Di Kamboja, Ketua Pemuda Muhammadiyah Bicara Agama Solusi Perdamaian


sangpencerah.id – Dahnil Anzar Simanjuntak mengkampanyekan pentingnya agama sebagai solusi
perdamaian dunia. Hal itu disampaikan Dahnil yang juga ketua umum
Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah saat menyampaikan persentasinya pada
kemah pemuda yang bertema “Multi-Religious Youth Action to Overcome
Violent Religious Extremism” di Kamboja, Selasa (8/12).

Dahnil
menyampaikan perlu dipahami Asia adalah benua dengan tingkat keberagaman
yang sangat tinggi. Menurutnya, keberagaman Asia harus dijadikan
kekuatan, bukan kelemahan. “Hal itu menyadari kita bahwa berbeda dan
menghormati perbedaan tersebut adalah modal dasar Untuk melawan
ekstrimisme dan terorisme yang telah membajak agama dan melabeli agama
identik dengan kekerasan,” kata Dahnil.

Menurut Dahnil, pemuda di
Asia dan pasifik harus lebih banyak membangun “mutual understanding”
melalui dialog dan memanfaatkan keindahan keberagaman Untuk mendorong
aksi bersama melawan extrimisme. “Karena Korban dari extrimisme
kebanyakan adalah anak muda maka anak muda Asia dan pasifik melalui
organisasi keagamaan harus saling terhubung dan membangun jejaring yang
kuat,” ujarnya.

Dahnil juga mengajak pemuda lintas agama di Asia
dan pacifik Untuk membuat aksi bersama yang diadaptasi dari program
interfaith yang dirancang oleh Pemuda Muhammadiyah, yakni: “Clean, Pray
and Love” Movement. Gerakan ini adalah gerakan lintas agama di mana
beberapa pemuda lintas agama berkumpul bersama dan melakukan kegiatan
kesukarelawanan seperti membersihkan masjid, gereja, kuil, dan tempat
ibadah lainnya, sebagai bentuk aksi bersama dan mempererat persaudaraan
antar sesama umat beragama. Melalui Gerakan yang diinisiasi Dahnil ini,
diharapkan terbangun komunikasi yang baik antarpemuda lintas agama di
seluruh Asia dan pacific.

Kemah pemuda yang dilaksanakan pada
7-10 Desember 2015, di Hotel SenHan, Phnom Penh, Kamboja diikuti oleh 65
orang pemuda yang mewakili organisasi lintas agama dari 16 negara Asia
dan pasifik yang bergabung dalam jejaring Religion for Peace Asia and
Pacific Interfaith Youth Network (RfP-APYIN) yang saat ini dipimpin
Dahnil.

Religion for Peace adalah organisasi lintas agama yang
telah berdiri sejak 1970, dan berkantor pusat di New York. Religion for
Peace memiliki komitmen Untuk melakukan dialog lintas agama Untuk
memaksimalkan peran agama yang mempersatukan untuk perdamaian dunia.
Beberapa tokoh penting yang memiliki pengaruh di Religion for Peace yang
berasal dari Indonesia adalah Almarhum Lukman Harun (mantan ketua
Muhammadiyah yang juga mantan ketua umum Pemuda Muhammadiyah), Almarhum
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (mantan presiden RI yang juga mantan
ketua nmum NU), Din Syamsudin (mantan ketua umum MUI yang juga mantan
ketua umum Muhammadiyah).(rol/sp)