Korban Petasan : Kaki Yang Diamputasi, Mata Hampir Buta, Hingga Kehilangan Nyawa

SangPencerah.com- Buntut dari petasan memakan korban di Demak, Jawa Tengah, kepolisian daerah itu giat merazia petasan. Hasilnya, Kepolisian Resor Demak, Jawa Tengah, menangkap tiga pelaku beserta puluhan barang bukti berupa petasan dan bahan bakunya.

“Penangkapan tersebut merupakan tindak lanjut dari peristiwa ledakan petasan yang mengakibatkan korban luka dari warga Desa Wonowoso, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak,” kata Kapolres Demak AKBP Heru Sutopo di Demak, Kamis (16/6/2016).

Akibat peristiwa tersebut, Lucky Firmansyah (14) terpaksa diamputasi jari tangannya. Petasan yang meledak dan melukai tangan korban itu merupakan buatan sendiri dan obatnya dibeli dari salah satu tersangka bernama Rukmini. Harga bahan petasan untuk setiap onsnya sebesar Rp20 ribu. Berbekal informasi dari korban ledakan petasan, pihaknya menangkap tiga perempuan bernama Aminah warga Desa Bungo, Kecamatan Wedung, serta Rukmini dan Junaedah yang sama-sama warga Desa Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Demak.

Sementara itu, di Ponorogo Seorang siswa Kelas 4 SD diketahui bernama Prasetyo Wahyu Adi, mengalami luka bakar serius di wajah akibat terkena ledakan pedatasan. Saat ini, korban terpaksa dirawat di rumah sakit. Sambil terus menangis menahan rasa sakit, bocah warga Desa Jambon, Kecamatan Jambon, Ponorogo ini wajahnya melepuh dan sebagian mengelupas akibat luka bakar.  Bahkan, kedua kelopak matanya tidak bisa dibuka, karena luka bakar. Anak pertama pasangan suami istri Edi dan Dwi Lestari ini harus menjalani rawat inap di RSU Muhammadiyah Ponorogo.

Hasil pemeriksaan tim medis rumah sakit, korban mengalami luka serius. Luka bakar di wajah korban mengenai bagian mata. Dikawatirkan, jika luka di mata ini yang mengarah terlalu dalam, maka penglihatan korban akan terganggu.

Sejak hari pertama Ramadhan tahun ini, korban petasan pun terus berjatuhan. seperti di Palembang, Sinjai, Pemalang, Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia. Rata-rata korban ini didominasi remaja dan anak-anak yang lepas kontrol.

Sedangkan, pada tahun-tahun sebelumnya korban berjatuhan akibat petasan tak kalah banyak. Misalnya, di Sidoarjo seorang Balita harus kehilangan nyawanya karena bermain petasan dan kembang api, sedangkan tiga rekan lainnya harus diamputasi tangan dan kakinya (sp/jwt)