Musywil Muhammadiyah Jawa Tengah Usung Dakwah Kultural

Ada pemandangan tak biasa dari pagelaran Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-47 Muhamamdiyah Jateng yang digelar di Kudus. Selain diramaikan warga Muhamamdiyah, acara musywil yang baru pertama di gelar di Kudus ini melibatkan atraksi barongsai, yang identik dengan tradisi Tionghoa.

Tak cukup disitu, Muhammadiyah juga menggelar pementasan wayang kulit menghadirkan tujuh orang dalang. Tujuh dalang yang bakal tampil salah satunya dalang kondang Ki Joko Edan (Joko Hadiwijoyo).

Enam dalang lainnya yaitu Teguh Supriyanto, Ketut Budiman, Yazid Jamil asal Semarang, Dwi Puspita Ningrum asal Purworejo, Sunan Sunhaji asal Purwokerto, dan Sudana Harun Arrosyid asal Karanganyar.

Mereka akan berkolaborasi mementaskan lakon Wahyu Jimat Kalimasada di Alun-alun Kota Kudus, Sabtu (19/12) malam. Pementasan barongsai dan wayang kulit bukannya tak mendapat pertentangan dari kader Muhammadiyah. Tak sedikit yang mempertanyakan mengapa Muhammadiyah bisa meloloskan pentas Barongsai dan Wayang Kulit.

Muatan Dakwah

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jateng Masmun Thalib tak menampik adanya penolakan dari sejumlah kader. Menurut dia, pementasan barongsai dan wayang kulit tak lepas dari upayah Muhamamdiyah dalam melakukan dakwah kultural.

“Ada yang khawatir jika muatan dakwahnya akan berkurang, yang banyak justru muatan maksiatnya. Ini yang perlu disadari bersama bahwa dakwah kultural juga bisa menjadi jalan Muhammadiyah dalam syiar agama,” katanya.

Masmun menambahkan, kesenian barongsai saat ini telah diakui sebagai cabang olahraga. Salah satu pelatih kelompok barongsai Satya Dharma yang pentas pada pawai taaruf, Kamis (17/12) sore, di Alun-alun Kota Kudus adalah kader Muhamamdiyah.

Tujuh dalang yang akan pentas Sabtu malam, lanjut Masmun, juga kader Muhamamdiyah. Termasuk juga artis ibu kota pasangan Anang – Ashanty dan Desi Ratnasari, serta Yayuk Basuki yang akan menyapa warga Kudus, Sabtu siang. (sp)