Menakar Orang Penting di Organisasi

Islam Agamaku, Muhammadiyah Gerakanku

SangPencerah.com – Gebrakan mbah Kyai Dahlan dalam menggembleng lokomotif-lokomotif untuk “menerbangkan” Muhammadiyah dilakukan dengan menyuntikkan virus APA (Anti Pendusta Agama) yang disaripatikan dari surat Al Ma’un kepada semua kader persyarikatan. Virus inilah yang menggelegak di dalam darah dan dada para kader sehingga semangat pergerakannya adalah semangat Lillaahita’ala. Suatu semangat yang tidak mengenal pamrih duniawiyah, apalagi pamrih jabatan dan kedudukan.

Itulah sebabnya mengapa dalam setiap prosesi alih kepemimpinan, orang-orang Muhammadiyah cenderung berebut untuk mengalah dan mempersilakan teman seperjuangannya yang dinilai lebih baik daripada dirinya. Lucunya, semua orang menganggap orang lain lebih baik daripada dirinya, sehingga semua orang mempersilakan orang lain untuk menjadi pimpinan.

Dalam konteks semacam inilah lahir pribadi-pribadi tangguh dan amanah yang berjuang dengan prinsip tidak mencari jabatan dan kedudukan, tetapi siap berjuang manakala persyarikatan mengundang, tak peduli di level apapun. Maka tak heran jika kemudian Prof Din Samsudin bersingsing lengan baju menjadi Ketua Ranting setelah tidak lagi menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dengan ritme dan alur perjuangan yang hanya untuk mencari rida Allah itu pula, aset Muhammadiyah berkembang dramatis. Kemandirian persyarikatan ini dibangun tidak saja melalui infaq/shodaqoh, zakat dan wakaf paraaghniya’ (orang-orang kaya) di Muhammadiyah, tapi juga melalui kaleng-kaleng kecil yang ditempatkan di rumah-rumah para jamaah di ranting-ranting. Akumulasi dana recehan itulah yang ternyata menjadi penopang tangguh pilar-pilar amal usaha Muhammadiyah yang begitu megah.

Lahir pribadi-pribadi tangguh dan amanah yang berjuang dengan prinsip tidak mencari jabatan dan kedudukan, tetapi siap berjuang manakala persyarikatan mengundang, tak peduli di level apapun

Dengan kata lain, semangat “Al Ma’un” adalah semangat peduli dan member tanpa batas untuk mengejar keridloaan Allah SWT. Artinya, tak seorangpun di Muhammadiyah yang tidak memastikan bahwa dirinya bukanlah pendusta agama.

Pemaparan itu menunjukkan dengan jelas, betapa pergerakan Muhammadiyah diawali dari hati yang selalu “berdzikir” mengagungkan Allah dan merealisasikannya dalam kehidupan nyata melalui gerakan berjamaah. Pengejawantahan dzikir ke dalam realitas kehidupan oleh orang- orang Muhammadiyah sebenarnya tidaklah dilakukan dengan konsep dan pengorganisasian yang aneh ataupun rumit. Sebab, realitas kehidupan ditangkap secara sederhana oleh komunitas masyarakat desa yang di Muhammadiyah dikenal dengan “Ranting”, dan kemudian dicarikan solusi praktis dan berkelanjutan.

Maka, jika ada pertanyaan tentang siapa sebenarnya penggerak utama Muhammadiyah, sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah, saya nyatakan dengan tegas, bahwa penggerak utama Muhammadiyah adalah anggota dan Pimpinan Ranting. Sebab, amal usaha yang paling fundamental dalam Muhammadiyah ada di Ranting, yaitu pengajian atau kajian Al Islam.

Di Muhammadiyah, kajian Al Islam dilakukan secara komprehensif, sehingga semua peribadatan dalam ruang lingkup “hablumminallahi” dan “hablumminannassi” dilakukan secara berimbang dan proporsional.

Problematika Muhammadiyah sebagai persyarikatan, pada tataran yang sangat praktis, juga lebih banyak berada di ranting. Suatu contoh, ketika masyarakat menghadapi suatu perbedaan yang terkadang bisa memicu masalah secara horizontal, maka peran Pimpinan Ranting menjadi luar biasa penting. Merekalah yang secara langsung mampu mengayomi dan membina masyarakat agar bisa membangun kebersamaan dalam perbedaan. Pengendalian massa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hanya bisa dilakukan dengan pendekatan berbasis kebijakan lokal yang hanya bisa dilakukan oleh pimpinan ranting.

Untuk itu, apabila diperlukan ucapan terima kasih dalam baliho-baliho besar, maka saya pastikan di baliho-baliho itu akan terpampang dengan jelas dan besar ucapan terima kasih kepada jamaah dan pimpinan ranting.

Peradaban manusia dibangun melalui pembangunan lingkungan dengan dimulai dari rumah tangga dan masyarakat kumpulan rumah tangga. Dalam struktur persyarikatan Muhammadiyah, pelaku gerakan dalam level rumah tangga dan masyarakat kumpulan rumah tangga adalah Pimpinan Ranting. Dengan demikian, dalam gerakan perjuangan Muhammadiyah, ranting itu sangat penting. Terima kasih pimpinan ranting.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kudus

A. Hilal MadjdiA. Hilal Madjdi