Jusuf Kalla : Muhammadiyah Holding Company, NU Waralaba Dimiliki Masing-Masing Kyai

JK Saat Menghadiri Temu Saudagar Muhammadiyah

SangPencerah.com- Wakil Presiden Jusuf Kalla atas nama pemerintah berterimakasih kepada PP Muhammadiyah dan PBNU atas berbagai upayanya dalam bidang sosial, pendidikan dan kesehatan.

Menurut Jusuf Kalla, Muhammadiyah diibaratkan seperti sebuah Holding Company yang memiliki aset luar biasa besar di seluruh Indonesia. Sementara NU diibaratkan seperti perusahaan waralaba (franchise) yang usaha menyebar banyak tetapi asetnya dimiliki masing-masing kiai.

“Kita harus tumbuhkan semangat bahwa berdagang itu juga sunah Rasulullah. Nabi Muhammad itu berdagang dulu baru menikah,” kata Jusuf Kalla saat membuka temu jaringan saudagar Muhammadiyah di Yogyakarta, Sabtu, Temu saudagar ini dihadiri oleh 200 koperasi sekunder dan primer muhammadiyah dari seluruh Indonesia.

Seperti dikutip dari Antara, ia pun mengatakan Muhammadiyah harus mendorong semangat wirausaha kepada kader-kadernya agar bisa menjadi penggerak ekonomi nasional.

“Muhammadiyah sangat kuat dalam manajerialnya, orang-orangnya terdidik, jadi tinggal menyuntikkan semangat berusaha saja,” kata Kalla. Wapres menjelaskan dalam berdagang yang utama adalah harus ada motivasi yang kuat.

“Banyak orang bilang kalau mau berdagang banyak yang berpikir bagaimana kalau rugi. Padahal lebih banyak untungnya. Kalau tidak kita akan jadi konsumen saja. Semangat yang penting, nanti akalnya akan ada saja,” kata Jusuf Kalla.

Dia kembali menegaskan pemerintah akan mendorong munculnya wirausahawan baru dengan mempermudah perizinan untuk usaha dan menyiapkan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga yang murah.

“Tahun ini kita siapkan (KUR) dengan bunga sembilan persen. Nanti tahun depan turunkan bunga menjadi tujuh persen saja,” katanya.

Sementara Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjelakan sejarah Islam di Indonesia adalah mayoritas sejarah para saudagar.

“Kami ingin merawat itu. Ketika etos saudagar mulai luntur dengan jargon ‘robohnya surau kami’. Kita ingin umat Islam menjadi umat yang strategis sehingga dirinya menjadi tangan di atas bukan tangan dibawah,” kata Haedar.

Lebih lanjut Haedar menjelaskan PP Muhammadiyah ingin membangun etos baru punya jaringan wirausaha agar umat Islam makin lama makin mandiri (sp/pr).