
Oleh : Amirudin,S.Ag
Zaman terus berubah. Pada masa KHA Dahlan, belum ada Majelis Tarjih. Majelis Tarjih baru dibentuk sktr 3-4 tahun setelah beliau meninggal. Pada kala itu, banyak kelompok-kelompok pengajian yang bergabung dengan Muhammadiyah. Awalnya tidak ada masalah. Tapi lama kelamaan timbul persoalan ketika ada beberapa hal yang berbeda, khususnya dalam praktik beragama; wudu, salat dll. Persoalan itu bertambah besar sepeninggal KHA Dahlan, sehingga akhirnya dibentuklah Majelis Tarjih, dengan tujuan utama menyikapi perbedaan menuju hal yg lebih maslahat.
Awalnya, sebenarnya diusulkan nama Majelis Ijtihad. Tapi para ulama kita yg sangat rendah hati tidak berani menyandang nama itu, karena yang dimaui sebenarnya bukan sesuatu yang baru, hanya memilah dan memilih pendapat yang sudah ada.
Muhammadiyah tidak bermazhab, bukan berarti Muhammadiyah tidak mengakui adanya mazhab wa bil khusus mazhab yg empat. Bukan juga berarti Muhammadiyah anti mazhab. Bukan juga berarti Muhammadiyah menganggap ajaran yang disampaikan para imam mazhab itu salah. Jadi kalo ada yang menganggap Muhammadiyah tidak bermazhab itu berarti Muhammadiyah tidak mengakui mazhab, artinya dia masih jahil murakkab tentang Muhammadiyah
Muhammadiyah tidak bermazhab itu artinya Muhammadiyah tidak menisbatkan diri menjadi pengikut mazhab tertentu. Muhammadiyah tidak berafiliasi pada salah satu di antara mazhab-madzhab yang ada. Muhammadiyah tidak taqlid pada imam mazhab dan mazhab tertentu tadi. Kalo soal manhaj, di internal Muhammadiyah saja masih ada perbedaan pendapat, apalagi yg di luar. Itu justru menjadi kekayaan bagi Muhammadiyah.