Hajriyanto Tohari Memberi Wejangan AMM Depok

Sangpencerah.com – Kajian bulanan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kota Depok seri ke-3 dihelat pada Ahad, 10 Januari 2015 M/29 Rabi’ul Tsani 1437 H di Masjid al Furqon, Pimpinan Ranting Muhamamdiyah Kukusan II, Jl. Juragan Sinda, Beji Kota Depok. Pengajian bulanan yang bersamaan dengan launching seminar pra-Musyda PDM Kota Depok mengangkat tema “Aktualisasi Islam Berkemajuan Dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara Menuju Peradaban Utama”, pada sambutannya Ketua PDPM Kota Depok yaitu Ust. H. Ali Wartadinata mengatakan, berterima kasih kepada Bpk. Drs. H. Hajriyanto Yassin Thoahri, MA yang juga merupakan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas kesediaannya menjadi pembicara pada kesempatan kali ini serta melaporkan bahwa kegiatan AMM Kota Depok relatif baik, dan terus meminta dukungan kepada semua pihak atas usaha AMM Kota Depok dalam menyiapkan kader persyarikatan karena agama Islam merupakan agama yang mempersiapkan kader.

Pada kesempatan itu juga, Ketua PDM Kota Depok yaitu Drs. H Farkhan AR., dalam kata sambutannya menceritakan sedikit sejarah berdirinya Muhammadiyah di Kota Depok hingga kini memiliki 7 Cabang dan 37 Ranting. Selain itu, Kota Depok juga memiliki TK ABA sebanyak 26, MI sebanayak 4, SDM sebanyak 10, Mts sebanyak 2, MA sebanyak 1, SMA sebanyak 4, SMP sebanyak 8, Ponpes ada 1, Panti Asuhan ada 1, Panti Asuhan Cabang Tanah Abang ada 1 dan Balai Pengobatan ada 1 dengan 4 dokter umum serta 2 dokter gigi. Beliau mengapresiasi AMM sebagai inisiator dan eksekutor kegiatan kajian bulanan yang sudah berjalan di tiga bulan ini, serta berterima kasih kepada Bpk. Drs. H. Hajriyanto Yassin Thohari, MA selaku Ketua PP Muhammadiyah yang terpilih pasca Muktamar ke-47 di Makassar beberapa bulan lalu, juga mantan wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014 dan tak lupa mantan Ketua Umum Pemuda Muhamamdiyah periode 1993-1996, dan berdasarkan tema kegiatan insya’a Allah bpk. Drs. H. Hajriyanto Yassin Thohari, MA merupakan sosok yang tepat untuk memberikan pencerahannya.

Kegiatan kajian bulanan AMM Kota Depok, sejatinya merupakan kegiatan rutin Angkatan Muda Muhammadiyah Kota Depok yang terdiri dari Pemuda Muhamamdiyah, Ikatan Pelajaran Muhammadiyah dan Nasyi’atul ‘Aisyiyah yag diselenggarakan sebulan sekali dengan lokasi berbeda berpindah dari cabang satu ke cabang lainnya tiap bulannya. Dan untuk mempersiapkan kegiatan Musyda PDM Kota Depok pada bulan April 2016, akan diselenggarakan pula kegiatan seminar pra Musyda PDM Kota Depok yang direncanakan akan melaksanakan sebanyak 6 kali dengan lokasi pelaksanaan berpindah-pindah pula.

Bpk. Drs. H. Hajriyanto Yassin Thohari, MA mengawali paparannya dengan menyampaikan “Kita meyakini bahwa Islam mengandung ajaran-ajaran yang mendorong umatnya mencapai kemajuan”. Dan memaparkan bagaima kisah dibalik terbitnya Kepres (Keputusan Presiden) bernomor 567 tanggal 27 Desember tahun 1961 tentang pengangkatan K.H. Ahmad Dahlan sebagai pahlawan Nasional, dimana presiden Ir. Soekarno yang juga merupakan menantu dari Bpk Hasan Din yang merupakan ketua Konsul Muhammadiyah Sumatera bagian Selatan, sendiri membaca dengan seksama isi dari Kepres tersebut sebelum ditanda-tangani.

Selain itu, Pak Hajri –begitu sapaan beliau- memaparkan satu-persatu isi kepres itu. Isi dari Kepres tersebut yang menjadi alasan mengapa K.H. Ahmad Dahlan dijadikan pahlawan nasional yaitu pertama, “..memberikan kepeloporan kpd umatnya untuk menyadari bahwa dirinya menjadi bangsa yang terjajah karena itu harus belajar dan berbuat..”. Karena pada saat dahulu banyak elemen bangsa yang tidak merasa sedang dijajah, bahkan rata-rat anak bangsawan disekolahkan dan diberikan fasilitas oleh penjajah. Orang Islam mulai sekolah stelah Kyai Dahlan buat sekolah, dengan gambaran tahun 45-an umat Islam mulai bersekolah, tahun 1980-an universitas islam berdiri.

Dengan rincian kondisi pendidikan umat Islam secara umum sebagai berikut, SD sekitar tahun 1946-1952, lalu SMP sekitar tahun 1952-1955, diteruskan SMA sekitar tahun 1955-1958, lalu sarjana muda sekitar tahun 1958-1963, dan Sarjana sekitar 1967. Dalam selorohnya, Pak Hajri bahkan menyebutkan bahwa “di PP yang Drs, ya Cuma saya . . .”. Selain itu, Kyai Dahlan merupakan sosok yang sedikit pidato, banyak berfikir/merenung lalu aksi maka Kyai Dahlan dikenal dengan “man of action“. Kedua,”. . . mengajarkan Islam yang murni, yaitu ajaran yang mendorong kepada kemajuan, kecerdasan dan berorientasi kepada masa depan. Bukan yang mendorong kepada yang nggak maju-maju. Ketiga, “. . . mempelopori pendidikan yang mencerdaskan. . .” dan terakhir “. . . melalui organisasi aisyiyah, mengajarkan kemajuan kpd wanita . . .”. Kepres tersebut benar-benar mengakui akan aksi nyata dari Kyai Dahlan, begitu tambahan dari Pak Hajri.

Pada kesempatan itu juga Pak Hajri memaparkan apa itu Islam berkemajuan, yaitu (1) Berkemajuan dalam semangat, alam fikir dan senantiasa berorientasi ke masa depan. Ber-Muhammadiyah ya harus maju, degan contoh masjid Muhammadiyah ya bersih-bersih, jamaah banyak, khutbah nya bermutu, betul-betul membimbing dan maju serta yang memberikan optimisme, khotibnya mepersiapkan diri, sekolah-sekolah nya maju, bersih hijau, gurunya digaji baik, dan lain sebagainya. Jangan jumud, terbuka luas, jangan fanatik, jangan islam sontoloyo, Cuma angon bebek 5 ilang 2, atau menata bata 9 jatuh 5, “ itu Islam sontoloyo namanya . . .” seloroh Pak Hajri.

Pandangannya kedepan dan ya boleh sekali-sekali melihat kebelakang, “coba lihat mobil, kaca depannya besar tetapi kaca spionnya untuk melihat kebelakang hanya kecil. . .”. (2) Berkemajuan dalam menjadi lebih baik, ber-Muhammadiyah ya harus meningkat, maju dan tampil yang terbaik. (3) Berkemajuan menjadi lebih unggul. “Islam itu sempurna, yang menyatakan sempurna, ya oleh Allah, tapi ko umat Islam yang menganut agama yang sempurna kok gitu . . .” maka Muhammadiyah sebagai pelopor Islam berkemajuan harus berkompetisi, maka harus pintar, kompetensi bidang ilmu. “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada mukmin yang lemah” sambut Pak Hajri dengan semangat, Islam itu agama kemajuan, yang mengandung ajaran-ajaran kepada kemajuan. Maka jangan memimpin organisasi sekedar kebiasaan tapi harus sungguh-sungguh, bukan sekedar organisasi atau yayasan. “Bagaimana kualitasmu, begitulah orang-orang memperlakukanmu . . .” Pak Hajri menegaskan. Muhammadiyah dalam dakwahnya terus bergerak dan mempersiapkan para kader penerusnya, jadi orang merasa muhammadiyah karena : 1) Pimpinan, 2) Menjadi bagian AUM, dan 3) Hadir di pengajian Muhammadiyah.

“Muhammadiyah itu gerakan, movement, harokah, dan sangat beda sama yayasan . . .” tutup paparannya.

Kontributor : Adi Damanhuri