Kisah Hanny Kristianto, Mencari Kelemahan Islam Akhirnya Jadi Mualaf

Hanny Kristianto

Perjalan hidup seseorang merupakan rahasia Allah SWT. Hanny Kristianto (40) yang dulunya mempelajari Alquran untuk mencari kelemahan Islam justru mendapat hidayah dan menjadi seorang muslim.

Hanny lahir dalam lingkungan keluarga nonmuslim yang taat. Saat itu, dia mengkaji Alquran, untuk mencari tahu kelebihan sekaligus kekurangannya.

“Saya mempelajari Islam. Dulu saya musuhi Islam, makanya itu saya harus tahu salahnya Islam, saya harus bisa menjatuhkan Islam, akhirnya Islam menjatuhkan saya,” kenang Hanny saat berbincang dengan detikcom di Shan’a Arabian Resto, Ruko City Walk, Cibubur, Rabu (17/6/2015).

Hanny mengucapkan syahadat pada 28 Februari 2013 di sebuah masjid di Mojokerto. Ibu Hanny menyaksikan putranya mengucap syahadat kala itu.

“Saya syahadat di depan ibu saya, dia marah, melototin saya dan menentang. Dia marah tapi diam saja karana kan banyak teman-temannya di sana waktu itu,” jelas Hanny.

Tujuan Hanny masuk Islam adalah agar bisa hidup tanpa beban. Menurutnya ada lima hal yang bisa membuat hidup ringan tanpa beban dan itu semua ada di Islam.

“Pertama untuk beribadah nggak perlu bingung, waktunya sudah ditentukan 5 kali sehari, nggak bisa milih-milih imamnya siapa, tidak ada perbedaan miskin dan kaya dalam masjid, semuanya sama-sama sebarisan yang rata, miskin kaya, tua muda, jelek ganteng, nggak ada bedanya. Gerakannnya sama, rukunnya sama nggak ada bedanya, yang beda hanya habluminalloh (hubungan manusia dengan Allah),” papar Hanny.

Kedua adalah saat seseorang merasa bingung dan kecewa ada Alquran sebagai jawabannya. “Bacalah Alquran dan akan ditemukan jawaban itu, jadi jawabannya bukan dari manusia,” ucap Sekjen Mualaf Center Indonesia (MCI) ini.

Hal ketiga, lanjut Hanny, jika diberi kebahagian maka Islam mengajarkan untuk bersyukur, supaya tidak berlebihan dalam bersikap. Keempat jika seorang muslim mendapatkan masalah yang sangat berat maka diajarkan untuk bersabar.

“Begitu kita mendapat masalah yang luar biasa, kita disuruh (bersabar) ujian itu rahmat Allah untuk mendewasakan kita dan untuk membuat kita lebih baik dan kita diuji untuk lebih baik,” kata bapak dua anak ini.

“Terakhir saya tahu hidup ini harus apa dan matinya ke mana, jelas dalam Islam. Itu sebabnya saya masuk Islam,” ungkapnya.

Mengenai hubungannya dengan sang ibunda, meski pilihan keyakinannya sempat ditentang sang ibu, namun kini Hanny tetap berbakti pada ibunya. Hanny membantu mengelola toko milik ibunya yang penghasilannya akan diserahkan pada sang ibunda.

“Sama ibu sekarang hubungannya baik. Namanya ibu-anak kan hubungan yang nggak pisah dipisahkan. Sekarang saya bantu ibu kelola toko bangunan, ibu saya yang menyuruh, katanya sudah tua, jadi nggak ada yang mengurus tokonya. Setiap bulan nanti penghasilannya buat ibu saya,” tutur Hanny.(sp/detik)