UMS Kembali Menjadi PTS Terbaik & Satu-Satunya PTS Yang Masuk Top 10

SangPencerah.com- Lembaga pemeringkat perguruan tinggi dunia Quacquarelli Symond kembali merilis hasil survei  peringkat universitas Asia 2016 dengan tajuk QS University Ranking: Asia 2016. Lembaga ini mengumumkan 11 perguruan tinggi negeri dan swasta terbaik di Indonesia dengan beberapa metode penilaian.

Hasilnya, 11 perguruan tinggi terbaik Indonesia 2016 secara berturut-turut adalah: Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran,  Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Brawijaya, dan Universitas Bina Nusantara. Hasil, penilaian dan peringkat lengkap bisa di baca pada link berikut (http://www.topuniversities.com/university-rankings/asian-university-rankings/2016#sorting=rank+region=+country=97+faculty=+stars=false+search= )

Dengan pemeringkatan ini, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali dinobatkan sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) terbaik di Indonesia untuk kedua kalinya secara berturut-turut serta satu-satunya PTS yang berhasil masuk dijajaran Top 10 Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia. Secara tidak langsung UMS juga berhasil mengalahkan ribuan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Indonesia.

Penetapan peringkat perguruan tinggi tersebut didasarkan pada hasil riset Quacquarelli Symonds (http://www.qs.com) dengan menggunakan 9 indikator untuk menyusun peringkat 350 universitas Asia 2016. Rinciannya sebagai berikut.

1.Reputasi akademis (bobot 30%)

Survei dilakukan ke kalangan akademisi kampus di setiap jurusan/pogram studi untuk mengukur kekuatan jurusan/program studi tersebut

2.Reputasi karyawan (bobot 10%)

Mensurvei karyawan administrasi perguruan tinggi untuk mengukur kualitas layanan administasi perguruan tinggi.

3.Rasio fakultas/mahasiswa (bobot 20%)

Dihitung dari rasio jumlah dosen dengan jumlah mahasiswa yang lulus dari setiap program studi di perguruan tinggi

4.Penghargaan hasil riset (bobot 15%)

Indikatornya adalah jumlah riset ilmiah perguruan tinggi yang mendapatkan penghargaan sebagai tolok ukur reputasi karya ilmiah tersebut, yang dianalisis dengan program Scopus.

  1. Jumlah riset ilmiah per fakultas (bobot 15%)

Dengan menggunakan aplikasi Scopus, jumlah riset ilmiah per fakultas dikalkulasi menjadi skor dengan bobot penilaian 15%.

6-7. Proporsi fakultas internasional (2,5%) dan mahasiswa internasional (2,5%)

Indikator ini menganalisis jumlah program studi internasional yang ada di perguruan tinggi tersebut.

Sementara itu, pengukuran jumlah mahasiswa program studi internasional itu dilihat dari rasio jumlah mahasiswa internasional dibandingkan dengan pegawai administrasi PT sebagai penentu kualitas layanan administrasi program studi internasional tersebut.

8-9.Proporsi pertukaran mahasiswa ke luar negeri (2,5%) dan proporsi penerimaan pertukaran mahasiswa dari luar negeri.

Indikator ini dilihat dari jumlah mahasiswa yang dikirim ke luar negeri dalam rangka program pertukaran mahasiswa serta penerimaan mahasiswa dari luar negeri dalam rangka program tersebut.

Dari 9 indiaktor itu, Quacquarelli Symonds kemudian memeringkat 350 universitas di Asia 2016. Peringkatnya bertambah 50 universitas dibandingkan dengan riset  QS University Ranking: Asia 2015 yang hanya memeringkat 300 universitas.

Apakah ini berarti Quacquarelli Symonds hanya mensurvei  11 perguruan tinggi di Indonesia. Simona Bizzozero, Kepala Humas Quacquarelli Symonds, menegaskan lembaga survei global itu melakukan kajian terhadap seluruh universitas di Indonesia. Akan tetapi hanya 11 universitas itulah yang memenuhi  9 indikator itu dengan tiga kriteria dari tim penilai. Tiga kriteria tersebut adalah (1) memiliki program studi sarjana dan pasca sarjana; (2) menggelar riset minimal di dua dari program studi seni & humaniora, ilmu alam, ilmu hidup, ilmu sosial, serta teknologi & rekayasa; (3) disurvei dari responden staf pengajar dan staf administrasi secara global. (redaksi)