Empat Etos Untuk Mengelola Amal Usaha Muhammadiyah

RSM Jombang, gedung kebanggaan yang berdiri penuh dengan perjuangan
RSM Jombang, gedung kebanggaan yang berdiri penuh dengan perjuangan

Oleh : A. ZAHRI, S.H, M.HI
Ketua PDM Situbondo (2000 – 2010)

“Amal-usaha”, merupakan kata majemuk yang sangat akrab dan familiar di kalangan Muhammadiyah. ‘Amal’ berasal dari bahasa Arab yang arti harfiyahnya adalah kerja atau perbuatan (baik atau buruk). Namun dalam pemakaiannya sering dikonotasikan pada perbuatan baik: amal shaleh, amal ibadah, amal jariyah dst. Atau dimaknai semua perbuatan dengan niat yang baik dan tujuan yang baik, yang dalam bahasa agama niat ikhlas karena Allah dengan tujuan mendapat pahala dan ridla  Allah swt. Adapun ‘usaha’ dapat diartikan kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran untuk mencapai maksud tertentu atau bekerja dengan maksud mencari untung (bisnis).

Kata amal merekfleksikan nuansa relegius dan berdimensi spiritual. Mengandung tanggung jawab moral  dan ilahiyah seorang  hamba kepada Sang Khalik, melahirkan pahala dan dosa. Berbeda dengan usaha  yang lebih bernuansa keuntungan duniawi dan serba materi. Amal usaha dimaksudkan menghadirkan keseimbangan antara aspek ukhrawi dan duniawi, pahala untuk kepentingan akhirat dan materi untuk kepentingan jangka pendek.

Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terlanjur telah menjadi branding Persyarikatan. Hampir tidak dijumpai  pada suatu tingkat organisasi Muhammadiyah yang tidak memiliki amal usaha, meskipun tingkat kemajuannya berbeda antara satu dengan lainya. Ada amal usaha yang sudah besar dan maju ibarat sebuah mata air, namun tidak sedikit yang hidup segan mati tak mau, mengenaskan dan menghadirkan tetesan air mata.

Agar AUM tidak kehilangan jati dirinya, tetap pada position yang benar,  perlu senantiasa digelorakan etos kerja yang berkeseimbangan (equilibrium), antara aspek ukhrawi dan duniawi, investasi akhirat dan dunia. Namanya saja amal usaha, tentu meniscayakan mendahulukan kepentingan akhirat  (amal) daripada dunia (usaha), bahkan jika orientasi akhirat yang digapai dunia pasti didapat juga. Ibarat menanam padi rumput akan tumbuh juga, tapi tidak terjadi sebaliknya. Yang harus dijaga, jangan sampai hilang ”amalnya tinggal usahanya”. Mengejar untung dunia buntung di akhirat.

Makna amal bukan kerja minimal dan seadanya, namun menuntut dua etos kerja, yaitu kerja ikhlas dan kerja mawas. Kerja ikhlas secara simpel dapat dijelaskan, kerja murni semata-mata karena Allah, tanpa pamrih. Sepi ing pamrih rame ing gawe. Puncaknya, tidak bangga bila dipuji dan tidak kecewa bila dikritisi. Wakafa billahi syahiida = cukup Allah swt sebagai saksi (al Fath :28). Sementara kerja mawas adalah kerja penuh kehati-hatian, jangan sampai menyalahi aturan, baik aturan agama maupun aturan negara. Menyimpangi hukum Allah dan rasul-Nya maupun hukum positif. Terjerumus dalam dosa dan berurusan dengan aparat penegak hukum, polisi, jaksa, KPK dan berujung di hotel prodeo.

Usaha, meniscayakan kerja keras dan kerja cerdas.  Kerja keras, maknanya mengerahkan semua energi yang dimiliki secara maksimal dan optimal; menggunakan waktu dan sumber daya se-efesien mungkin. Dengan ungkapan, ” Dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya”. Atau bondho dengkul muleh mikul (hanya modal otot memperoleh hasil yang besar). Bukan kerja yang santai, ala kadarnya dan asal-asalan. Kerja keras lebih menitik beratkan pengerahan tenaga/energi fisik/otot hard skill, berbeda dengan kerja cerdas yang lebih bernuansa pengerahan energi intelektua dan shoft skill. Kerja cerdas berwujud membuat strategi yang jitu, menejemen modern, nertwoking yang luas, melibatkan tehnologi yang paling mutakhir. Kalaborasi kerja keras dan kerja cerdas akan memperoleh hasil yang maksimal dan optimal.

Kerja cerdas adalah kerja kreatif dan inovatif. Kerja dengan mengoptimalkan kemampuan otak kanan dan kiri. Nalar berfikir kritis dipadu dengan ketajaman naluri bisnis. Kemampuan memenej dan mensinergikan semua potensi sehingga terwujud networking yang kuat dan luas, menyerap tehnologi terkini (high tech) yang menghasilkan high efeciensy (penghematan) and fast growing (pertumbuhan yang cepat).

Bila AUM dikelola dengan etos kerja ikhlas, kerja mawas, keja keras dan kerja cerdas dapat dipastikan akan terus berkembang dan berjaya, memberi manfaat yang besar pada banyak orang dan menjadi baqiyatus sholihah (investasi jangka panjang) bagi   para aktivisnya untuk dinikamati di alam akhirat kelak. Walla a’lam bishawab.