Aktivis Muhammadiyah Itu Hendaknya Rendah Hati, Rasional, Objektif, Dan Progresif

Keluarga Besar Muhammadiyah

Selain dari sifat ikhlas orang-orang yang aktif di Muhammadiyah (Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah) hendaknya rendah hati, rasional, objektif, dan progresif. Sifat-sifat ini mendorong seseorang menjadi demokratis, transparan, dan akuntabel. Aktivis yang bersifat demikian selalu menegakkan sistem di dalam organisasi Muhammadiyah maupun di AUM dan tidak menaklukkan sistem sehingga tunduk pada keinginan pribadi atau kelompok.

Sifat ikhlas meyebabkan seseorang mempersembahkan semua aktivitasnya hanya karena dan untuk Allah SWT, sehingga merdeka dari segala kepentingan dan rasa takut. Sifat ini menyebabkan seseorang menjadi mandiri, penuh tanggung jawab dan dedikasi pada organisasi. Dia tidak pernah menunggu perintah karena penuh inisiatif dan tahu apa yang harus dikerjakan dan yang menjadi tanggung jawabnya.

Sifat rendah hati menjauhkan seseorang dari sifat sombong dan egois. Dia menyadari sebenarnya semua manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam berinteraksi dia menerapkan pemikiran positif. Semua orang berpeluang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan meraih prestasi tinggi.

Hidup ibarat permainan, menang dan kalah, gembira dan sedih, sukses dan gagal selalu bergantian dan dapat menimpa siapa saja. Keberhasilan organisasi tidak pernah disikapi dengan keakuannya, bahkan keberhasilannya sendiripun dia sadari sebagai produk dari banyak faktor.

Sifat rasional mendorong orang melaksanakan pekerjaannya dengan teliti dan memperhitungkan sebanyak mungkin faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan. Dia percaya dan selalu menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan dan managemen dalam mengerjakan program organisasi. Dia faham kelebihan, kekurangan, tantangan, dan peluang dirinya dan organisasi, sehingga selalu taat program, menggunakan strategi dan taktik dalam melaksanakan aktivitas organisasi.

Sifat objektif mendorong seseorang meperlakukan sesuatu sesuai dengan karakteristik objek itu sendiri. Dia berusaha memahami karakteristik setiap objek dan memperlakukannya sesuai dengan harapan objek tersebut. Perasaan tidak mendominasi dirinya dalam menilai suatu objek atau proses organisasi, karena dia tahu bahwa perasaan akan mendorong dirinya bersifat subjektif. Kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan tidak pernah mengintervensi objek. Orang yang bersifat objektif menjadi orang yang selalu belajar dan cepat belajar.

Sifat progresif mendorong orang menjadi penuh inisiatif dan berorientasi pada kemajuan. Orang progresif tidak pernah buntu dalam pemikiran, sehingga selalu punya banyak kemungkinan hal yang dapat dilakukan. Dia selalu memberi nilai tambah pada organisasi. Dia menjadi kreator dan inovator bagi kemajuan organisasi.

Sifat-sifat aktivis di atas mempengaruhi proses dan produk organisasi. Organisasi yang dikelola oleh aktivis yang mampu menerapkan sifat-sifat di atas akan menjadi organisasi yang sehat dan dinamis. Hanya satu kepentingan yang diperjuangkan, yakni kepentingan organisasi. Hanya satu tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan organisasi. Hanya satu sistem yang berlaku yaitu sistem tata kelola organisasi Muhammadiyah.

Organisasi yang dibangun berdasarkan sifat-sifat di atas akan menjadi organisasi yang penuh kolektif dan kolegial, demokratis, transparan, dan akuntabel. Alur informasi jelas dan teknik komunikasi yang dikembangkan efektif dan efisien.

Di dalam organisasi seperti ini, tidak akan ada individu yang sangat dominan apalagi memaksakan kehendak. Tidak ada kepentingan pribadi, keluarga, kelompok atau golongan yang dipaksakan pada organisasi. Tidak ada individu yang merasa paling benar apalagi mengklaim keberhasilan. Tidak ada aktivis yang tanpa inisiatif.

Administrasi dan keuangan organisasi dikelola secara profesional, sehingga mudah diketahui dan dievaluasi oleh semua pihak. Harta dan kekayaan organisasi dikelola dan digunakan untuk organisasi. Semua komponen organisasi terlibat aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan organisasi dan selalu berada dalam kontrol orgnanisasi.

Akhirnya mungkin baik diingat pedoman hidup Islami yang menjelaskan bahwa janganlah kamu menyanggupi suatu amanah yang kamu tidak yakin sanggup melaksanakannya dengan baik dan jangan pula kamu katakan sesuatu yang kamu tidak melaksanakannya.

Jangan sampai aktivis Muhammadiyah menjadi orang yang banyak dalil miskin kreativitas, banyak mengoreksi tidak pernah mau dikoreksi, ikut berhasil tidak pernah ikut berkreasi, suka membuat masalah tetapi tidak pernah menyelesaikan masalah, dan selalu merasa benar sedangkan orang lain selalu dianggap salah.

Organisasi tidak akan pernah sehat dan miskin prestasi kolektif jika aktivisnya banyak yang tidak amanah dan tidak sesuai antara yang dikatakan dan yang dilaksanakan. Perbaiki diri masing-masing dan mohon ampunlah atau beri kesempatan kepada aktivis yang memiliki sifat-sifat yang dimaksud di atas. (*)

*) Ir. M.Hazmi, DESS, adalah Anggota PDM dan Ketua Lazis Muhammadiyah Jember.