudzubillahi min dzaliik. Jangan sampai malu dan menyesal nantinya, apalagi saat menghadap Allah, Tuhan Yang Maha Esa, di Akhirah.

Wallohua’lam. Walhamdulillah. Wastaghfirulloh. Wa laa ilaa ha illallah.

oleh : Abdullah Abu Taqi Mayestino