Masjid Muhammadiyah Ditolak, IMM Bangun Masjid Untuk Mualaf

Ketika Masjid Muhammadiyah Ditolak, IMM Bangun Masjid Untuk Warga (Non-Muhammadiyah) di Langkat
Ketika Masjid Muhammadiyah Ditolak, IMM Bangun Masjid Untuk Warga (Non-Muhammadiyah) di Langkat

SangPencerah.com – Dalam perkembangannya sejak dulu sampai sekarang Muhammadiyah telah memantapkan identitasnya sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai gerakan Islam sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah tidak lain karena terinspirasi oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an. Karena itu pula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam.

Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin. (Ciri Gerakan Dakwah Muhammadiyah).

Hal ini pulalah yang melatarbelakangi pergerakan dakwah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah khususnya Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (PK IMM FISIP UMSU) sehingga terealisasinya pembangunan sebuah masjid yang terletak di Dusun Lau Beng Kelade, Kelurahan Namu Ukur Selatan, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, baru-baru ini.

Pembangunan masjid yang diprakarsai oleh kader-kader PK IMM FISIP UMSU bersama Forum Peduli Masjid Sumatera Utara ini sudah dilakukan sejak Februari 2016 lalu yang diawali dengan peletakan batu pertama oleh pihak Kecamatan setempat dan dihadiri oleh Lurah, MUI, Polsek Sei Bingai, Polres Kota Binjai, Civitas Akademika UMSU dan puluhan warga Dusun Lau Beng Kelade, Minggu, (21/02/2016).

Lau Beng Kelade merupakan sebuah desa dengan 37 Kepala Keluarga (KK) dan 33 Kepala Keluarga beragama Islam yang menjadi kampung mualaf sejak tahun 90-an. Mayoritas masyarakatnya adalah suku Karo yang sebelumnya beragama Kristen dan menganut paham atheis yang sering disebut dengan “Karo Pamena” oleh masyarakat setempat.

Niat yang awalnya hanya untuk berdakwah melalui kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh PK IMM FISIP UMSU saat pertama kali masuk ke kampung tersebut pada tahun 2013 kini menjadi sebuah gerakan peduli masjid dan peduli kampung mualaf. Ketika itu kondisi kampung mualaf di dusun tersebut sangat memprihatinkan sebab tidak adanya perhatian yang serius dari pemerintah maupun umat muslim setempat dengan masih minimnya pengetahuan mereka tentang Islam. Sehingga banyak warga yang mengeluh dan merasa terabaikan. Banyak warga meminta untuk dibangunkan masjid di kampungnya agar mereka bisa melakukan aktivitas ibadah dengan khusyu’ dan mempelajari lebih dalam lagi tentang Al Islam.

Tidak lama ini, kabar mengenai pelarangan pembangunan masjid Muhammadiyah oleh warga di Bireun, Aceh dengan alasan bukan merupakan masjid ‘ahlus sunnah wal jamaah’ cukup mengusik banyak pihak. Terutama para aktivis Muhammadiyah seperti IMM.

>> Baca: Pembagunan Masjid Muhammadiyah di Aceh Ditolak Warga

>> Baca: Miris, Kronologi Pelarangan Pembangunan Masjid Muhammadiyah Bireuen

Ketua Umum Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (PK IMM) FISIP UMSU Yudi Hamdani baru-baru ini memberikan tanggapannya mengenai permasalahan yang sedang dihadapi oleh warga Muhammadiyah di Kecamatan Juli, Kabupaten Bireun, Aceh. Ia mengatakan bahwa ada yang mencurigakan dalam kejadian tersebut. Dimana adanya segerombolan masyarakat yang tiba-tiba melakukan aksi protes dinilai merupakan hasil sebuah propaganda yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

“Mungkin ada propaganda yang membuat orang itu sepakat mengatakan masjid itu bukan untuk umat tapi Muhammadiyah. Tidak mungkin warga awam mengeluarkan ‘stateman’ ketika orang Muhammadiyah membangun masjid hanya untuk orang muhammadiyah saja. Masjid Taqwa tak pernah dibeda-bedakan. Mau apa aliran atau pahamnya gak apa-apa. Bahkan orang dari agama lain pun boleh memasuki masjid Taqwa”, ujar Yudi, Kamis, (9/6/2016) malam kemarin.

Permasalahan seperti ini justru tidak terjadi di Dusun Lau Beng Kelade, Kabupaten Langkat. IMM justru membangun masjid untuk warga yang bukan Muhammadiyah di kampung mualaf tersebut. Walau pada awalnya nama masjid sempat diganti dari masjid At-Taqwa menjadi masjid An-Nur atas permintaan warga.

Affan Al-Quddus selaku panitia pelaksana pembangunan masjid mengatakan ini adalah bentuk kepedulian terhadap umat terutama untuk kaum mualaf. Terlebih pihaknya juga telah merencanakan akan membangun masjid di kampung tersebut tahun 2013 silam dalam acara bakti sosial yang diadakan oleh PK IMM FISIP UMSU.

“Ini merupakan upaya untuk mewujudkan sarana kegiatan ibadah dan pembinaan  pendidikan sesuai dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat. Sebagai bagaian atau alumni dari PK IMM FISIP UMSU yang kebetulan juga tergabung dalam Forum Peduli Masjid saya ikut membantu untuk pembangunan itu”, ujarnya, Sabtu, siang.

Beliau juga menyampaikan bahwa perubahan nama tak menjadi masalah. “Tidak ada masalah itu, yang terpenting kan harapannya nanti dengan pembangunan masjid ini akan semakin menambah gairah ibadah warga.” Tambahnya saat diwawancarai melalui telepon.

Saat ini PK IMM FISIP UMSU tengah melakukan pembinaan melalui program Paket Dakwah Ramadhan (PDR) 2016 yang diadakan sejak awal Ramadhan kemarin. Kegiatan yang diisi dengan buka puasa dan shalat tarawih serta ceramah dari ustadz dan dosen FISIP UMSU juga dikuti dengan kegiatan pesantren kilat di Yayasan Pendidikan Airlangga Namu Ukur Utara, Langkat. Walau kondisi masjid yang belum sepenuhnya rampung tak membuat semangat warga dan juga aktivis yang tergabung dalam REDVOLUNTEERS PK IMM FISIP UMSU untuk terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Zulfahmi Ibnu selaku Wakil Dekan III FISIP UMSU mendukung sepenuhnya kegiatan yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah khususnya PK IMM FISIP UMSU. Ia mengatakan kegiatan ini adalah kegiatan positif dan bisa menjadi motivasi untuk kader-kader IMM yang ada di fakultas-fakultas lain di UMSU.

“Sangat bagus, diharapkan kegiatan seperti ini akan menjadi motivasi untuk fakultas-fakultas lain yang ada di UMSU” ujarnya usai mengisi ceramah pada Kamis, malam kemarin. (sp/rdk)

Kontributor: Zulfikri Lubis