“Matahari-Matahari Kecil Muhammadiyah”, Puisi Penggugah Jiwa Dari Sulawesi Utara

SangPencerah.com- Musyawarah Wilayah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Sulawesi Utara telah dilaksanakan dengan sukses beberapa waktu lalu di Kotamobagu. Satu hal yang mengesankan dari penyelenggaraan musywil adalah dibacakannya sebuah puisi penggugah jiwa karya sastrawan muda yang juga aktivis Muhammadiyah Sulawesi Utara,  Awien S.J.T,  berikut puisi tersebut:

Matahari-Matahari Kecil Muhammadiyah

Oleh. Awien S.J.T (Sudarwin Tompunu)

Tajam Sinarmu menghujam ke dasar jiwa
Menembus sukma
Merajut tenunan kalbu
Meramu Ruh dan Materi
Kami lahir dari rahim Aisyiyah
Tumbuh dan besar berbalut kasih Muhammadiyah
Meneguk cinta Pemuda dan Nasyiah
Dibelai mesra tapak suci putera Muhammadiyah
Beralmamater Mahasiswa Muhammadiyah
Berlari-lari kecil di taman syuhada mungil pelajar Muhammadiyah
Kini…
Tak terhitung jumlah kami
Menghentak ubun-ubun di rumah sakit Muhammadiyah
Menjadi Alumnus amal usaha pendidikan Muhammadiyah
Tergugah jiwa kami mendengar kisahmu itu
Terperangah batin kami mengetahui perjuanganmu itu
Tersungkur intelektualitas kami mengetahui pengorbananmu
Tersadar spritualitas kami merasakan sari hakikat nasihatmu
Yaitu…
Saat K.H Ahmad Dahlan terusir dari Negerinya
Ditampar di tengah majelis
Terjatuh surbannya
Taman Pengajiannya dihancurkan
Dituduh kafir
Disangka sesat
Yaitu…
Saat Presiden Soekarno berwasiat
Andaikan tidak terlarang, maka saat ajalku menjelang, tutupkan jenazahku dengan kain bertuliskan Muhammadiyah sebagai kafanku.
Yaitu…
Saat Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, dan Kahar Muzakkir menggugat
Letakkan sila ke lima Pancasila itu pada sila pertama
Ketuhanan yang maha kuasa
Menjadi ketuahanan yang maha esa
Demi menyelamatkan tauhid bangsa
Yaitu, saat Pak A.R. Fachruddin menjadi pimpinan ranting setelah menjabat amanah pimpinan pusat
Kini…
Di pintu gerbang Sulawesi Utara
Tepatnya 16-18 Rabiul Akhir 1437 Hijriah
26-28 Januari 2016 Milladiyah
Di tanah jajahan Belanda dan Portugis engkau bersyariat
Di tanah totabuan
Sinar Muhammadiyah bertaburan
Jika nanti kita dikumpulkam di padang Mahsyar
Yaitu saat matahari sejengkal di atas kepala
Semoga Allah SWT menjadi saksi perjuangan suci
Matahari Muhammadiyah penyejuk hati

Saat puisi ini dibacakan, banyak peserta, penggembira maupun tamu undangan yang hadir terkesan. “Saat mendengar puisi ini dibacakan, semua peserta musywil sangat terharu, bahkan beberapa peserta tak kuasa menahan air mata, termasuk saya”, kata  Rum Sahatrum Lalangki mengungkapkan testimoni usai mendengar puisi ini. (sp/juwita)