Hebat, Siswa SD Muhammadiyah 2 GKB Sukses Ciptakan Alat Bantu Tunarungu

 SangPencerah.id- Dua pelajar kelas V sekolah dasar (SD) Muhammadiyah GKB 2 Gresik, Nawwaf Hisyam dan Muhammad Juan Alfawwazi berhasil menciptakan alat bantu bagi para penyandang tunarungu.

Menurut Nawwaf, ide menciptakan alat bantu itu muncul ketika melihat seorang tetangganya yang memiliki pendengaran kurang. Bahkan terkadang tetangganya itu tidak sadar kalau dirinya sedang diklakson motor.

“Ide ini berawal saat saya membonceng motor ayah. Kebetulan tetangga ada yang punya pendengaran kurang. Ayah membunyikan klakson, tetapi tetangga saya itu tak sadar kalau diklakson,” ujar Nawwaf kepada wartawan, Jumat (21/10/2016).

Sejak saat itulah Nawwaf (11) berpikir bagaimana caranya agar penderita tunarungu bisa tahu dan sadar bila sedang diklakson atau membunyikan klakson.

Berbagi ide dengan Juan, akhirnya tercetuslah ide untuk membuat klakson tunarungu yang diberi nama Kerungu. Pada intinya, Kerungu tidak berbeda dengan klakson motor pada umumnya.

Hanya saja, terang Nawwaf, selain berbunyi, klakson ini juga mengeluarkan cahaya. Dari mana asal cahaya tersebut? Dari sebuah lampu kecil yang dipasang pada dashboard/fairing motor.

Dengan sedikit modifikasi dan bantuan dari pihak guru di sekolahnya, Kerungu berhasil diwujudkan dua siswa kreatif ini dengan kerja keras dalam waktu sekitar satu bulan.

Alat dan bahan yang digunakan adalah cutter, gunting, selotip, solder, aki, klakson, cat semprot, tombol/switch, socket, kabel, bohlam kecil, mur, baut, dan dashboard/fairing motor bekas.

“Kerungu ini ditujukan untuk pengendara motor yang mempunyai pendengaran kurang. Dari mana mereka tahu bila mereka telah menglakson, dari cahaya lampu di dashboard/fairing,” paparnya.

Karya tersebut oleh sekolah kemudian diikutkan dalam Lomba Karya Cipta Alat Peraga IPA yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Gresik, Agustus lalu. Hasilnya, karya tersebut menyabet juara I mengalahkan 30 peserta lainnya.

“Juri melihat karya ini sangat aplikatif, bisa dibuat oleh siapa saja dan karya ini sifatnya mulia yakni membantu sesama khususnya penyandang disabilitas dalam hal ini tuna rungu,” ujar Kepala Sekolah SD Muhammadiyah GKB 2 Gresik M Nur Qomari.

Juara I yang disandang karya ini bukannya tanpa bukti. Karya tersebut telah diujicobakan langsung ke para tunarungu di SLB Kemala Bhayangkari Gresik.

Dari hasil kuesioner terhadap 30 tunarungu, sebagian besar menyatakan bahwa alat tersebut dirasa sangat membantu.

Tentu saja, Qomari bangga dan mengapresiasi capaian anak didiknya. Qomari berharap karya dan pengalaman ini menjadi karya dan pengalaman awal untuk menuju ke pencapaian berikutnya.

“Dari sini kan mereka bisa tahu jika karya yang mereka ciptakan bermanfaat untuk yang lain. Itu yang penting untuk karya mereka berikutnya,” tandas Qomari. (sp/bg)