Mengungkap Makna Istimewa Dibalik Simbol “Padi Berbahagia”

Oleh. Tri Hanifah, M.Pd – Ketua Nasyiatul Aisyiyah Kota Metro

Padi; “Semakin berisi semakin merunduk”, itulah yang menggambarkan kiprah perempuan-perempuan yang tergabung dalam wadah organisasi otonom Muhammadiyah Nasyiatul Aisyiyah. Perumpaman tersebut menunjukkan makna yang mendalam, padi yang berisi beras, menggambarkan kualitas wahana keilmuwan dan semangat tiada batas untuk terdidik tiap hari, selalu mengasah, menggali, mentadaburi keilmuan, baik ilmu keislaman maupun ilmu keduniaan. Memposisikan dirinya ingin menjadi salah satu organisasi yang memiliki nilai kebermanfaatan bagi keluarga, anak-anak, perempuan, masyarakat, bangsa dan agama. Sehingga tidak ada kata “sombong, ujub dan riya” dalam kancahnya, rendah hati, karena hanya kemuliaan Islam yang dicari, menggapai ridho Illahi.

Lambang Nasyiatul Aisyiyah diciptakan oleh KH. Siradj Dahlan dan diputuskan sebagai lambang resmi pada konggres Muhammadiyah ke-26 tahun 1938 di Yogyakarta. Pada tahun ini juga Bapak Achyar Anies mengarang lagu Simbol Padi dan kemudian dijadikan Mars Nasyiatul Aisyiyah. Tergambar pada lambang Nasyiatul Aisyiyah seuntai padi yang berisi dua belas butir, bertangkai empat helai daun hijau yang ditegakkan di atas pita dengan semboyan “Al-Birru Manittaqa’ memiliki arti kebajikan adalah bagi orang yang selalu bertaqwa (Al Baqarah ayat 189). Kandungan ayat ini yakni sebenar-benarnya kebajikan, keutamaan dan predikat mulia bagi seseorang di hadapan Allah, terletak kepada ketaqwaan terhadap Allah SWT. Dengan semboyan tersebut diharapkan agar anggota-anggota Nasyiatul Aisyiyah menjadi pribadi yang muttaqin, mukhlisin dan muhsinin.

Makna empat helai daun, sepasang ke atas dan sepasang ke bawah, seperti pepatah “patah tumbuh, hilang berganti” yaitu tumbuh sebelum patah, berganti sebelum hilang. Menunjukkan adanya proses pengkaderan yang terus dilakukan dalam nasyiah seperti pengkaderan formal yaitu Darul  Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA), Latihan Instruktur Nasyiatul Aisyiyah (LINA). Dan juga pengkaderan non formal seperti Pelatihan Mubalighat, Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Advokasi Perempuan dan Anak dan lain sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini menunjukkan Nasyiah gemar bekerja dan beraktivitas melakukan pencerahan-pencerahan. Nasyiatul Aisyiyah merupakan tunas atau kader-kader pengikut Aisyiyah, yaitu remaja putri yang dipersiapkan untuk menjadi bibit/kader menggantikan kedudukan bunda Aisyiyah dalam rangka meneruskan dan menyempurnakan amanah.

Dua belas (12) butir padi menunjukkan dua belas langkah Muhammadiyah yang diajarkan oleh salah satu tokoh Muhammadiyah KH. Mas Mansyur, yaitu mempertebal iman dan tauhid, memperluas faham agama, memperbuah budi pekerti, menuntun self correction (instropeksi-red), menguatkan persatuan (silahturrahim yang kuat), menegakkan keadilan, melakukan kebijaksanaan, menggiatkan kerja, menguatkan majlis tanwir, memusyawarahkan keputusan, memelihara gerak intern dan memperkuat gerakan ekstern.

Pesan KH Mas Mansyur tersebut perlu diimplementasikan dalam gerak berjuang Nasyiah, mensosialisasikan dalam gerakan amar ma’ruf nahi munkar, membangun akhlakul karimah di kalangan generasi muda putri Islam berlandaskan Al Qur’an dan Hadits. (sp/pdmkotametro)