Fathurrahman Kamal: Takut Menjadi Ancaman, Indonesia Tidak Dibiarkan Berkembang

Fathurrahman Kamal, Lc , Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah

SangPencerah.com – Indonesia tidak akan dibiarkan berkembang dan maju karena bisa menjadi ancaman bagi negara asing. “Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam tidak akan dibiarkan berkembang dan maju karena akan menjadi ancaman bagi negara-negara asing. Kita memasuki babak baru Proxy War, diantaranya perang budaya dan pemikiran Liberalisasi, Nativisasi, dan kristenisasi, narkotika, gerakan separatis, terorisme, perang cyber, pertarungan dunia maya, konflik internal umat Islam,” kata H. Fathurrahman Kamal, Lc., M.Si., saat menyampaikan pidato iftitah di depan peserta Rakernas Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kamis (05/05), di Gedung LPMP Yogyakarta.

Fathur dalam lanjutanya mengatakan, bahwa dunia dimana tempat manusia berpijak pada saat ini mengalami polusi multidimensi. Mulai dari polusi waktu, polusi penglihatan, polusi kebendaan. Polusi informasi, polusi gaya hidup, dan polusi tubuh. Semuanya itu menurut Fathur merupakan pemenuhan terhadap hasrat kapitaslieme yang dekstruktif.
Pemenuhan atas segala hasrat Kapitalisme yang destruktif tersebut meninggalkan jejak bagi tiga kerusakan sekaligus, yaitu pemenuhan produksi yang berlebihan menuntut eksplotasi sumber daya alam yang dapat melahirkan kerusakan ekologi lingkungan, berupa kerusakan hutan, habitat dan tubuh. Rekayasa kesadaran manusia untuk terjebak pada logika objek, citra, kebendaan, dan gaya hidup berlebihan melahirkan kerusakan ekologi mental. Sementara ruang ekspresi sosial yang serba virtual dan interaksi yang serba maya dan jaringan komputer telah melahirkan kerusakan ekologi sosial.

“Tiga kerusakan ini selanjutnya semakin sempurna dengan hadirnya dampak keempat yaitu, kerusakan ekologi spritualitas. Manusia mengalami penyakit akut, lupa diri, karenanya semakin keliru dalam memahami dirinya sendiri. Keliru memahami Tuhan Penciptanya, salah menafsir hidupnya, dan akhirnya gagal mendesain dan mencapai tujuan hidupnya yang hakiki,” terangnya.

Bahkan Kaprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UMY ini menjelaskan kalau masyarakat sekarang cenderung dipegang oleh virtual reality, dan meyakini cyberspace adalah ruang yang lebih tinggi dari spritualitas. Kebenaran berpindah dari kitab-kitab para ulama menuju ruang maya.

Untuk itu, Fathur menginginkan ada langkah strategis yang menjadi fokus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dalam membendung ancaman dan tantangan yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia, khusunya masyarakat Muslim pada saat ini.

“Fokus Majelis Tabligh 2015-2020 adlah mensosialisasikan produk fatwa dan pemikiran keagamaan Muhammadiyah yang diterjemahkan sepopulis mungkin, menggelorakan Indonesia berdakwah, mengorganisir Muballigh dan Masjid Muhammadiyah, rihlah dakwah, dan tidak kalah pentingya adalah memaksimalkan cyber tabligh dengan memanfaatkan seluruh media yang ada di internet,” urainya.

Tidak hanya itu, dirinya juga mencoba mendesain pelayanan pengajian di daerah melalui skype, dan membangun dakwah berbasis riset dan dialog dakwah lintas ormas sebagai wujud Islam yang berkemajuan.

Pada akhir pidato iftitahnya, Fathur mengajak kepada seluruh penggiat dakwah Muhammadiyah, agar dalam berdakwah, harus mencerahkan, menggerakkan, menggembirakan.

“Karena itu sebuah karakter tabligh kita. Kita harus berkomitmen, komitmen kita adalah Ikhlas, berbuat, dan menjadi al Matsal al-A’la (secara generik),” tutupnya.

Reporter: Indra Jaya Sofyan, S.I.kom